Kemudian dengan perlahan aku bangkit dan duduk disisinya sambil terus
mencium bibirnya dengan lidahku mulai menyerang rongga mulutnya untuk
bertemu dengan lidahnya yang mulai membalas permainanku. Semakin lama
permainan lidahnya semakin liar diiringi dengan dengusan nafasnya yang
mulai tidak teratur. Aku tahu kalo Suci mulai terangsang, dan pelan2x
mulai ku belai payudaranya yang terasa semakin kencang dari luar
kaosnya.
? Ah..oh?.oh??.?, suaranya merangsang ketika aku mulai menciumi lehernya yang putih dan harum itu.
? Oh?.oh??oh?.oh?.?, Suci semakin terangsang ketika tangan kananku sudah
masuk kedalam kaosnya dan membuka pengait BH-nya. Kemudian ketika
pengait BH-nya telah terbuka, Suci dengan cepat membuka kaos yang
dipakai dan melemparkannya jauh2x. Seketika itu juga aku melihat dua
gunung kembar yang putih dengan puting berwarna merah muda serta tubuh
putih tanpa cacat yang sangat menggairahkan. Tanpa menunggu lama, ku
mulai penjelajahanku ke dua bukit kembar itu. Mula2x lidahku menjilat
puting sebelah kanan sambil tangan kiriku memilin puting sebelah kiri
dan terdengar lirih,?Oh?..uh?.trus, tyo?.ah?..?.
Aku sengaja membuat Suci melayang didalam kenikmatan, dengan terus
menjilat dan mengulum payudara dan daerah dekat ketiak yang merupakan
salah satu daerah erotis wanita pada umumnya. Kucium bau harum tubuhnya
yang membuat aku lebih terangsang dan ?junior?ku semakin tegak berdiri.
? Tyo?.ohhh?.enak??trus??.?, erangannya bertambah keras?
? Isap trus?..yang kanan?.ohhhh?..ahh?..?.
Secara perlahan aku jilati daerah belakang kupingnya agar Suci bertambah
nafsunya. Dan benar saja, tak lama kemudian dia mulai meraba daerah
selangkanganku dan mulai meremas ?junior? ku dari luar celana pendekku.
? Tyo?buka celananya??, sambil menarik celana pendek dan cd ku.
? Ohh?.?, sambil dia memegang ?junior?ku yang berukuran sedang2x saja.
Suci mulai mengocok dan meremas ?junior?ku dengan lembut yang membuat nafsuku semakin naik dan naik lagi.
? Tyo?.ayo masukkin?.aku udah gak tahan lagi?.?
? Sabar, Ci?.aku belum puas menjelajahi tubuhmu?.?
? Kamu nikmati aja,Ci?..aku akan buat kamu melayang?.?,kataku untuk menunda coitus.
Karena dalam prinsipku, aku tidak akan memasukkan ?junior?ku sebelum aku men?jilmek? dan di?karaoke? terlebih dulu.
Hanya suara lenguhan dan erangan yang keluar dari mulut Suci ketika
jilatanku mulai turun kearah perut dan pinggangnya. Dengan posisi
terlentang dan kaki terjuntai ke lantai, Suci terus menggeliat tidak
karuan. Ciuman dan jilatanku terus turun dan telah sampai di
selangkangannya yang masih tertutup CD. Kucium CD-nya dan terasa sudah
basah yang menandakan Suci sudah sangat terangsang. Pelan2x kutarik
CD-nya sambil kuangkat kedua kakinya untuk memudahkan melepas CD-nya.
Setelah CD-nya terbuka terlihatlah vagina yang merah serta daging kecil
ditengahnya yang mengkilat karena sudah basah oleh cairan birahinya dan
ditumbuhi bulu yang tipis dan rapi. Kujulurkan lidahku untuk mencicipi
cairah birahinya tetapi tiba2x.
? Mau apa kamu?tyo??, dia bertanya dengan mata yang sudah sayu karena menahan birahinya.
? Apa kamu belum pernah di ?jilmek?,Ci ?, aku bertanya dengan keheranan.
? Belum?.kan kotor, tyo?, dia menjawab sambil bangkit untuk duduk ditepi tempat tidur.
Aku tidak menjawab dan terus menjilati vaginanya yang harum dan
menggugah selera. Tak lama kemudian terdengar suara,? Ahhhh?..geli
banget, tyo?.tapi enak?.?. Dengan bertumpu dengan kedua sikunya, Suci
melihat aku sedang menjilati vaginanya. Kubuka lebar kedua kakinya agar
aku lebih mudah untuk menjilat vaginanya dan menghisap klitorisnya.
? Uhhh?.enak banget,tyo?..Ohhh?..terus?.
? Yes?yes?.ohhh?..ahhh?..ahhhhhh??..uhh..?.
Hanya suara itu yang terdengar di kamarku, aku semakin semangat untuk
dapat memuaskan Suci dengan meng?oral?nya. Kira2x 10 menit aku jilati
dan hisap vaginanya yang legit itu, akhirnya Suci mencapai klimaksnya.
? Ahhh?.trus?ahhh?.bentar lagi ku keluar?..ohhhh?.?.
Sambil menahan kepalaku agar tidak lepas pangkal pahanya, akhirnya dia menjerit tertahan sambil mengangkat pantatnya.
? Ohhh?.tyo?aku keluar?..?.
? Gila kamu?.enak banget?..?.
Jari tengahku mulai aku masukkan dan kukocok ke dalam vaginanya sambil
terus menjilati cairan putih yang keluar sampai tidak tersisa lagi.
? Tyo?.udah?ah?, Suci mengeluarkan suaranya sambil menarik kepalaku dari jepitan pahanya.
Aku berdiri dan tanpa menunggu, Suci langsung memasukkan ******ku
yang sudah tegang ke dalam mulutnya. ******ku terasa hangat dalam rongga
mulutnya. Dia mulai menjilati dan mengulum ******ku dengan perlahan
seakan-akan dia menikmati sebuah es cream yang lezat rasanya.
? Ohh?enak,Ci?.?, aku mendesah.
Semakin lama gerakan mulutnya semakin cepat mengocok ******ku dan
benar2x membuat aku sedikit kewalahan. Aku takut kalo saja tak bisa
menahan keluarnya air maniku, sehingga aku meminta Suci untuk menjilati
kantong biji pelerku.
? Ci?..ci??ahhhh??oooohhhhhh?, erangku sambil menahan air maniku agar
tidak keluar dulu. Kulihat Suci dengan telaten menjilati dua bolaku dan
batang ******ku. Terlihat kedua pipinya kempot ketika menghisap dan
mengocok ******ku sambil jemarinya bergerilya di kantong biji pelerku.
Lebih dari 15 menit, dia meng?karaoke?ku, tetes keringat yang mulai
membasahi tubuhnya dan air ludahnya diseputar bibirnya yang sedang
terlihat asik dengan mainannya.
? Masukkin punyamu sekarang, tyo?..?, dia berkata
Suci langsung memposisikan dirinya terlentang dengan kedua kakinya
ditekuk dan dibuka lebar. Aku mulai menaiki dirinya dan pelan2x
kumasukkan ?junior?ku ke dalam gua yang hangat.
? Ahhhhhh?????.mmmm?, suara Suci ketika batang ******ku mulai masuk
kedalam vaginanya. Kutekan terus perlahan ******ku dan akhirnya??
? Ohhhh?..mpff??.ooohhh?.?,suaranya ketika ******ku sudah mentok.
Perlahan mulai kukocok ******ku dan makin lama semakin cepat. Kedua
tangan Suci memeluk pinggangku seakan akan takut ******ku lepas dari
vaginanya.
? Oh?.enak banget, tyo?lebih cepet?.?.
Dua puluh menit sudah berlalu dan..
? Aku mau keluar?tyo?terus??, desahannya semakin membuat aku tambah
mempercepat kocokannku. Dan akhirnya dengan mencakar pinggangku dan
mengangkat pantatnya, Suci berteriak ,? Ah?aku keluar, tyo??. Terasa
cairannya membasahi batang ******ku dan terasa hangat.
Selanjutnya, Suci kuangkat tanpa mencabut ******ku yang masih berada
di dalam vaginanya. Sekarang posisi Suci berada diatasku dengan posisi
jongkok dan mulai menaik turunkan pantatnya. Keringat mulai menetes dari
dahi dan tubuhnya dan membuat dia semakin menggairahkan.
? Oh?mmm?oh?.?, gumamnya sambil terus goyang turun naik dan sesekali
membuat gerakan memutar serta gerakan maju mundur yang membuat ******ku
seperti dipijat dan diperas.
? Uhh?enak banget, Ci ?
? Ya?goyang terus?.?.aku mulai melenguh karena terasa enak sekali.
? Oh, tyo?aku mau keluar lagi??, sambil mempercepat gerakannya.
Akhirnya pertahanannya jebol untuk yang kedua kali bersamaan dengan ia
menekan memeknya dalam2x sampai ******ku mentok selanjutnya ia rebah
diatasku. Napasnya tidak teratur dengan mata tertutup menikmati orgasme
yang kedua dan membuat ia lemas. Padahal hanya sepuluh menit saja Suci
dengan posisi diatas.
? Udah capek, Ci?? ?, aku bertanya
? Udah?tapi enak banget, tyo?dan aku mau lagi??
Kupikir gila juga nich cewek, udah dua kali orgasme ternyata dia belum puas juga.
? Ci, apa kamu belum pernah seenak ini ? ?.
? Belum??, Suci menjawab singkat sambil berdiri dan mengambil kaos untuk menyeka keringat di tubuhnya dan memeknya yang basah.
Setelah selesai menyeka keringatnya, Suci langsung menungging di depanku
dan dengan nada menggoda dia berkata, ? Ayo?tyo..aku udah siap ?.
Melihat memek yang merah ada didepan mataku dan sangat menggairahkan,
aku langsung bangkit dan memposisikan diri untuk menusuknya dari
belakang. Dan?
? Oh?yes??, Suci melenguh ketika ******ku mulai masuk kedalam memeknya.
? Tyo?puaskan aku?oh??
? Kocok yang kenceng?oh??
Kira2x hanya tiga menit kemudian Suci mengalami orgasme yang ketiga dan
sepertinya dia masih ingin mendapatkan orgasme beberapa kali lagi. Tanpa
memperlambat kocokanku, Suci mendapatkan orgasme yang keempat dalam
posisi Doggy Style.
Tubuhku sudah basah oleh keringat, tapi rasa orgasmeku masih terasa
jauh sehingga aku minta istirahat dulu sejenak. Kembali aku tiduran dan
Suci ada disampingku. Suci tidak diam begitu saja tapi dia mengocok
******ku sambil sesekali mengulum dan menjilati batang ******ku yang
masih berdiri dengan tegaknya.
Setelah satu batang rokok kuhabiskan, Suci kuminta untuk memiringkan
posisi tidurnya karena aku akan menyetubuhinya dari arah belakang.
Dengan kaki kanannya kuangkat agar aku bisa memasukkan ******ku ke dalam
memeknya yang sudah agak kering sehingga terasa rapat kembali.
? Oh?ah?mmm??, kembali suara Suci yang merangsang terdengar lagi.
? Enak, tyo?kamu hebat??
Kukocok terus memeknya dan kira 10 menit kemudian terasa aliran air maniku mulai memenuhi batang ******ku, dan?
? Ci, aku udah mau keluar?nich..? suaraku bergetar sambil menahan orgasmeku
? Keluarin di dalam apa diluar?oh ??
? Di dalam aja, tyo?aku lagi gak subur?oh?? jawabnya sambil terengah-engah.
? Tahan dulu, tyo?ahh?.aku juga mau keluar lagi??, nadanya agak keras
menandakan Suci juga hampir mencapai orgasmenya yang kelima kalinya.
? Oh?trus?trus?kocok terus??, erangnya, sambil tanganku mengocok clitorisnya untuk menambah sensasi orgasmenya.
Akhirnya kami keluar bersamaan dan kusemprotkan air maniku
sebanyak-banyaknya didalam memeknya sekuat tenaga dan Suci mencakar
pahaku yang melukai pahaku. Terlihat sekali Suci menikmati orgasmenya
dengan memejamkan matanya sedangkan ******ku kubiarkan masih berada di
dalam memeknya beberapa saat dan terasa vaginanya menyedot-nyedot
******ku seakan tidak mau ada air maniku yang tersisa. Tiba2x dia
bangkit dan langsung menjilati sisa air maniku yang ada di batang
******ku.
? Oh?Ci?geli banget??, aku berteriak sambil menggelijang menahan rasa geli.
? Makasih ya, tyo?udah buat aku puas banget?.?, dia berkata sambil tersenyum.
Jam sudah menunjukkan pukul 5 akhirnya aku dan Suci tertidur tanpa
mengenakan sehelai benang pun dan secara tidak langsung mulai malam itu
kami berpacaran. Aku sudah dapat membayangkan kalo hari2x esok akan
dipenuhi oleh kenikmatan yang tiada tara yang diberikan oleh pacarku,
Suci.
Masa liburan kuliah sudah habis, dan aku sedang dalam perjalanan
kembali ke Yogya dari ibukota dengan menggunakan kereta api.
Diperjalanan aku membayangkan akan bertemu kembali dengan pacarku, Suci.
Bayangan akan hangatnya tubuh Suci di ranjang memadu kasih dan birahi.
Sudah hampir 2 minggu aku tidak bertemu dengannya. Cairan maniku serasa
sudah penuh dan siap untuk ditembakkan ke dalam vaginanya.
Akhirnya jam 5 pagi kereta telah sampai di stasiun Tugu, aku turun dan
mencari sosok pacarku, Suci yang menjemputku. Tiba2x aku dikagetkan oleh
pelukan dari belakang tubuhku dan kutahu adalah Suci.Tanpa rasa sungkan
dia menciumku di lihat orang banyak yang ada di stasiun itu.
? Tyo?aku kangen banget?.?, dengan nada manja, Suci merangkulku
? I miss you too, Ci?..?, sambil kuberi ciuman di pipinya
Selanjutnya kami berjalan ke tempat parkir motor sambil berangkulan mesra seakan-akan sudah lama tidal bertemu.
? Kita, langsung ke tempatku atau mau kemana, Ci??, aku bertanya, dan
dengan cepat Suci menjawab, ? Gimana kalo kita ke Kaliurang dulu???. Dan
aku tahu, dia menginginkan suasana yang berbeda untuk memadu kasih.
Kira2x perjalanan ke Kaliurang kita tempuh dalam waktu 45 menit, dan
langsung cek in di villa langganan kami. Kamar berukuran 4 m x 5 m
dengan tempat tidur yang besar dan sofa dilengkapi teras yang menghadap
Gunung Merapi yang menambah suasana romantis. Segera aku mandi untuk
membersihkan badan agar terasa lebih bugar. Selagi aku sedang handukkan,
tiba2x pintu kamar mandi terbuka, dan kulihat Suci sudah dalam keadaan
tanpa sehelai benangpun dan berjalan menghampiri aku.
? Tyo?aku mau ini??, sambil tangannya memegang ?junior? ku yang masih
tertidur. Dan selanjutnya, Suci berjongkok di hadapanku dan langsung
menjilati seluruh batang ******ku. Sepertinya dia merindukkan bukan
hanya diriku tapi juga ******ku.
? Ohh?Ci?auw??, erangku ketika dia mulai memasukkan ******ku ke dalam
rongga mulutnya dan terasa hangat dan basah batang ******ku. Suci terus
mengocok ******ku dalam mulutnya dan sesekali dijilatinya batang dan
kantong pelirku. ******ku semakin berdiri tegak tapi Suci sepertinya
belum puas dan terus mengulumnya. Kadang ******ku dimasukkan dalam
mulutnya sampai menyentuh tenggorokannya. Air ludahnya sudah berlumuran
di tepi bibirnya dan membuat aku benar2x tak tahan dengan perlakuannya.
? Ci?stop,Ci?aku gak tahan??
Dia diam saja dan semakin mempercepat kocokan mulutnya.
? Ci?aku keluar?ahh?.uhhh?.?, jeritanku tertahan, dan akhirnya air mani
yang tersimpan hampir 2 minggu tumpah semua ke dalam mulutnya. Suci
masih belum melepaskan ******ku dari mulutnya, dan terlihat air maniku
keluar dari sisi bibirnya karena tidak tertampung di dalam rongga
mulutnya. Kakiku sampai bergetar menahan sensasi yang dibuat olehnya.
Suci menjilati ******ku hingga bersih dan dia menjilati air maniku yang
tersisa di tepi bibirnya untuk ditelannya. Setelah itu, dia langsung
mandi dan memintaku untuk istirahat sejenak sambil minum kopi sebelum
dilanjutkan ronde berikutnya.
Lima belas menit berlalu dan akhirnya Suci keluar dari kamar mandi
dengan tubuh bugil. Rambut yang sebahu agak basah yang membuat wajahnya
lebih menggairahkan. Kemudian dia membakar sebatang rokok dan duduk di
atas tempat tidur. Setelah menyeruput kopi yang tersisa, aku langsung
menuju sofa di samping tempat tidur dan tercium bau harum dari tubuh
Suci. Tidak lama kemudian, dengan badan yang tidak tertutup apa-apa Suci
bangkit dari tempat tidur dan menghampiriku. Ia langsung naik keatas
sofa dan berdiri di hadapanku dengan vagina yang merah dan ditumbuhi
jembut tercukur rapih. Aku tahu yang dia mau, perlahan aku jilati
memeknya dan kuhirup bau khas yang keluar dari memeknya. Kedua tangannya
memegangi kepalaku dan kadang-kadang menjambak rambutku serta mendorong
kepalaku agar lebih menempel di memeknya.
? Oh?jilat trus, tyo??, suaranya lirih terdengar.
Dengan posisi kepala seperit itu, kurasa rasa nikmat yang kuberikan
tidak maksimal sehingga aku minta Suci untuk duduk di sofa dengan kedua
kakinya diangkat dan dibuka lebar-lebar. Suci kemudian duduk dan segera
kucium bibirnya dan lidahku mulai bergerilya dalam mulutnya. Lidah kami
bertautan sedang tanganku mulai menjamah kedua bukit yang terasa kencang
dengan putting yang telah berdiri tegak minta di kulum. Setelah puas
bermain lidah di dalam rongga mulutnya, kemudian secara perlahan-lahan
lidahku mulai menelusuri leher jenjangnya menuju belakang telinganya.
Sepertinya Suci sudah tidak dapat menahan gelora birahinya.
? Uhh?Tyo, puaskan aku?.jilat lagi memekku?.ohh?.?
Lidahku mulai turun ke perut dan bermain sebentar di lubang pusarnya dan
terus kucium pangkal pahanya tanpa menyentuh memeknya yang membuat Suci
sedikit marah.
? Ayo Tyo?jilat memekku?!! ?, dengan nada agak keras.
Aku diam saja, dan terus melanjutkan menjilati kedua betisnya dan turun
ke jari2x kakinya. Satu persatu jarinya kujilat dan kuhisap yang
menambah sensasi birahinya. Dia sudah terlihat tidak sabar dengan
jarinya sudah mengocok sendiri klitorisnya sambil terus mengeluarkan
suara yang merangsang. Pada saatnya jilatanku mulai naik kembali ke arah
pahanya yang akhirnya sampai ke memeknya yang sudah basah sekali.
Kujilati memeknya secara perlahan dan kadang2x klitorisnya ku sentuh
dengan ujung lidahku.
? Ohh..tyo?isap klitku?please??
? Aku udah gak tahan, tyo?terus??
Kedua tangannya memegangi dan menekan kepalaku sehingga membuat aku
kesulitan untuk bernapas. Lidahku terus menjilati klitnya sembari jari
tengahku terus menusuk-nusuk lubang memeknya. Sekitar 15 menit, aku
menjilati memeknya dan akhirnya Suci berteriak dan menggeliat menandakan
dia sudah mencapai orgasmenya yang pertama.
? Tyo?.aku keluar?.uh?enak banget, tyo??
Keringat terlihat mengalir di tubuhnya dan matanya menjadi sayu setelah orgasme yang diinginkan telah tercapai.
Kemudian aku berdiri tepat didepannya, dan ******ku langsung dipegang
dan dimasukkan ke mulutnya. Nafsunya seperti sudah mencapai puncaknya,
Suci mengulum dan mengocok ******ku dengan cepat. Perlakuannya membuat
aku bertahan sekuat tenaga agar air maniku tidak keluar lebih dulu.
Sepertinya dia tahu hal itu, segera dia memposisikan diri menungging di
sofa tersebut dengan kaki kiri ditekuk di atas sofa. Segera kuhunjamkan
******ku dari belakang sekuat tenaga dan sampai terasa menyentuh dinding
rahimnya.
? Ahh?******mu oh?, tyo?.?
? Trus?kocok yang kenceng?tyo??, Suci mengerang keenakaan
Setiap kali ******ku menusuk memeknya, bersamaan pula Suci menggerakkan
mundur pantatnya sehingga ******ku dapat masuk ke rongga memeknya secara
maksimal.
? Plek..plek..plek??, bunyi yang terdengar antara pantatnya dan
selangkanganku bertemu. Tak lama Suci sudah mendapatkan orgasmenya yang
ke-2 dan aku tahu bahwa perjalananku masih panjang karena Suci tak akan
puas bila hanya mendapatkan orgasmenya kurang dari 5 kali.
Peluh sudah membasahi tubuhku dan kakiku terasa lemas karena harus
menyetubuhinya dengan posisi berdiri. Tanpa melepaskan ******ku, aku
pegang perutnya dan aku putar sehingga Suci berada membelakangiku
sedangkan aku duduk di sofa. Sekarang Suci berada diatasku dan menduduki
******ku dengan kedua kakinya diangkat ke sofa. Dengan posisi seperti
ini, aku dengan leluasa dapat meremas kedua payudaranya dan mengocok
klitnya. Suci mulai menaik turunkan pantatnya sambil sesekali bergerak
maju mundur dan memutar. Kembali ******ku seraya di peras dan dipijit
sedemikian nikmatnya.
? Enak, tyo???, belum sempat ku jawab dia sudah berkata lagi, ? Jangan keluar dulu ya, tyo?aku masih mau lagi?ohh..?
Semakin lama gerakannya semakin cepat, dan semakin tidak karuan
menandakan orgasmenya yang ketiga sudah hampir dekat. Kupercepat
kocokanku di klitorisnya dan satu tanganku lagi meremas-remas
payudaranya.
? Trus remas tetek-ku, tyo?yang keras?kocok klitku?.trus??
? Aku udah hampir keluar lagi?.oh?uh?oh?.? ceracaunya sudah tak terkendali.
Hampir 20 menit, aku melakukannya dengan posisi ini dan akhirnya
kurasakan cairan hangat keluar dari vaginanya dan membasahi seluruh
batang ******ku. Dengan napas tersenggal-senggal, akhirnya Suci orgasme
lagi.
? Tyo?aku keluar lagi?nikmat banget?.trima kasih ya??
Lalu ia berdiri ,terlihat cairannya menetes keluar dari memeknya, untuk
mengambil segelas air dan diteguknya. Kemudian ia masuk ke kamar mandi
untuk buang air kecil sambil membersihkan vaginanya.
Aku masih duduk disofa dengan ?junior? ku masih berdiri tegak sambil
menghisap sebatang rokok Mild. Suci keluar dari kamar mandi dan
menghampiriku, serta jongkok di hadapanku. Kembali dia menjilati
******ku, hanya sebentar dan dia naiki ke pangkuanku sambil mengarahkan
******ku ke lubang memeknya.
? Bless?? perlahan-lahan ******ku masuk ke dalam memeknya yang terasa kering karena baru saja dibersihkan.
? Uh?aku akan buat kamu puas, Ci ?, setelah kurasakan ******ku mentok di
dalam memeknya. Perlahan Suci menggoyangkan pantatnya sambil ia
menghisap rokokku yang belum habis. Diselingi ciuman di bibirnya,
pelan-pelan tapi pasti memeknya mulai mengeluarkan cairan pelumas
sehingga gerakkan keluar masuk ******ku semakin lancar.
? Tyo?aku kok bisa kuat seperti ini ??
? Pacarku yang dulu gak pernah sekuat ini ?, akhirnya Suci baru bicara mengenai kehidupan seksnya dengan pacarnya terdahulu.
Aku tidak menjawab pertanyaannya tapi kupercepat gerakanku mengocok
memeknya dengan menahan bongkah pantatnya yang sexy. Tidak lama kemudian
erangan dan lenguhannya mulai terdengar lagi.
? Oh?trus?entotin aku yang cepet, tyo?oh?.?
Jika gerakanku berhenti, maka Suci yang menaik turunkan pantatnya
sehingga rasa nikmatnya tidak terputus. Dengan irama yang semakin lama
semakin cepat, Suci akhirnya mendapatkan orgasmenya yang keempat.
? Tyo?aku keluar lagi?nikmat?uh??
? Ayo?tyo, keluarin punyamu?kita keluar bareng ya??
Segera aku angkat tubuhnya dan kugendong dia dengan kakinya menjepit
pinggangku sementara tanganku menyangga pantatnya. Sambil berjalan ke
arah tempat tidur, kunaik turunkan pantatnya sehingga aku menyetubuhinya
dengan posisi berdiri. Ku pepetkan tubuhnya dengan dinding dekat tempat
tidur sambil terus kuhunjamkan ******ku keluar masuk memeknya. Ternyata
dengan posisi seperti ini, Suci bisa mendapatkan rangsangan yang hebat
dan dia mendapatkan orgasmenya yang kelima.
? Tyo?aku udah keluar lagi?aku udah puas, tyo??
? Sekarang giliran kamu?ayo, tyo?aku udah capek??, dengan nada lirih seperti sudah tidak ada tenaganya lagi.
Selanjutnya, Suci kurebahkan di kasur dan ku entot dengan gaya
konvensional. Kedua kakinya diangkatnya dan di buka lebar-lebar agar
******ku dapat menusuk memeknya dengan leluasa. Aku memang sudah tidak
tahan ingin memuntahkan air mani yang dari tadi sudah ingin menjebol
pertahananku. Kukocok dengan cepat dan keras, dan tidak terasa keringat
sudah membasahi tubuhku dan menetes ke tubuh Suci. Terdengar suara Suci
yang tidak karuan serta napas yang tersenggal-senggal menambah suasana
menjadi lebih menggairahkan. Lima belas menit aku kocok terus, akhirnya
pertahananku jebol juga ,? Oh?Ci?aku mau keluar?.?
? Ya, tyo?aku juga mau keluar?kocok terus?.Ohhh??.
Suci menggelijang dan mengangkat pantatnya menandakan dia sudah keluar
terlebih dulu sedangkan aku baru keluar kira2x tiga detik kemudian. Tiga
kali tembakan air maniku didalam memeknya dan kubiarkan ******ku
didalam memeknya dan terasa menyedot-nyedot ******ku. Sebelum ******ku
mengecil, Suci bangkit dan mengulum ******ku dan terasa sangat geli
sekali. Ini adalah ritual kebiasannya setelah aku mengalami ejakulasi
setiap kali kami bersetubuh. Dengan tersenyum, dia berkata, ? Kamu
bener-bener hebat, tyo??.
? Aku mau main di teras nanti malam, tyo??, dia berkata sambil
melepaskan ******ku setelah puas menjilatinya hingga bersih kembali.
Dan akhirnya kami tertidur dengan tubuh telanjang sambil berpelukan
untuk mempersiapkan pertempuran selanjutnya yang pasti lebih melelahkan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar