Cium Man Cium...isaplah, mainkan sayang ...?" Pintanya.
Baru aku mengerti, Bu Maya mengajak aku ketempat ini sekedar
melampiaskan nafsunya. Sebagai laki-laki normal, karuan saja aku
bereaksi, kejantananku hidup dan bergairah. Siapa nolak diajak kencan
dengan wanita cantik dna seksi seperti Bu Maya.
Kupegangi tetek
Bu Maya yang montok itu, kujilati putingnya dan kuisap-isap. Tampak
nafas Bu Maya ter engah-engah tak karuan, menandakan nafsu biarahinya
sedang naik. Aku masih mengisap dan menjilati teteknya. Lalu bu Maya
minta agar aku bangun sebentar. Dia melorotkan celana trainingnya
hingga kebawah kaki. Bagian bawah tubuh Bu Maya tampak bugil.
Samar-samar oleh sinar bulan di kegelapan itu. " Jilat Man jilatlah, aku
nafsu sekali, jilat sayang " Pinta Bu Maya agar aku menjilati memeknya.
Oh....memek itu besar sekali, menjendol seperti kura-kura. tampaknya
dia sedang birahi sekali, seperti puting teteknya yang ereksi. Aku
menurut saja, seperti sudah terhipnotis. Memek Bu Maya wangi sekali,
mungkin sewaktu di restauran tadi dia membersihkan kelaminnya dan
memberi wewangian. Sebab dia sempat ke toilet untuk waktu yang lumayang
lama. Mungkin disana dia membersihkan diri. Dia tadi ke tolilet membawa
serta tas pribadinya. Dan disana pula dia mengadakan persiapan untuk
menggempur aku. Kujilati liang kemaluan itu, tapi Bu Maya tak puas.
Disuruhnya aku keluar mobil dan disusul olehnya. Bu Maya membuka bagasi
mobil dan mengambil kain semacam karpet kecil lalu dibentangkan diatas
rerumputan. Dia merebahkan tubuhnya diatas kain itu dan merentangnya
kakinya. " Ayo Man, lakukan, hanya ada kita berdua disini, jangan
sia-siakan kesempatan ini Man, aku sayang kamu Man " katanya setengah
berbisik, Aku tak menjawab, aku hanya melakukan perintahnya, dan sedikit
bicara banyak kerja. Ku buka semua pakaianku, lalu ku tindih tubuh Bu
Maya. Dipeluknya aku, dirogohnya alat kelaminku dan dimasukkan kedalam
memeknya. Kami bersetubuh ditengah kebun gelap itu dalam suasana malam
yang remang-remang oleh sinar gemintang di langit. Aku menggenjot memek
Bu Maya sekuat mungkin. " jangan keluar dulua ya ? saya belum puas "
Pintanya mesra. Aku diam saja, aku masih melakukan adegan mengocok
dengan gerakan penis keluar masuk lubang memek Bu Maya. Nikmat sekali
memek ini, pikirku. Bu Maya pindah posisi , dia diatas, dan bukan main
permainannya, goyangnyanya.
" Remas tetekku Man,
remaslah....yang kencang ya ?" Pintanya. Aku meremasnya. " Cium bibirku
Man..cium ? Aku mencium bibir indah itu dan kuisap lidahnya dalam-dalam,
nikmat sekali, sesekali dia mengerang kenikmatan. " Sekarang isap
tetekku, teruskan...terus.....Oh....Ohhhh.....Man...Leman...Ohhh...aku
keluar Man....aku kalah" Dia mencubiti pinggulku, sesekali tawanya
genit. " kamu curang....aku kalah" ujarnya. " Sekarang gilirang kamu
Man....keluarkan sebanyak mungkin ya? " pintanya. " Saya sudah keluar
dari tadi Bu, tapi saya tetap bertahan, takut Ibu marah nanti " Jawabku.
" Oh Ya?...gila..kuat amat kamu ?!" balas Bu Maya sambul mencubit
pipiku.
" Kenapa Ibu suka main di tempat begini gelap ?" " Aku
suka alam terbuka, di alam terbuka aku bergairah sekali. Kita akan lebih
sering mencari tempat seperti alam terbuka. Minggu depan kita naik
kapal pesiarku, kita main diatas kapal pesiar di tengah ombak bergulung.
Atau kita main di pinggir sungai yang sepi, ah... terserah kemana kamu
mau ya Man ?"
Selesai main, setelah kami membersihkan alat vital
hanya dengan kertas tisue dan air yang kami ambil dari jiregen di
bagasi mobil, kami istirahat. Bu Maya yang sekarang tidur di pangkuanku.
Kami ngobrol panjang lebar, ngalor ngidul. Setelah sekian lama
istirahat, kontolku berdiri lagi, dan dirasakan oleh kepala Bu maya yang
menyentuh batang kejantananku. Tak banyak komentar celanaku dibukanya,
dan aku dalam sekejap sudah bugil. Disuruhnya aku tidur dengan kaki
merentang, lalu Bu Maya membuka celana trainingnya yang tanpa celana
dalam itu. Bu Maya mengocok-ngocok penisku, diurutnya seperti gerakan
tukang pjit mengurut tubuh pasiennya. Gerakan tangan Bu Maya mengurut
naik-turun. Karuan saja penisku semakin membesar dan membesar. Diisapnya
penisku yang sudah ereksi besar sekali, dimainkannya lidah Bu Maya di
ujung penisku. Setelah itu, Bu Maya menempelkan buah dadanya yang besar
itu di penisku. Dijepitkannya penisku kedalam tetek besar itu, lalu di
goyang-goyang seperti gerakan mengocok. " Giaman Man ? enah anggak ? " "
Enak Bu, awas lho nanti muncrat Bu" jawabku.. " Enggak apa, ayo
keluarkan, nanti kujilati pejuhmu, aku mau kok ?!" . Bu Maya masih giat
bekerja giat, dia berusaha untuk memuaskan aku. Tak lama kemudian, Bu
Maya naik keposisi atas dan seperti menduduki penisku, tapi lobang
memeknya dimasuki penisku. Digoyang terus...hingga aku merasakan nikat
yang luar biasa. Tiba -tiba Bu Maya terdiam, berhenti bekerja, lalu
berjata :" Rasakan ya Man ? pasti kamu bakal ketagihan " Aku membisu
saja. dan ternya Ohh....memek Bu Maya bisa melakukan gerakan
empot-empot, menyedot-nyedot dan meng-urut-urut batang kontolku dari
bagian kepala hingga ke bagian batang bawah, Oh....nikmat sekali, ini
yang namanya empot ayam, luar biasa kepiawaian Bu Maya dalam bidang oleh
seksual. " Enak syang ?" tanyanya. Belum sempat aku menjawab,
yah....aku keluar, air maniku berhamburan tumpah ditenga liang kemaluan
Bu Maya.
" Itu yang namanya empot-empot Man, itulah gunanya
senam sex, berarti aku sukses l;atihan senam sex selama ini " Katanya
bangga. " Sekarang kamu puasin aku ya ? " Kata Bu Maya seraya mengambil
posisi nungging. Ku tancapkan lagi kontolku yang masih ereksi kedalam
memek bu Maya, Ku genjot terus. " Yang dalam man...yang dalam
ya..teruskan sayang...? oh....enak sekali penismu.....oh....terus sayang
?!" Pinta Bu Maya. Aku masih memuaskan Bu Maya, aku tak mau kalah,
kujilati pula lubang memeknya, duburnya dan seluruh tubuhnya. Ternyata
Bu Maya orgasme setelah aku menjlati seluruh tubuhnya. " kamu pintar
sekali Man ? belajar dimana ? " " Tidak bu, refleks saja" Jawabku.
Sebelum
kami meninggalkan tempat itu, Bu Maya masih sempat minta satu adegan
lagi. Tapi kali ini hanya sedikit melorotkan celana trainingnya saja.
demikian pula aku, hanya membuka bagian penis saja. Bu Maya minta aku
melakukanya di dalam mobil, tapi ruangannya sempit sekali. Dengan susah
payang kami melakukannya dan akhirnya toh juga mengambil posisinya
berdiri dengan tubuh Bu Maya disandarkan di mobil sambil meng-angkat
sedikit kaki kanannya.
Sejak saat malam pertama kami itu, aku
dan Bu Maya sering bepergian keluar kota, ke pulau seribu, ke pinggir
pantai, ke semak-semak di sebuah desa terpencil, yah pokoknya dia cari
tempat-tempat yang aneh-aneh. Tak kusadari kalau aku sebenarnya menjadi
gigolonya Bu Maya. Dan beliaupun semakin sayang padaku, uang mengalir
terus ke kocekku, tanpa pernah aku meminta bayaran. Dia menyanggupi
untuk membiayai kuliah hingga tamat, asal aku tetap selalu besama Bu
Maya yang cantik itu.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar