Mama melemparkan senyum nakal pada pak RT. Permainan pun di mulai. Pak
RT langsung mengenggam kepala mama sambil mencipok bibir merah mama.
Ciuman ganas pun terjadi. Ciuman ganas antara mama dengan pak RT sangat
menggairahkan bagi siapa yang melihatnya. Pak RT menyandarkan tubuh mama
ke didinding. Tangan kiri pak RT membuka jilbab mama, lalu tangan kanan
mama membuka kaitan celana dinas pak RT. Secara bersamaan jilbab mama
dan celana pak RT lepas. Rambut panjang hitam terurai. Lalu bibir pak RT
turun ke leher. Dicium, dijilat dan dicupangnya leher mama. Mama
menggelengkan kepalanya sambil berdesah kecil menikmati. Tangan kanan
mama mengeluarkan kont0l pak RT dari CD coklat. Mama mengocoknya
pelan-pelan.
Pak RT semakin tidak tahan nampaknya. Tangan coklat pak RT membuka 1 per
1 kancing kemeja putih mama. Setelah kemejanya sudah terbuka kedua
tangan pak RT langsung meremas tet3k mama dari luar BH 36bnya. Lalu
lidah pak RT bermain di pinggiran tet3k mama. Tangan mama masih memegang
dan sekali-kali mengocok titit pak RT dengan lembut. Setelah puas
menjilati pinggiran tet3k mama, pak RT tidak membuka BH mama melainkan
membuka celana hitam mama. Wow… nampak bulu-bulu halus ditutupi CD yang
juga berwarna putih. Lalu pak RT menelentangkan mama di lantai.
Mama menurut saja. Lalu tangan pak RT menarik BH mama ke bawah, dengan
tarikan yang sangat kuat, copotlah BH mama. Tet3k mama yang berwarna
putih padat dan kenyal itu menyembul dengan ujung puting warna hitam
kecoklatan.
“Kamu memang cantik Lisna… seharusnya dari dulu kita begini…” kata pak RT memuja mamaku.
Pak RT langsung melumat habis tet3k mama. Mama sempat teriak lalu
diiringi dengan desahan nafas yang tidak beraturan. Tet3k mama dilumat
sambil diremas sama pak RT. Nampaknya pak RT sudah lama tidak dijamah
oleh istrinya yang kata orang sekitar selingkuh dengan adiknya pak RT.
Wajah mama memerah sambil tetesan air dijidatnya. Setelah puas dengan
tet3k mama, pak RT menarik CD ke bawah, lalu dijilatnya jembut mama
sampai pada lubang anus mama. Tangan sekali-kali menusuk vagina mama
sambil lidahnya menjilati itil mama.
“Oh.. ah… akhhhhhh” desah mama sambil meremas tet3knya.
Kulihat lidah pak RT sangat lincah bermain di vagina mama. Dihisapnya
vagina mama yang telah basah. Setelah itu pak RT menyodorkan kont0lnya
ke mulut mama. Tangan mama mengocok dan mulut mama menjilati senjata pak
RT yang hitam itu.
“Ooohhhg trus Lis… enak banget oh….” desah pak RT.
Kulihat mama sangat bernafsu mengoral penis pak RT. Lama kelamaan penis
pak RT kelihatanya bertambah sedikit panjang. Setelah puas mengoral
penis pak RT, mama langsung mengarahkan penis pak RT ke liang vaginanya.
“Pelan-pelan.. pak..” kata mama.
Dengan posisi mama terlentang, pak RT menggesekkan kepala penisnya ke mulut vagina mama yang telah basah.
“Oh…” desah mama ketika kepala penis hitam itu masuk ke mem3knya.
“Ooh… akh….” teriak mama ketika seluruh batang zakar milik pak RT itu masuk seluruhnya di vagina.
Langsung saja pak RT menggoyangnya. Dengan tempo pompaan yang sedang,
mama mendesah sambil menggelengkan wajahnya ke kanan-kiri. Cantik sekali
wajah mama ketika dikent0t. Melihat adegan itu, penisku tegang hingga
keluar dari CDku. Pak RT keliahatannya semakin bernafsu. Dengan gaya
doggy style, dipompanya mama dengan sekuat tenaga. Mama hanya bisa
mendesah. Tet3k mama bergoyang-goyang yang semakin membuat nafsuku
bangkit.
“Entar malem bakal habis neeh sih mami gua pompa hingga KO” pikirku.
Badan mama sudah penuh dengan keringat.
“Pak… su..dah… mao… kluar neh.. oh..” kata mama.
Beberapa saat kemudian mama teriak dan pak RT menghentikan goyangannya
tanda mama mencapai orgasme. Mereka kembali ganti posisi. Pak RT duduk
di bangku lalu mama naik di atas paha pak RT. Pak RT kembali memasukan
rudalnya ke vagina mama.
“Oooh…” desah mama.
Dengan posisi seperti itu pak RT dengan bebas meraba tet3k mama sambil
lidahnya menjilati leher mama. Mama mencium bibir pak RT. Pak RT pun
membalas dengan ciuman. Kulihat goyangannya tidak terlalu cepat.
Beberapa saat kemudian.
“Pak kluar lagi neeh.. ohhhhhhhhhhhhh” kata mama diiringi dengan orgasmenya yang kedua.
Dengan posisi pak RT yang masih duduk, mama mengoral penis pak RT. Dikocoknya penis pak RT dengan tet3knya.
“Ooh… ah… Lis.. ah..” desah pak RT ketika menembakkan sperma di pipi mama.
Lalu mama menimpa pak RT yang sedang duduk.
“Permainan yang hebat… ah..” kata pak RT.
“Ya… kapan-kapan kita main lagi ya.”
“Iya deh Lis.. seharusnya dari dulu kita begini… istriku sudah jarang melayaniku dan tidak seenak ini..”
“Ooh…” jawab mama.
Lalu pak RT kembali memakai bajunya dan dibantu sama mama. Mama masih bertelanjang bulat.
“Lis… main lah ke kantor saya.. kita main disana….ya…”
“Ya deh pak RT..” kata mamaku.
Lalu pak RT turun pulang. Setelah melihat pak RT sudah turun. Mama langsung masuk ke kamraku.
“Enak ya mah..”
“Enak dong..” kata mama.
Mama langsung menarik celanaku.
“Ayo ma dah gak tahan..” kataku.
Mama langsung mengemut penisku. Wah..enak banget rasanya. Mama mengemut
penisku layaknya es krim. Karena sudah tak tahan kutembakan saja maniku
di mulut mama.
“Uh… enak banget manimu…” kata mama yang mempercayai bahwa mani itu bikin awet muda cewek.
Jam 4 aku mandi bersama mama. Keesokan harinya, aku dirumah sendirian.
Karena gak ada kerjaan aku ke ruko. Aku melihat mobil pak Djoko, dosenku
terpakir di depannya.
Pagi itu suasana memang tampak sepi. Hanya 3 orang pelanggan dirukoku.
Aku naik ke lantai 2. Lalu aku mengintip dari celah rahasiaku. Kamar
mama berantakan, baju mama berserakan dilantai. Pak Djoko sedang memilih
baju untuk mama. Setelah 15 menit memilih pakaian, Pak Djoko menyuruh
mama memakai jubah hijau tanpa BH dan jilbab hijau muda. Mama juga tidak
memakai CD.
“Dah cantik.. ayo kita pergi..” kata pak Djoko sambil memeluk tubuh ibuku.
Pak Djoko sempat berciuman sebelum turun. Seperti dugaanku, tonjolan
mama tidak terlalu nampak karena jubahnya agak tebal. Mereka juga tidak
tahu ada aku. Kuikuti kemana mereka. Dengan mobil civicnya, pak Djoko
membawa ibuku ke gedung basket kampusku. Keadaannya sangat sepi. Tidak
ada satpam, petugas kebersihan dan semacamnya diarea itu. Setelah
menyembunyikan keretaku di halaman, aku bergegas masuk. Aku bersembunyi
ditumpukan bangku disamping pintu belakang. Hanya ada mama dan pak Djoko
ditengah lapangan. Pak Djoko membasahi vagina mama dengan sebuah cairan
yang aku tidak tahu. Beberapa saat kemudian terdengar suara mesin mobil
pak rektor.
“Ayo rapikan bajunya, pak Luhmin datang bersama penjabatnya…” kata pak Djoko.
Pak Djoko langsung menuju pintu membukakan pintu pak Luhmin sang rektor,
pak Luhmin yang berumur 57 tahun, tinggi tegap layaknya tentara dan
mempunyai ukuran penis sekitar 22 cm diameter 5 cm. Mama sibuk merapikan
pakaiannya dan berdiri pas ditengah lap basket. Lalu pak Luhmin dan pak
Andi, kaki tangannya masuk. Pak Andi berbadan gelap, tegap, dia
berpangkat mayor.
Mereka bertiga menghampiri mama ditengah lapangan.
“Ini pak rektor dan pak mayor… perkenalkan diri nona..” kata pak Djoko.
Dengan tenang mama memperkenalkan dirinya.
“Saya Akmal Lisna.. panggil saja saya nona..” kata mama.
“Saya pak Luhmin.. panggil saja mas Min… saya rektor disini..” kata pak Luhmin sambil bersalaman dengan mama.
“Saya Mayor Andi.. panggil saja Mayor..” kata Andi.
Wajah pak Andi berbinar-binar memandangi mama yang berdiri dihadapannya.
Mamaku sungguh cantik. Lalu mama duduk dilingkari oleh pak Luhmin, Andi
dan Djoko. Pak luhmin duduk pas di depan mama, mama sedikit malu.
“Non.. sudah menikah.. umur berapa..”
“Sudah pak.. saya punya 1 anak.. jarang dirumah.. umur saya 48 tahun..” jawab mama.
“Huh panas ya mas..” goda mama sambil mengipasi lehernya yang tertutup jilbab dengan tangannya.
Pak Luhmin mendekati tubuh mama.
“Nona manis..” kata pak Luhmin sambil memegang kedua tangan mama, badanya semakin dekat.
“Non..” katanya lagi.
Dia mulai menyorong pelan badan mama untuk tidur dilantai. Dan cupphhh…
Luhmin berciuman dengan mama. Badan mama sudah terlentang dilantai
dengan mulut yang melekat pada bibir Luhmin. Tangan pak Rektor itu
langsung meremas tet3k mama dari luar jubahnya. Sementara Andi berusaha
melepas pakaiannya semua, pak Djoko merekam aksi rektor berciuman dengan
mama. Tangan mama berhasil membuka celana hitam Luhmin, dikocoknya
pelan penis yang panjang itu. Setelah Andi bertelanjang bulat, Luhmin
langsung menarik keatas jubah hijau itu, nampaklah tet3k mama yang
montok itu dan vaginanya yang tertutup bulu-bulu halus.
“Aakh..” desah mama ketika bibir Luhmin mengulum puting susunya.
Lalu dari kanan, Andy mencium bibir mama. Mama yang hanya memakai
jilbab, berhasil meraih penis Andy. Kemudian mama menggulum penis Andy
yang berukuran normal. Luhmin semakin bernafsu setelah mencupang tet3k
mama, kini lidahnya membasahi bulu vagina mama.
“Wangi sekali vaginamu Lis..” katanya sambil lidahnya menusuk-nusuk mem3k ibu.
Dengan lahapnya ia menaik turunkan lidahnya, mama mengenjang sambil tangan dan mulutnya bermain di penis Andy.
“Oough.. nikmat.. nona Akmal… ough..” kata Andi berulang-ulang.
Kulihat penis rektor tegang dengan sendirinya. Lalu Luhim memasukkan tiga jarinya ke vagina mama.
“Oough…” desah mama menghentikan kocokannya dan memejamkan matanya.
Lalu pak Luhmin mengocokkan vagina mama dengan ketiga jarinya. Kocokan
Luhmin membuat mama tak berdaya. Beberapa kali mama menghentikan kuluman
mulutnya dari penis Andy.
“Oough.. pak.. aku.. keluar..” kata mama.
Beberapa saat kemudian mengucur air dari vagina mama. Setelah itu mereka
berganti posisi. Mama merubah posisinya. Mama berada diatas pak rektor.
Lalu pak rektor menancapkan penisnya ke dalam mem3k mama.
“Oough.. pelan pak.. oh.. akh…” kata mama.
Setelah masuk seluruhnya, pak Luhmin mulai memompanya dengan penuh
semangat. Mamaku terus memejamkan matanya. Tiba-tiba Andy bangkit, dia
menahan gerakan kepala ibuku yang tertutup jilbab dan mengecup bibirnya.
Setelah itu, lidahnya bermain dipunggung mama hingga pas dianus mama.
“Pak..oh…kelu.a..pak..” kata mama.
Mama menjerit panjang. Setelah itu, gantian kini Andy menancapkan
penisnya yang berukaran 18 cm itu ke dalam liang mama. Posisinya kini
mama dipangku oleh Andy. Mama kembali mendesah. Andy memompa mama sambil
menciumi leher mama dari balik jilbabnya. Pak Luhmin menancapkan
penisnya dimulut mama. Kemudian mama menggulumnya. Wajah pak Andy dan
Luhmin berbinar-binar menikmati alat seks mama yang masih seret.
Keringat terus mengucur dari badan mama, Andy dan pak Luhmin. Jilbab
mama juga sudah sangat basah. Setelah pompaan Andy, kini mama kembali
mengganti posisi. Mama dengan posisi terlentang diatas Andy. Kemudian
Luhmin menbuka kaitan jilbabnya, terurailah rambut panjang mama.
“Kamu semakin cantik nona Akmal..” kata pak Luhmin.
Kemudian kont0l Luhmin menancap pas di vagina mama.
“Oouh… trus.. pak.. trus.. ough.” desah mama.
Lalu Andy meremas payudara mama dan menjilati kuping mama. Sementara pak
Djoko, sang cameramen mereka adegan itu sambil meraba penisnya. Pak
Luhmin semakin mempercepat gerakannya. Mama pun semakin mendesah cepat.
“Pak.. ough.. ouh.. akhhhhh…” desah mama orgasme kedua kalinya.
PAk Luhmin menyorong penisnya dalam-dalam di vagina mama. Lalu Andy menancapkan kont0lnya di anus mama.
“Ooh… pak… sakit.. oh..” desah mama.
Lalu andy menggoyang pelan diiringi oleh pak Luhmin. Mama terus
memejamkan matanya. Keringat terus mengucur. Badan mereka bertiga telah
basah. Pak luhmin menggoyang agak cepat. Mama terus mendesah dan
memejamkan matanya. Tangan pak Luhmin memeluk erat pinggang mama. Pak
Andy menggoyangkan dengan cepat. Mama semakin memejamkan matanya. Pak
Andy mencabut kont0lnya dan menyemprotkan maninya di punggung mama. Mama
menjatuhkan kepalanya didada pak Luhmin. Nafas mama tak beraturan. Pak
Luhmin mengelus lembut kepala mama. Setelah itu ia kembali memompa mama.
Pak Luhmin terus menahan kepala mama di dadanya. Goyangan yang bisa
dibilang lambat itu membuat pak Djoko semakin tak tahan.
Diserahkanya kemera kepada Andy, lalu mama disuruhnya menggulumnya. Pak
Luhmin langsung melepaskan pelukannya. Mulut mama langsung bermain
dengan penis pak Djoko. Nikmat sekali kayaknya. Ternyata pak Djoko
langsung menyemprotkan maninya dimulut mama croot.. croot…
Beberapa tetes maninya keluar dari mulut mama. Setelah itu, pak Djoko kembali membenamkan kepala mama didadanya.
“Aakh… pak.. saya.. gak.. tahan.. lagi.. nih.. shssh” kata mama.
Pak Djoko mempercepat gerakanya.
“Aakh.. oh.. pak.” desah mama.
Beberapa saat kemudian mama mendesah panjang.
“Aakhhhhhhhhhh.. pak…” desah mama.
Pak Djoko juga menyemprotkan benih-benihnya di dalam vagina. Terlihat 2
tetes mani keluar dari sela-sela vagina mama. Kemudian pak Djoko
menelentangkan badan mama dilantai. Setelah mencabut penisnya dari
vagina mama, diselimutinya badan mama dengan jilbab hijau muda mama. Pak
Djoko bergabung dengan pak Andy dan Joko yang asyik memandangi mama
yang kecapaian dengan sebatang rokok. 5 menit kemudian,
“Ko.. ambil tas dibagasi mobil saya..” kata pak Luhmin menyuruh pak Djoko.
Pak djoko kembali dengan membawa tas.
“Kita mandiin dulu di belakang..” kata pak Andy.
Lalu pak Djoko mengeluarkan semua isi tasnya yang berisi handuk, BH, CD
dan jubah putih yang indah. Kemudian pak Luhmin mendekati mama. Lalu pak
Luhmin menggendong mama ke ruang ganti. Dengan sangat hati-hati aku
mengikuti mereka.
“Cerrrrr..” suara air shower.
Pak Djoko mendudukan mama di sebuah bangku. Pak Andy menyiram badan
mama. Sedangkan pak Djoko menyabuninya. Mama sadar dan hanya diam saja.
Pak Djoko menyabuni mem3k dan tet3k mama. Setelah mandi. Mama disuruh
duduk dan diam oleh pak Luhmin. Lalu tangan pak Luhmin memakaikan BH dan
CD mama. Setelah itu mama memakai jubahnya sendiri. Melihat mereka
bergegas. Aku langsung keluar. Mama diantar naik mobil civic pak Luhmin.
Pak Djoko juga ikut. Kuikuti dari belakang. Sampai dirumah aku
pura-pura tidak tahu apa yang terjadi.
Malamnya aku tidur disamping mama. Aku sempat mengobok-obok vagina mama
dengan jariku. Rasanya makin asin aja. Mungkin karena sperma pak Luhmin
tadi.
“Ma..”
“Apa sayang..” jawab mama.
“Mama sebenernya bisa punya anak lagi gak sih..” tanyaku.
“Mama udah periksa ke dokter… katanya kalau spermanya cocok dengan rahim mama ya mama hamil donk..” jawab mama.
“Sperma aku bisa gak ma..”
“Gak bisa dong.. spermamu kan sperma muda… masih segar..” jawab mama.
Lalu tanganku meremas tet3k mama dari balik kimino mama.
“Jangan sekarang..mama capek nak..” jawab mama.
Semenjak kejadian itu, aku selalu tidur disamping mama. Kadang kami
bermain sampai lupa waktu dan mandi bersama. Seminggu setelah kejadian
itu, aku dan Eno memperkenalkan mama dengan dosen kami, sebutlah pak
Djoko. Kami menyuruh mama berdandan yang cantik. Di dalam perjalanan ke
kampus, Eno menyuruh mama sedikit gatal karna ini jumat sore, tak ada
yang kuliah jadi sepi banget. Sampai di kampus, kami parkir di depan
ruang dosen, benar dugaan kami sepi sekali, hanya ada pak Djoko di
ruangan itu.
Aku memperkenalkan mama dengan pak Djoko.
“Pak ini mama saya..” kataku sambil mama tersenyum.
Wajah pak Djoko yang killer diiringi dengan tangannya yang dipenuhi bulu
lebat. Pak Djoko mempersilakan mamaku duduk dan aku disuruh tunggu
diluar dan menutup pintu kantor. Aku dan Eno ngintip dari jendela dengan
sangat hati-hati. Wajah pak Djoko dan mama saling berhadapan. Aku tidak
dapat mendengar jelas perkataan mereka. Kulihat pak djoko menerawangi
badan mama yang memakai jilbab sebahu, baju tangan panjang dan rok jeans
sebetis. Kulihat mama merubah posisi duduknya, sekarang mereka duduk
bersebelahan. Mama mendekatkan badannya. Sepertinya pak Djoko sudah
masuk perangkap, dia mencoba mengelus tangan mamaku, mama tidak
melakukan perlawanan.
“Jangan disini gak aman..” kata mama.
“Tunggu saya dilantai 2 kelasnya Andre” kata pak Djoko.
“Duluan bu, saya cari kuncinya dulu” tambahnya.
Mama langsung keluar dari ruangan guru. Aku dan Eno menyamperi mama.
“Bagus ma, mama memang cantik deh,” pujiku.
“Tan, puasin aja tuh dosen, biar mukanya seger dikit” kata Eno.
Lalu kudengar suara kaki pak Djoko. Aku dan Eno berlari menuju tangga di ujung. Kulihat pak Djoko datang dengan gagah.
Cetek.. pintu terbuka dan mama disuruh masuk duluan.
Pak Djoko mengamati sekitarnya, setelah dirasanya aman dia pun masuk.
Aku dan Eno menuju ke depan pintu. Kami ambil kursi lalu kami manjat dan
ngintip dari lubang angin. Kulihat pak Djoko melepaskan kemejanya dan
mama duduk dihadanpanya sambil meremas payudaranya. Lalu pak Djoko yang
hanya tinggal singlet dan kolor putih mendekati mama yang berpakaian
lengkap. Lalu mereka berciuman, kulihat lidah pak Djoko bermain di mulut
mama. Tangan pak Djoko menarik jilbab mama dan menarik resleting baju
mama yang ada di blakang. Pak Djoko begitu agresif, dengan sekejap baju
dan BH hitam mama telah tidak berada di tempatnya lagi. Kemudian lidah
dan tangannya bermain di payudara mama yang kenyal. Diremas dan
diplintirnya tet3k mama. Sedangkan mama meraba penis pak Djoko dari luar
CD karena permainan pak Djoko yang sangat agresif.
Sembari lidah pak Djoko bermain di tet3k mama, tangan pak Djoko membuka
kaitan rok mama. Dilemparnya rok mama, kemudian ditusuknya vagina mama
dari luar CD biru gelap itu. Lalu diduduknya mama di atas meja dan
ditarinya CD mama. Tanpa basa-basi langsung dijilatinya mem3k mama
dengan penuh nafsu. Dihisapnya sambil tangannya menusuk-nusuk vagina
mama. Sedangkan mama menikmatinya sambil meremas tet3knya. Kulihat jelas
badan mama yang berkeringat nikmat karena dicumbu dosen killerku.
“Oh.. akh.” kata itu yang kluar dari mulut mama.
Oh.. akh… ih… tiba-tiba tubuh mama mengenjang, ternyata mama orgasme.
Lalu, dosen itu menelentangkan mama di atas meja. Dicopotnya kolornya,
penis hitam panjang ditumbuhi bulu lebat kriting mengacung di depan muka
mama. Lalu mama menggenggam kont0l itu dan dijilatnya kepala kont0l
itu. Mama menyepong kont0l itu dengan penuh gairah. Melihat permainan
panas itu nafsuku bangkit. Kont0lku yang juga menegang rasanya ingin
keluar dari sarangnya, kulihat Eno telah meraba kont0lnya dari tadi.
“Ooh…” desah pak Djoko.
Mata pak Djoko merem melek menikmati isapan mulut mama. Mama trus
menjilati kont0l dosenku, dikocoknya, diisap dan dijilatinya seperti
menjilat ice cream. Setelah puas dijilati mama, dosen itu siap untuk
mencumbu.
“Pelan-pelan pak dosen… akh..” kata mamaku.
Kont0l pak Djoko yang telah dilapisi kondom itu menempel di mulut vagina mama.
“Oh. akh……” desah mama ketika kont0l hitam itu menembus liang peranakannya.
Di pompanya mama sambil tangannya meremas pantat mama. Dipukulnya pantat
mama sekali. Kulihat mama merem melek menikmati pompaan pak Djoko
sambil desahan kecil keluar dari mulutnya.
“Oh… akh.. ih.. ohhhhh”.
Kont0lku yang juga ingin menyalurkan hasratnya, trus ku genggam. Kulihat
Eno sudah tidak memakai celana lagi, dia juga memegang kont0lnya sambil
mengocoknya.
“Nyak lu memang top… the old white’s bitch abizzz..” bisiknya.
Aku juga terpana melihat keindahan tubuh nyokap diusianya yang menginjak
50 tahun. Kemudian dosen killer itu merubah posisinya, didudukannya
mama di atas pahanya. Ia kembali memompa,
“Ooh… akh… pak… akh..” desah mama.
Pak Djoko memompa mama dengan penuh nafsu sambil tangannya yang meremas
pantat mama, mulut bermain di payudara mama dan sesekali mencium bibir
mama. Badan mama basah kuyup, rambut panjang sebahu itu berantakan. Mama
bagaikan bidadari sex yang luar biasa.
“Pak… oh.. sa..ya.. kluar.. akhhhhhhh” kata mama diiringi dengan teriakan.
Lalu pak Djoko memeluk mama. Di nunggingkannya pantat mama.
“Ayolah… sedikit lagi…” katanya pada mama.
Kulihat nafas mama yang tidak beraturan, ia kembali melayani pak Djoko
dengan penuh nafsu. Dengan gaya doggy style, mama memegang meja sambil
kembali melayani pak Djoko. Kulihat mama memaju-mundurkan pantatnya,
tet3knya turut bergoyang sesuai irama tubuhnya. Pak Djoko memompa dengan
sekuat tenaga.
“Oh….. yes.. ah..” desah mamaku.
“Oh… akh..” desah mama lagi ketika pak Djoko mengeluar masukan kont0lnya dari vagina mama.
Tiba-tiba pak Djoko mengeluarkan kont0lnya dan membuang kondom yang
melekat di kont0lnya. Mama langsung memutar tubuhnya dan tangannya
mengocok telur pak Djoko.
“Aakh… nik..mat.. bu.. oh.” kata pak Djoko sesaat setelah menyemprotkan maninya di mulut mama.
Semua sperma pak Djoko ditelan mama. Kemudian mama dan dosenku duduk di lantai.
“Permainan yang nikmat.. sungguh nikmat..” kata pak Djoko.
“Besok-besok datang lagi bu… kalau bisa Rabu sore.. keadaannya seperti ini juga sepi.. ntar saya ajak dosen yang lain” katanya.
“Baik pak dosen” jawab mamaku dengan kalem.
Kont0lku masih tegang berdiri. Kulihat mama masih terlentang, sedangkan
pak Djoko sudah berpakaian lengkap. Lalu pak DJoko mengambil pakaian
mama 1 per 1 dan dibantunya mama memakai pakaiannya. Tapi, ada sedikit
keanehan, mama tidak memakai BH dan CD lagi, jadi hanya luarnya
menutupi. Lalu aku dan Eno menunggu di mobil.
“Wah, Tante keren banget permainannya..” kata Eno.
Di mobil dalam perjalan pulang, tanganku dan tangan Eno dengan bebas
meraba mama. Mama tidak keberatan melepas baju lengan panjangnya. Dia
kini tinggal jilbab dan rok jeansnya. Eno meraba tet3knya dan mem3knya
dari kolong jeansnya. Sampai digarasi mobil, nyokap kembali memakai
pakaiannya. Lalu masuk ke kamarnya. Ketika hendak mengantarkan Eno
pulang, mama manggil aku dan Eno dari dalam kamarnya. Aku dan Eno masuk
ke kamar mama.
Di dalam, badan mama sudah dililit handuk.
“Ayo. Kawanin mama mandi donk honey..” aku dan Eno langsung membuka pakaian kami.
Mama sudah menunggu di depan pintu kamar mandi. Lalu mama masuk dan melempar handuknya keluar.
“Ayo.. masuk.. tunggu apa…” kami langsung masuk.
Kulihat di bathup mama sudah terbenam dalam air busa. Lalu aku duluan
masuk baru Eno. Kami sabuni mama sambil merasakan halusnya tubuh mama.
Tangan mama juga menyambuni kont0l kami sambil mengurutnya. Lalu,
tanganku menyabuni bulu mem3k mama sambil menusuk-nusuk ke lubangnya.
Sementara Eno menusuk lubang anus mama.
“Aakh… kalian nakal deh..” kata mama.
Lama kelamaan, kami mengoral mama. Mama hanya mendesah kecil. Lalu Eno
mengarahkan kont0lnya ke anus mama. Aku juga mengarahkan kont0lku ke
vagina mama. Secara bersamaan kami memasukannya.
“Aakh… sa..kit.. akh.. le..paskan. oh..” teriaknya ketika kont0lku dan kont0l Eno bergoyang.
Aku pompa tititku mengimbangi goyangan Eno. Kulihat mama trus memeramkan
matanya sambil mulutnya mendesah. Lama kelamaan Eno bergoyang semakin
cepat, semakin cepat pula goyanganku.
“Aahhhhhhhhhh… ohhhhh.. akh………” desah mama panjang sambil membuka matanya sekali-kali.
Eno menjambak rambut nyokap. Lama kelaaman Mama orgasme begitu pula aku.
Aku tembakan spermaku di perut mama. Eno istirahat sebentar. Lalu Eno
mencabut penisnya dari anus mama. Kulihat ada sedikit darah dipenis Eno.
Lalu Eno mendudukan mama di samping bathup dan menaruh penisnya di
belahan tet3k mama. Lalu dikocoknya dengan tet3k mama.
“Oh…” kata Eno.
Aku duduk di lantai sambil melihat kocokan Eno di tet3k mama. Lalu Eno
tembakan maninya di leher mama. Mama langsung ditelentangkannya di
bathup. Eno bilang darah yang keluar dari anus mama itu karena anusnya
jarang dikent0t masih sempit. Lalu, kami siram mama dengan air hangat.
Mama bilang dia sangat senang dengan permainan kami. Lalu dia bilangg
papa masih gak bisa pulang selama 3 bulan ke depan karena belum bisa
cuti.
“Kan gak papa gak ada papa.. kan ada Andre dan Eno yang servis mama..
belum lagi dosen dan kawan-kawan Eno ntar Eno suruh layanin dech..”
kataku.
Mama hanya senyum mendengarkanya. Lalu aku ngantar Eno pulang. Besok
paginya hari Sabtu. Hari itu aku ada janji main basket, sedangkan mama
hendak pergi ke fitnes. Karena aku males bawa mobil, mama mengantarkanku
ke kampus.
“Entar jemput ya mah..”
“Ia sayang…” jawab mama sambil tersenyum.
Lalu aku menuju lapangan basket. Karena menunggu kawan-kawanku datang.
Iseng-iseng aku jalan-jalan naik sepeda motor kawanku. Aku berkeliling
kampus. Tiba-tiba aku mendapat sms dari 4 orang kawanku dia gak datang.
“Aah.. sial neeh..” gumamku.
Karena jalan menuju ke lapangan basket lagi macet dipenuhi mobil yang
lagi parkir. Aku melewati jalan pintas yaitu dari belakang fakultas.
Tempat gudang-gudang, jorok dan kotor. Tiba-tiba motor kawanku mati.
“Ah.. damn” kataku.
Akhirnya aku harus berjalan sambil memegang kereta itu. Tiba-tiba aku mendengar suara berisik dari salah 1 gudang.
“Ooh… ashh… oh..”
Dengan sedikit keberanian akhirnya aku mendapat celah untuk ngeten.
Oh.. ternyata nyokap sedang asyik dengan pak Djoko. Pak Djoko sedang
asyik menjilati mem3k mama. Mereka berdua sudah bugil. Wah… payah mama
gak bilang-bilang. Wajah mama penuh dengan keringat, tet3knya juga basah
ada bekas cupangan dilehernya. Tangan mama menjambak rambut dosenku.
Dosenku amat bernafsu, lidahnya yang bermain di vagina mama membuat mama
terus mendesah.
“Aakhhhhhhh..” desah mama ketika pak Djoko menghisap dengan kuat vagina mama.
Selanjutnya mama memegang batang zakar pak Djoko. Dengan cepat seluruh
batang zakar pak Djoko masuk ke dalam mulut mama. Oh..nikmatnya. Isapan
mama membuat pak Djoko merem sambil mengelus rambut mama. Setelah batang
zakar pak Djoko basah, mama mengarahkan rudal dosenku itu ke dalam
lubang mem3knya.
“Oughhhh…” desah mama.
Penis pak Djoko masuk seluruhnya di vagina mama. Lalu pak Djoko memompanya.
“Aahkkk…. mas… ahhhhh….” begitulah desahan mama.
Pak Djoko memompa mama dengan cepat. Mata mama merem melek menikmati
sodokan pak Djoko. Leher mama dibasahi dengan keringat kenikmatan.
Setelah puas, mereka berganti posisi. Pak Djoko mendudukan badan mama
diatas meja yang kotor. Tangan mama melilit di leher pak Djoko. Pak
Djoko memasukan penisnya kembali.
“Ooh….” desah mama.
Sebelum menggoyangkan penisnya, pak Djoko berciuman dengan mama.
“Ohhhhh…. ahhhhh..” lagi mama berdesah.
Pak Djoko menggoyangkan dengan tempo yang lumayan cepat. Sekitar 25 x
goyangan, pak Djoko memperlambat goyangannya, diciumnya mama dari jidat
sampai leher yang telah basah. Lalu tangannya meremas tet3k mama.
“Ouhhh… ohhhhha. shhhh.. ah…” desah mama.
“Aah…. mas aku… kelu..ar.. Ah….” kata mama untuk orgasme yang pertama.
Mama memeluk pak Djoko. Lalu pak Djoko menggendong mama dan
menelungkupkannya di atas meja. Lalu diciuminya leher mama belakang
sampai pada punggung mama yang basah. Tangan kanannya mengarahkan
penisnya ke dalam lubang anus.
“Aakh….” teriak mama ketika penis hitam itu masuk ke dalam anus.
“Sak..it.. pak…” kata mama.
Kedua tangan pak Djoko memeluk mama. Pak Djoko yang tak menghiraukan
mama memompa mama. Kayaknya mama semakin tak berdaya dengan pompaan pak
Djoko, begitu juga aku yang tak tahan melihat adegan mereka berdua.
Wajah mama yang merem melek dan rambutnya berantakan. Tangan pak Djoko
dengan leluasa meraba mama, kadang diremasnya tet3k mama. Mereka berdua
seperti suami istri.
“Mas…. ak..u.. kl..luar…”
“Bentar… sayang…” kata pak Djoko.
Kulihat mama seperti menahan sesuatu.
“Sekarang sayang.” kata pak Djoko.
“Oohhhhhhhh…..” mama berdesah panjang.
Tangan pak Djoko menjambak rambut mama ketika mereka klimaks. Lalu lidah
pak Djoko menjilati seluruh leher mama, lalu ia mencambut penisnya dari
lubang anus mama.
“Kont0l pak Djoko… enak aja dia main sama mama gak permisi sama gua…” gumamku.
Mama masih telungkup di atas meja. Pak Djoko bangkit dan memakai CD dan
singlet, lalu dia menyalakan rokoknya sambil memandang ke arah mama,
diselimutinya mama dengan kain jilbab mama. Mama keliatan sangat
kecapaian. Bagaimana tidak, kemarin dia main sama pak Djoko, lalu aku
dan Eno dirumah.
Tiba-tiba pintu yang depan yang ada didepan mama terbuka.
Oh… Mr Gulam ternyata.
“Sory.. Mr Djoko… saya tadi dipanggil pak rektor… wah.. mulus amet neeh… mamak-mamak bispak..” katanya.
Mr Gulam adalah guru dari Arab yang bekerja di fakultas bahasa, badan Mr
Gulam yang berisi yang ditumbuhi bulu-bulu halus khas orang Arab,
wajahnya yang sangar membuat orang takut, tapi sebenarnya Mr. Gulam
baik. Tanpa basa-basi Mr Gulam langsung membuka bajunya. Badannya
sispeck coy. Sepertinya mama belum mengetahui kedatangan Mr Gulam. Dia
masih telungkup kecapaian. Wow…penis Mr Gulam panjang amet sekitar 21 cm
dan diameter sekitar 5-6 cm. Mama masih telentang.
“Habis loh…” kata Mr Gulam.
Lalu Mr Gulam melempar kain yang menyelimuti mama. Mama masih diam dan
tak tahu. Lalu tangan kanan hitam Mr Gulam mengelus paha mama dan
diciuminya. Adegan itu berhenti ketika mama membalikkan badannya, tapi
mama masih belum sadar. Lalu Mr Gulam naik ke atas meja dan meremas
tet3k mama sambil menjilati belahannya. Mama hanya menggelengkan
kepalanya. Lalu bibirnya pindah ke mulut mamaku, dicipoknya dengan
ganas.
Mama tidak melakukan perlawanan dan sepertinya belum sadar. Sambil
mencipok mama, tangannya menusuk vagina mama yang telah basah. Karena
sudah tidak sabar, Mr Gulam langsung mengarahkan penisnya ke vagina
mama. Sangking besarnya, Mr Gulam kesusahan memasukan penisnya. Dengan
sedikit dorongan akhirnya masuk.
“Aakh..” desah mama yang masih terlentang tak sadarkan diri.
Lalu Mr Gulam memompanya dengan cepat sambil memukul pantat mama dengan tangan hitamnya itu. Mama masih diam tak sadarkan diri.
“Ha.. ha…” begitulah desahan nafas Mr Gulam.
Sepertinya vagina mama memang nikmat. Buktinya Mr Gulam sampai merem
melek memompa mama dan keringat langsung mengucur di ronde pertama ini.
Beberapa saat kemudian Mr Gulam menompa mama yang terlentang, penisnya
masih berada di dalam vagina mama. Kemudian, dengan bantuan pak Djoko,
Mr Gulam mendogy style mama. Mr Gulam kembali memasukan penisnya kembali
tanpa kesusahan, sementara pak Djoko menikmati bibir mama dengan cara
menciuminya dan tangannya meremas tet3k mama.
Dup… dup… begitu suara pompaan Mr Gulam terhadap mama. Mama belum sadarkan diri.
“Oohhhhhhhhhhhhhhhhhhh..” teriak Mr Gulam.
Ternyata Mr Gulam menembakkan maninya di dalam mem3k mama. Lalu
dikecupnya pantat mama yang berbercak merah bekas pukulan tangan
Arabnya. Lalu pak Djoko menelentangkan mama di lantai kemudian
dijilatinya tet3k mama. Sementara Mr Gulam memakai baju kembali.
Kemudian pak Djoko berhenti dan memakai pakaian dosennya kembali. Mama
masih terlentang dengan keringat di sekujur tubuhnya. Lalu pak Djoko
membangunkannya.
“Bangun bu…” katanya sambil mengecup bibirnya.
Kemudian mama memakai kembali jilbab, jaket fitnes dan celana pendek
tanpa memakai BH di balik jaketnya dan CD di balik celananya. Kemudian
pak Djoko menuntunnya keluar. Aku segera menaruh motor kawanku di
lapangan basket. Beberapa saat setelah menaruh motor kawanku, mama
datang. Di dalam mobil, mama bersikap biasa seperti tidak ada yang
terjadi. Pelan-pelan kuraba paha mama.
“Sayang…” kata mama.
Lama-lama rabaanku ke arah vagina mama yang berada dibalik celana
sportnya. Kucolok-colok dengan telunjukku. Lalu kucium, bau sperma.
“Ma kok bau sperma” tanyaku.
“Masak.. oh mungkin si pembantu gak benar bersihinnya..” kata mama mengelak.