Selasa, 05 Februari 2013

Gimana, Bud, mamah ga bohongkan”? Tanya mamaku. “mah Budi tadi hanya bercanda, kenapa mamah melakukan ini buat budi” sahutku agar jangan sampai mamaku mempunyai prasangka yang macam-macam terhadapku. “loh kan mamah tadi udah bilang, asal kamu senang apapun akan coba mama lakukan di hari ultah kamu ini” jawab mamaku akupun segera menghampiri mamaku dan merebahkan kepalaku di dadanya yang pada saat itu posisi mamaku sedang tidur terlentang. Aku masih belum berani memegang dada mamaku dengan tanganku, karena takut dia marah, tangan kananku hanya mengelus-elus bagian pinggang dan perutnya saja. Tapi karena kepalaku sudah ada di dada mamahku, akupun dengan sedikit jahil mengeluarkan lidahku untuk menjilat bh mamahku yang masih menutupi kedua susunya, mamaku tidak sadar karena sedang mengusap-usap kepalaku, aku semakin terangsang dan kontolku sudah semakin mengeras.

“mah, Budi pengen nyusu ama mamah donk” pintaku mamaku tersentak kaget mendengar permintaanku itu “Iih…Bud, kamu itu aneh-aneh aja deh, umur mama kan udah segini, mana bisa ngehasilin susu lagi, sudah ah kamu jangan macam-macam” kata mamaku dengan nada sedikit emosi “ayolah mah, Budi kan Cuma mau merasakan gimana rasanya nyusu ama mamah, soalnya waktu Budi masih bayi kan belum bisa mengerti bagaimana rasanya” pintaku

“sudah ah Bud, tidak usah, kamu ini aneh-aneh aja” “Ayo donk, mah, please” pintaku dengan wajah memelas kepada mamaku mamaku asalnya terus menolak, namun karena merasa mulai iba padaku, akhirnya… “Baiklah, mama ijinkan kamu menyusu ama mamah, tapi, Cuma sebentar aja ya” pinta mamaku. Lalu kemudian aku mengambil kain, dan dengan tiba-tiba mengangkat kedua tangan mamahku, dan berusaha mengikat kedua tangan mamaku di jeruji kayu yang ada di ranjangku. “Eeh…Bud, kamu ini apa-apaan si, jangan aneh-aneh deh” sahut mamaku “mah, ini biar aliran nafas mamah tetap lancar ketika aku nanti menyusu” kataku sambil mencari alasan “tapikan ga perlu sampai diikat begini” sahut mamahku, sambil berusaha menurunkan kembali tangannya, namun karena tenagaku lebih besar, akhirnya kedua tangan mamahku berhasil kuikatkan ke jeruji kayu itu.

Aku yakin, jika mamahku tahu tujuanku yang sebenarnya, pasti dia akan memberontak dan memberikan perlawanan. Makanya supaya mamahku nanti tidak memberontak aku berusaha mengikat kedua tangan mamahku.lalu aku mulai menaiki tubuh mamahku dan dari posisi itu mulai mengelus dan mengusap kedua payudara mamahku, dan kemudian meremas-remasnya.

“ahh, Bud, kamu ini mau nyusu atau ga sih” sahut ibuku “Tenang donk mah, budi ka Cuma mau mengeraskan dada mamah dulu, baru nanti budi nyusu” sahutku sambil kudekatkan wajahku ke ibuku, lalu mulai mencium pipi mamahku sambil kedua tanganku meremas-remas sepasang bukit kembarnya yang masih tertutup dengan bh. Kuteruskan ciumanku ke atas mendekati kupingnya, disitu lidahku mulai menjilat-jilat kuping mamahku, dan menciumnya.

“akh…Bud, sudah ah, geli Bud, kamu ini nakal banget sih” sahut mamaku. Aku mulai yakin kalau bagian sensitive dari mamaku adalah di telinganya, apalagi ketika mulutku mulai mentusuri bagian belakang telinganya sambil tetap kujilat. “ahhh…. Geli Bud, sudah lepaskan mama Bud” sahut ibuku sambil pinggangnya mengangkat tubuhnya sendiri untuk menahan rasa geli. Lalu aku turun dari tubuh ibuku dan duduk di sampingnya, dan aku mulai mencium kedua dada mamahku. Kucium, kujilat dan kuhisap dada mamahku yang masih tertutup bhnya kanan dan kiri, tangan kananku mengusap-usap bagian perutnya, lalu karena sudah birahi, aku mulai meneruskan usapan tanganku ke bawah, dan mengusap bagian tengah selangkangannya yang masih tertutup cd. “Ukh…Bud, kamu kan Cuma ingin menyusu, jangan sentuh daerah itu Bud, lepaskan tanganmu” pinta mamaku sambil mencoba berontak dengan menggerakkan badannyya ke kanan dan kiri. Lalu setelah sekian lama kuelus, aku mulai merasakan bagian tengah di selangkangannya mulai membasahi celana dalamnya, lalu akupun semakin berani dan memasukkan lenganku seluruhnya ke dalam celana dalam mamahku, dan kucoba mmencari lubang memeknya, dan mulai mengocok bagian dalam memek mamaku dengan tiga jariku. “akhhh….Bud, nghhhh…. berhenti, Bud, janganhhhh….ukh….ummhhh” desah mamaku. “Ssttt, mah, diam jangan berisik, bukannya tadi mama janji bakal menuhin semua permintaan Budi” kataku.

Akhirnya mamaku hanya bisa pasrah setelah mendengar kata-kataku, sambil terus mendesah mengikuti kocokan tanganku di dalam vaginanya. “crkkk.. crekkk… crt…. crok….crkkkk…, ternyata kocokan tanganku di dalam vaginanya membuat memekya mengeluarkan banyak cairan, bahkah cairan tersebut sudah membasahi hampir seluruh bagian depan celana dalamnya. mmmmhhh…… nghh….. ehhhhhh... ukhh….sudah bud…mama mulai ga ta… hanhh… akhhh….” Desah mamaku, tangan kiriku mencoba untuk memelorotkan cd mamaku agar tangan kananku lebih leluasa mengocok bagian dalam memeknya, setelah itu kembali tangan kiriku meremas-remas dadanya sambil terus tangan kananku mengocok vagina mamaku “akkhhh..yahhhhh.mmhhh…ohhhh…. bud, mama udah ga kuat lagi,Bud, ahhhh….uoooooohhhhh….” teriak mamaku disertai dengan cipratan air yang deras dari dalam vagina mamaku sampai berkali-kali. Crttttt….. cretttt…..crottttt…….cretttt…. crukkkkk, cipratan air orgasme itu membasahi benda-benda yang ada di sekelilingnya, baik tembok, buku kuliahku, baju yang kupakai, serta tak luput mukaku pun terkena siraman air tersebut tak kusangka walaupun mamaku tidak begitu menyukai seks,namun dalam kenyataannya, mamaku mempunyai birahi seks yang luar biasa. Kulihat mamaku terkulai lemas di kasurku, kemudian aku beranjak dari kasurku, mematikan kipas angin yang ada di dalam kosku, sehingga kosku terasa sangat panas. Aku mulai membuka baju dan celanaku, dan hanya menyisakan cd ku saja dan kemudian menghampiri mamaku yang masih terkulai dengan lemas di kasur, dengan nafasnya yang masih tersenggal-senggal, dan tangan yang masih terikat di jeruji kayu ranjangku.

Aku mulai kembali menciumi bibir mamaku kemudian pipinya, dan terus ke telinganya, mamaku mulai berusaha menghindar dari ciuman bibirku, dan mulai menatapku. “Bud, tolong lepas ikatan di tangan mama ini, tangan mama sudah mulai keram nih” sahut mamaku aku terdiam sejenak, karena aku takut ketika membuka ikatan mamaku, dia akan langsung memukulku akibat perbuatanku tadi, “Bud, mama janji ga bakal marah n mukul kamu, kan mama udah janji buat menuhin segala permintaan kamu satu hari ini” kata mamaku seolah dapat membaca apa yang ada di pikiranku.

Akupun tanpa ragu mulai melepaskan ikatan di tangan mamaku, dan setelah ikatannya kubuka, mamaku langsung merangkulku sambil merebahkan dirinya kembali di ranjang sehingga tubuhku menindih tubuh mamaku dan kedua kaki mamaku disilangkan ke belakang pantatku seolah ingin mengunciku agar tidak lepas dari genggamanya, dan mulai mencium bibirku, akupun tidak tinggal diam dan membalas ciuman mamaku dengan ganas, kumasukkan lidahku ke dalam mulut mamaku dan kujilat lidahnya di dalam mulutnya dan tidak ketinggalan juga kujilat rongga-rongga mulut mamaku. Lalu kulepaskan ciumanku dari bibirnya dan kujilati bibir mamaku dengan lidahku, sambil kujilati, kuhisap bibir bagian bawah mamaku sampai masuk terhiasap ke mulutku, lalu kukeluarkan kembali dan kuhisap bibir bagian atasnya kali ini.

“mmmmhhh…nghhhh..uemhhh..emhhh kamu nakal sekali sayang” kata mamaku di tengah desahan akibat permainan bibirku di sekitar mulutnya “tenang mah, ini baru pemanasan belum serius. Hari ini budi akan membuat mama puas atas service budi” kataku. Ketika itu jam sudah menunjukkan pukul 01.30 pagi, tak terasa sudah 1 setengah jam aku “mempermainkan” mamaku. Lalu aku mulai melepaskan bh mamaku yang sedari tadi belum sempat kulepas, sehingga kini mamaku benar-benar telanjang tanpa menyisakan sehelai kainpun di tubuhnya.

Aku benar-benar terpesona melihat tubuh mamaku, sangat indah dan terawat, nafsuku semakin memuncak, dan aku langsung menghisap putting susu mamaku yang sedari tadi sudah mengeras. Kujilat, kuremas, dan kuhisap susu kanan mamaku dengan mulutku, dan tangan kiriku meremas-remas susu kanannya, sedangkan tangan kananku kembali bermain-main di bagian memeknya. Tubuh mamaku menggeliat-geliat menahan rangsangan dengan tangan kanannya mencengkram bantal di sebelahnya dan tangan kirinya mengelus-elus kepalaku.

“ahh…emhhh…ohhhh….nik..matt…ah h….akhhh…geli…kamu nakal ba..nget bud, ka..ahmu anak mama yang paling nakal Bud…akh…”desah mamaku. Kuteruskan ciumanku ke bawah menelusuri bagian perutnya, dan kucium pusernya, kucium dan kujilati bagian tersebut, setelah itu aku meneruskannya ke bagian bawah lagi. Kucium bulu jembut mamaku yang sangat lebat, karena mungkin jarang dicukur. Kucium, kujilat dan kuhisap bulu-bulu jembut mamaku ke dalam mulutku.Tubuh mamaku semakin menggeliat-geliat tidak keruan.

“ahhhh…ohh….yeah…aohhh….mmmhhh hh…Bud…geli…..akhh…Budi….sudah Bud, mamah geli bangethh..ukhhh…ahh…”desah mamaku. Kulihat tubuh mamaku sudah mandi dengan keringat, hamper seluruh bagian tubunya basah oleh keringat akibat suhu yang sedikit panas di kamarku karena aku mematikan kipas anginku. Kuteruskan ciumanku ke liang memeknya. Kulebarkan bibir vagina mamaku dengan kedua jempolku, sehingga terlihatlah olehku bagian dalam memeknya, dan kumasukkan mulutku sedalam-dalamnya ke memek mamahku yang sudah kulebarkan lobangnya dengan kedua jempolku. Kujilat, kuhisap, dan kugigit bagian dalam vaginanya, bahkan daging-daging kecil di dalam memek mamahku pun tak luput dari keganasan mulutku.

“akhhh….mhhh…yahh….oh..geli…au hh….ahhh….shitttt….ohhh…emhh…. gila kamu Bud.. ukhh…”mamaku semakin mendesah dengan keras, dan cairan di memek mamahku pun semakin banyak, bahkan ada yang masuk dan tertelan oleh mulutku, namun aku tak perduli, bahkan gerakan mulutku semakin mengganas di dalam vagina mamahku.
“ahh…Bud..Budi…emhhh…yeah….uhh …Bud..mama udah mau keluar Bud… ah… Budi…. Bud…. ahhhhhhhhhh” mamaku mengerang dan mencapai orgasmenya yang kedua kalinya. Cairan memeknya menyemprot, dan membasahi mulut dan kepalaku. Kulihat mamaku benar-benar sudah terkulai lemas, tapi nafsu liar yang ada di dalam diriku masih terus bergejolak.

Aku bahkan kini tidak memperdulikan mamahku yang sudah terkulai lemas. Kubuka cd ku, dan kontolku yang sudah mengeras semenjak tadi kuelus-eluskan di pipi mamahku. Dalam keadaan yang masih lemas mamahku berusaha untuk menghindari elusan kontolku di wajahnya. “emhhh..Bud..apa-apaan kamu…sudah hentikan Bud” sahut mamahku sambil berusaha menghindari elusan kontolku. “Ayo mah, jilat kontol Budi” sahutku “Engga bud, jangan begini Bud”!!! “Cepat jilaat” teriakku dengan nada emosi ke mamaku sambil menjambak rambutnya

Akhirnya melihat emosiku yang naik, mamakupun hanya bisa pasrah dan sambil menangis mamaku mulai menjilati kontolku yang sudah tegang dan keras. “bagus mah, jilat terus…. teruss… akhhh yeah…sekarang hisap pake mulut mamah, cepat” sahutku yang sudah dihinggapi nafsu yang luar biasa. Mamaku pun kemudian mulai menghisap kontolku ke dalam mulutnya dengan mata terpejam dan diikuti isak tangisnya. Akupun menjambak rambutnya dan mendorongnya ke depan, sehingga kontolku semakin masuk lebih dalam ke mulutnya, lalu kutarik, dan kudorong kembali, sehingga mamaku mengeluar dan memasukkan kembali kontolku ke mulutnya secara berulang-ulang. “Ayo mah, jangan Cuma dimasukkan kemulut saja, hisap donk”! Kataku mamahku hanya bisa menuruti kata-kataku dan sekarang terasa hisapan mulut mamahku pada kontolku yang ada di dalam mulutnya.

Taklama kemudian aku mengeluarkan kontolku yang sudah banjir dengan air liur mamahku, dan mulai menggesek-gesekkan kontolku di lapisan luar lobang memeknya yang masih basah oleh air orgasmenya. Melihat hal itu mamaku langsung mencoba mendorong badanku.

“Bud, jangan Bud, jangan dimasukkan”!! pinta mamaku, namun aku masih terus menggesek-gesekkan kontolku di lapisan luar memeknya. “Bud, mamah mohon sama kamu, Bud,jangan Bud, aku ini mamamu, mama mau ngelakuin apapun asal jangan kamu masukkan kontolmu itu ke anu mamah, tolong bud, jangan perkosa mamah”! pinta mamaku sambil menangis, namun ketika mamaku masih mencoba berusaha menyadarkanku tiba-tiba…”Akhhhhh…..”teriak mamaku.

Bleezzz, kontolku tanpa ada rasa ampun langsung menghujam lobang memek mamahku, dan ternyata lobang memek mamahku sangat sempit, mungkin karena sudah lama jarang dipakai, sehingga kontolku hanya masuk setengah saja, dimana di bagian tengah kontolku seperti menabrak dinding, lalu aku mencoba mengeluarkannya dan menghujamkannya kembali dengan sekuat tenaga ke dalam memek mamahku.

“akh…bajingan kamu Bud, ahhh..setan…hentikan…akhhh..” sahut ibuku setelah lama kuhujam-hujamkan kontolku akhirnya pada hujaman yang kesekian kalinya dinding memek mamahku pun yang dari tadi ditahan oleh mamahku akhirnya jebol juga, dan kontolku masuk seluruhnya ke lobang memek mamahku, da dari situ kupompa lobang memek mamahku itu dengan gerakan yang semakin lama semakin cepat. “ah…. ah…ukh..ah…hah…hentikan Bud…Ukh….emhhh..akhh…tidaaaaaa kkkk”teriak mamaku ketika mencapai puncak orgasme untuk ke tiga kalinya. Dan setelah lama kupompa dengan cepat, aku merasakan ada sesuatu yang ingin meledak di ujung penisku.
“Eh…yeah…bentar lagi mah…bentar lagi…Budi udah mau keluar….akh… yeah…..aku mau keluar” kataku sambil cepat-cepat ku keluarkan kontolku, dan croootttt… crotttt…. crotttt… crottt… air maniku kutumpahkan di wajah mamahku, dan kupinta mamaku untuk membersihkan air mani yang menempel di kontolku dengan mulutnya, sehingga kumasukkan kembali kontolku ke mulutnya, dan setelah mengeluarkannya akupun tertelungkup lemas, kulihat seluruh badan mamahku sudah mandi keringat, begitupun dengan aku.

Kulihat jam menunjukkan pukul 03.40. itu berarti sudah 3 jam setengah aku mengentot dengan mamahku. Sepanjang malam itu mamaku hanya bisa menangis melihat apa yang telah dilakukan olehku terhadapnya.

Pagi harinya, saat aku mulai membuka mataku, kulihat mamaku sudah mandi, dan mengenakan pakaian dan duduk termenung di pinggir ranjang, mungkin masih memikirkan tindakan yang dilakukan olehku semalam tadi, kulihat air matanya sedikit menetes di pipinya. Lalu kuhampiri mamaku dan kupeluk dia dari belakang, sambil meminta maaf atas perlakuanku semalam terhadapnya. “mah, maafin Budi semalam ya, Budi bener-bener nyesel udah ngelakuin itu sama mama, please maafin Budi ya” kataku “Sudahlah Bud, toh mama juga udah berjanji mau melakukan apapun untukmu di hari ultah kamu ini, Happy birthday ya sayang” sahut mamaku sambil menyenderkan kepalanya ke dadaku.

Tadinya aku sempat khawatir, kalau-kalau mamaku marah dan tidak akan memaafkanku, tapi setelah mamaku berkata seperti tadi dan menyenderkan kepalanya di dadaku, akupun sedikit lega. Dalam keadaan itu aku mulai membelai-belai rambut mamaku dengan tanganku, sambil terus memeluk mamaku.

“semalam mama hebat banget” sahutku “budi bener-bener kaget, ternyata gairah seks mamah masih luar biasa” kataku mamaku hanya diam ketika mendengar hal itu, dan ia mulai menceritakan pengalaman hidupnya, mengapa ia sangat kurang menyukai seks, karena ketika mamaku masih menginjak sma, ada seorang teman dekatnya diperkosa oleh teman-teman di kelasnya, dan karena pada saat itu mamaku sedang mengintip, mamaku sangat trauma melihat kejadian itu.

Dan sejak saat itu, mamaku mulai membenci yang namanya seks, baginya seks sangat identik dengan kekerasan. Sedangkan ketika melakukan seks dengan ayahku, dia tidak pernah bisa menikmatinya, karena selain dihantui trauma masa lalu, ayahku sangat monoton dalam melakukan hubungan seks, sehingga ketika berumur 30, mamaku sudah malas melakukan hubungan seks dengan papaku, dengan alasan tubuhnya selalu sakit ketika melakukan hubungan seks, dan ayahku hanya bisa menuruti ibuku. Jadi kalau dihitung-hitung sudah 10 tahun lebih mamaku tidak melakukan hubungan seks, dan menurut mamaku baru kali ini dia mencapai puncak orgasme yang begitu tinggi.

“kamu juga tadi hebat, saying” kata mamaku “nah, sekarang mamah harus bisa melupakan trauma masa lalu yang buruk itu, sekarang terbuktikan kalau gairah seks mama begitu hebat, mama ga kalah dengan wanita yang masih muda” kataku. Mendengar hal itu mamaku hanya sedikit tersenyum saja, dan kemudian kudekati wajah ibuku dan kucium bibir mamaku yang kecil dan tipis itu. Ternyata kali ini mamaku tidak berontak, dan malah membalas ciumanku itu. Kukeluarkan lidahku, dan mamakupun mengeluarkan lidahnya mengikuti gerakanku, dan lidah kamipun saling bertautan sambil tanganku mulai melepaskan pakaian mamaku, sehingga dalam waktu singkat mamaku sudah telanjang kembali, dan melihat kontolku yang sudah kembali menegang, mamaku mulai berlutut di hadapanku, memegang kontolku, dan hup…..dalam sekejap, kontolku sudah dihisap, dan dikulum dalam mulutnya.

Kulihat kuluman mamaku sudah semakin mahir dan mulai terbiasa dibanding dengan ketika pertama kali mengulumnya tadi. Sambil terus mengulum, kubelai dan kuelus mamaku. “ah, mama makin lama benar-benar makin hebat, terus mah… terus… ah….”sahutku. Akupun benar-benar sangat menikmati permainan mamaku itu. Setelah 10 menit berlangsung, kukeluarkan kontolku dalam mulut mamaku, kusuruh mamaku duduk di pinggir ranjang, lalu kubuka selangkangannya lebar-lebar, kemudian kujilat bagian tengah memeknya.

“akh…mmhhhhhh….uhhh….shhh…geli …bud…ah…ah….ah….mmhhh….nikmat… …aoh….”desah mamaku di pagi itu.kembali bagian dalam vaginanya sudah mulai basah oleh cairan di dalam memeknya. “Mmhh…uhh….akhhhh…Bud….Budi….. ohh…emhh..... nikmat Bud…..ahhhh! desah mamaku, akupun melepaskan jilatan dan ciuman di memek mamaku yang sudah merah akibat dari hisapan-hisapan mulutku di memeknya. Lalu kugesek-gesekkan kontolku yang sudah menegang di bibir vaginanya. ahhhhh…. mmmhhhh…. oh… emhh…! mamaku semakin mendesah sambil menggeliat-geliatkan badannya yang sudah dibanjiri dengan keringat, lalu setelah beberapa lama kontolku kugesek di bibir vaginanya, akupun mulai memasukkan kontolku ke memek mamaku. Bless…bless… kali ini kontolku lebih lancar untuk keluar masuk lobang memeknya, dibanding ketika pertama kali aku memasukkannya.

“ah…ah…ohh…emhh….nikmat…ah…ter us…terus Bud….!desah mamaku sambil terus menggeliat-geliatkan badannya. Lama kelamaan kupercepat pompaan kontolku di memeknya. “Ahhh..oh…akhh….emhhh…..terus Bud…terus…Bud…akh..mama mau keluar Bud….! Desah mamaku. “sabar ma, Budi juga udah mau nih…tahan bentar lagi ya mah! Sahutku sambil mempercepat pompaanku. “Bud…. akh…. ohh….. emhhh….. ahhh… Bud…. Budi.... ahhhh…mama udah ga tahan lagi Bud….ahhhh….auhhhhhhhhh! teriak mamaku ketika sudah mencapai orgasme. Kali ini akupun mulai merasa ada yang mau keluar dari penisku.

“oh…ah…mah….oh…Budi mau keluar mah…ah…buka mulut mama sekarang! Sahutku, sambil kulepaskan pompaan kontolku dari memek mamaku dan langsung kumasukkan ke dalam mulut mamaku dan crot…crot…crot…crot….kutumpahk an seluruh spermaku di dalam mulut mamaku. “Umhhh….mmhhhh…emhhh….uhuk…” mamaku mulai kewalahan menerima limpahan sperma di mulutnya dan mulai tersedak. Sebagian besar spermaku yang ada di mulutnya tertelan oleh mamaku, sedangkan sperma yang masih tersisa di mulutnya dikeluarkan bersamaan dengan air liurnya. Akupun benar-benar sangat terpana melihat kejadian itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar