Saat aku telah berdiri di hadapannya barulah kusadari ternyata dia hanya
memakai gaun tidur yang sangat merangsang. Warnanya hitam dan ukurannya
sangat pendek hingga sebagian pahanya dapat terlihat jelas olehku, dan
yg paling membuatku bernafsu adalah ternyata dia tidak mengenakan apa2
lagi di balik gaunnya itu. Itulah sebabnya dia tadi tidak membukakan
pagar rumahnya dan hanya berteriak menyuruhku masuk, rupanya dia telah
merencanakan semua ini, batinku berkata.
Lalu tanpa dikomando kami bergerak saling rangkul dan bibirnya adalah
sasaran pertamaku. Kami berciuman dengan sangat panas, lidah kami saling
berbelit di dalam rongga mulut kami. Tangannya erat merangkul
pinggangku, tangan kananku mengelus punggungnya dan tangan kiriku
meremas bokongnya gemas. Sekitar lima menit-an kami bercumbu dengan
posisi itu sampai dia melepaskan pagutannya pada bibirku lalu menyeretku
menuju kamarnya yg terletak di tengah. Setelah menutup dan mengunci
pintu kamar dengan nafas memburu dia lalu mulai mempreteli bajuku satu
persatu sampai tak tersisa, akupun tak mau kalah kulepaskan gaun
tidurnya sampai kami sama2 polos tanpa sehelai benangpun menempel di
tubuh kami.
“Wow gede banget kontolmu Lingga, mbak pengen banget ngerasain kontolmu
ini..” katanya sambil meraih kontolku dan dengan cepat dikulumnya. Aku
hanya mendesah lirih saat bibir dan lidahnya bermain di kejantananku,
kadang aku meringis nikmat saat lidahnya dengan lincah menggelitik ujung
kontolku, membuat kejantananku semakin keras menegang.
Kepalanya bergerak liar maju mundur kadang berputar di kejantananku,
menimbulkan sensasi nikmat yg sukar kuungkapkan dengan kata2. Sekitar 15
menit dia mengulum kontolku, lalu dia berdiri dan mengulum bibirku,
kemudian dia beranjak ke ranjang, duduk di tepian ranjang sambil membuka
kakinya lebar2. Aku mengerti keinginannya lalu aku berjongkok di
depannya, kupandangi sejenak vaginanya sambil jariku meraba klitorisnya
yg kulihat telah berdiri mengacung.
“Ayo sayang, jangan diliatin aja dong..cepet jilatin punya mbak, aku
udah nggak tahan nih..” rintihnya memohon padaku untuk memulai aksiku
sambil tangannya meraih kepalaku lalu didekatkan ke arah vaginanya.
Dengan gerakan cepat dan tiba2 aku langsung menerkam klitorisnya dengan
kedua bibirku lalu menguncinya erat. Lenguhannya keras terdengar saat
aku lakukan itu.
“Aah sayang..kamu nakal ya, kamu ja..eugh” ucapannya terputus saat
lidahku dengan gerakan cepat menyapu klitorisnya, kadang kutekan
kepalaku ke arah vaginanya dan kutempelkan lidahku pada vaginanya rapat,
lalu dengan gerakan cepat kugerakkan kepalaku berputar dengan posisi
lidahku masih erat menempel di klitorisnya. Lenguhan dan erangannya
semakin keras tersengar memenuhi seluruh ruang, nafasku dan nafasnya
sudah sama2 memburu. Vaginanya semakin basah, cairan dari dalam
vaginanya bercampur dengan air ludahku membuat vaginanya berkilat
tertimpa cahaya lampu.
“Udah sayang..masukkan kontolmu, aku udah nggak tahan, aku mau..ughh..”
rintihnya sambil tangannya menarik tubuhku naik, berharap aku segera
memasuki tubuhnya. Tapi aku sengaja bertahan, aku ingin dia merasakan
orgasme pertamanya dari permainan lidah dan bibirku. Kugencarkan
seranganku pada vaginanya sampai kurasakan tiba2 tubuhnya menegang kaku,
kedua pahanya erat menjepit kepalaku dan tangannya kuat meremas sprei.
Diiringi jerit nikmat tubuhnya lalu menyentak liar tak terkendali,
pinggulnya terangkat sejenak lalu tubuhnya lunglai, kedua kakinya lemah
terbujur ke lantai. Matanya rapat terpejam dan bibirnya setengah terbuka
menggumamkan erangan lirih. Aah rupanya dia telah mendapat orgasme
pertamanya, pikirku senang.
Aku bergerak berdiri lalu kuangkat seluruh tubuhnya yg telah lunglai ke
atas pembaringan, kemudian aku berbaring disisinya. Kupandangi wajahnya
yg penuh keringat, kuseka keringat yg menetes di wajahnya lalu kukecup
dahinya lembut. Mendapat perlakuanku itu matanya terbuka lalu bibirnya
tersenyum, sambil mencubitku gemas dia memelukku erat.
“Kamu nakal ya, kamu bikin mbak keluar bukan pake kontolmu gede itu tapi
malah pake bibirmu yg memble itu..” cibirnya seraya mencubit gemas
pipiku.
“Tapi rasanya sama enak kan mbak” sahutku sambil meremas lembut dadanya.
Dia mencubit pipiku lagi lalu berkata, “Ternyata kamu pinter juga ya,
hayoo ketauan kamu sering begituan ama cewek yaa..” selidiknya sambil
memasang muka masam.
“Aah nggak kok mbak, aku cuma sering nonton film BF, jadi aku tau gimana cara muasin cewek” balasku menangkis tudingannya.
“Udah nggak apa2 kok, mbak malah senang kamu udah pinter, kan mbak nggak
perlu ngajarin kamu lagi kan, naah sekarang mbak mau ngerasain kontolmu
itu sayang..” sahutnya sambil tangannya meremas kontolku yg masih
tegang dengan gemas.
Mendengar ucapannya itu aku langsung mencium dadanya, kuciumi kedua
payudaranya dengan lembut tapi puting susunya sengaja aku tidak lumat,
hanya aku sentuh dan gesek dengan bibirku sambil sesekali kugesekkan
ujung hidungku pada puting susunya yg mulai mengeras. Dia hanya merintih
geli saat kulakukan itu, lalu dengan gerakan cepat dan tiba2 aku
menerkam puting susunya yg sebelah kiri dengan bibirku. Kugigit lembut
putingnya dengan bibirku lalu kubuat gerakan memelintir puting susunya,
tubuhnya tersentak sedikit saat kulakukan itu. Tangannya meremas
rambutku lembut, mulutnya menggumamkan kata2 tidak jelas pertanda
birahinya mulai beranjak naik lagi. Tanganku bergerak meremas dadanya yg
sebelah kanan, lalu kupelintir puting susunya dengan dua jariku,
perlahan kurasakan kedua puting susunya makin mengeras. Tangannya makin
kuat meremas kontolku dan kurasakan sedikit sakit saat jarinya meremas
kontolku dengan agak kuat, kugeser pantatku sedikit agar remasannya pada
kontolku bisa sedikit berkurang.
Puas bermain di dadanya, kugeser tanganku perlahan menuruni tubuhnya,
kuraba perutnya yg masih rata tanpa lemak walau sudah pernah melahirkan
lalu semakin turun ke bawah ke arah vaginanya. Kakinya semakin
dilebarkan saat jemariku sampai di daerah paling sensitif di tubuhnya.
Jari telunjukku kuletakkan tepat di atas klitorisnya dan jari tengahku
menyentuh permukaan bibir vaginanya yg telah mulai membasah lagi.
Kugerakkan kedua jariku berirama dan kuhisap kuat2 puting susunya,
perlakuanku itu membuatnya makin tidak mampu menahan diri. Tiba2 dia
mendorong tubuhku lalu dengan cepat dia menaiki tubuhku.
“Kamu nakal..awas ya sekarang giliran kamu kubikin lemes..” ucapnya
sambil memegang kontolku lalu diarahkannya ke arah vaginanya yg telah
merekah basah. Setelah dirasa pas lalu dia menekan pinggulnya perlahan,
erangan nikmat keluar dari mulut kami bersamaan saat kulit kelamin kami
mulai bersentuhan, nikmat sekali. Karena vaginanya telah sangat basah
maka dengan mudah seluruh kontolku dapat masuk ke dalam vaginanya, lalu
pinggulnya mulai bergerak naik turun dengan cepat. Kuimbangi gerakan
naik turunnya dengan arah berlawanan, jadi penetrasi yg terjadi semakin
dalam dirasakannya. Kontolku terasa dijepit oleh vaginanya, aku tidak
menyangka walaupun dia pernah melahirkan sampai 2 kali ternyata
vaginanya masih sangat nikmat, mampu menjepit dan memberikan gesekan
nikmat pada kontolku.
Suara berkecipak akibat kelamin kami yg beradu ditambah suara rintihan
dan erangan nikmat dari mulut kami membuat suasana kamar menjadi semakin
erotis. Kuremas kedua payudaranya yg bergelantungan di atas tubuhku,
kupilin puting susunya kadang kutarik lembut hingga membuatnya makin tak
mampu menahan diri. Beberapa menit kami melakukan ini, aku berusaha
bertahan untuk tidak keluar terlebih dulu, karena aku ingin memberinya
kepuasan ganda hari itu. Akhirnya puncak kenikmatan itu mulai
dirasakannya, rintihan nikmatnya makin kuat terdengar.
“Uugh sayang, aku mau keluar lagi..eempf..” rintihnya, tangannya kuat
mencengkeram dadaku dan kurasakan kukunya mencakar kulit dadaku.
Dibarengi teriakan nikmatnya lalu tubuhnya menegang kaku sesaat, kedua
matanya rapat terpejam dan mulutnya terbuka menggumamkan jerit
kenikmatan. Mendengar rintihan nikmatnya membuatku tak mampu lagi
menahan diri, aku juga mulai merasakan adanya aliran yg semakin kuat
membuncah di kontolku seakan ingin meledak.
“Aah mbak..Santii..aku juga..aahh..” ucapku tersendat saat air maniku
tak mampu lagi kubendung menyemprot kuat di dalam vaginanya. Mendapat
semprotan air maniku yg kuat di dalam vaginanya membuat dirinya orgasme
untuk ketigakalinya. Saat orgasmenya yg ketiga dia melumat bibirku
dengan buas, teriakan nikmatnya tertahan di dalam mulutku bercampur
dengan erangan nikmatku. Kami saling berpelukan erat menikmati sisa
orgasme yg kami rasakan, kontolku masih tertancap kuat di dalam
vaginanya. Bibirku dan bibirnya saling melumat, dengan mata terpejam
kami menikmati sensasi nikmat ini.
Setelah rasa nikmat itu mulai mereda, tubuhnya bergulir lunglai ke
sisiku. Kami memandangi langit2 kamar dengan sejuta rasa puas. Kulirik
jam dinding yg tergantung di kamarnya, sudah jam 11 lewat, berarti tadi
aku telah bercinta dengannya hampir tiga jam!
Benar2 pertarungan yg melelahkan, tapi aku sangat puas karena telah
mampu memuaskannya berkali2. Dengan beringsut aku menghadap ke arah
payudaranya, kukulum sejenak puting susunya sambil kulirik vaginanya yg
basah, basah oleh campuran air maniku dan cairan vaginanya. Dia merintih
manja sambil tangannya mengusap lembut rambutku, bibirnya
menyunggingkan senyum kepuasan. Lalu kukatakan padanya bahwa aku harus
segera keluar dari rumahnya karena aku tidak mau anak2nya memergoki
perbuatan yg barusan kami lakukan.
Dia melumat bibirku sesaat, lalu dia mengatakan sangat puas dengan
permainanku dan ingin mengulanginya lagi lain hari. Tentu saja aku tidak
akan menolak permintaan nikmat itu. Setelah pertemuan itu kami masih
sempat beberapa kali melakukan lagi melakukannya, kadang di rumahnya dan
lebih sering di hotel, dan untungnya sejauh ini keluarganya tidak
mengetahui perbuatan kami tersebut. Kini kami sudah tidak pernah lagi
bertemu karena dia tela
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar