Kemudian saya menurut saja, saya lihat punggungnya. Karena tidak ada apa-apa, saya bilang, “Nggak ada apa-apa kok Bu..!”
Tetapi
tanpa disangka, ia malah membuka semua gaun tidurnya, dengan tetap
membelakangiku. Saya lihat punggungnya yang begitu mulus dan putih.
Kemudian ia menarik tangan saya ke payudaranya, oh sungguh kenyal dan
besar. Kemudian saya merayap ke putingnya, dan benar perkiraan saya,
putingnya besar dam masih keras.
Kemudian ia membalikkan
tubuhnya, ia tersenyum sambil membuka celana dalamnya. Terlihat di
sekitar kemaluannya banyak ditumbuhi bulu yang lebat.
Kemudian saya berkata, “Kenapa Ibu membuka baju..?”
Ia malah berkata, “Sudah.., tenang saja! Pokoknya puaskan aku malam ini, kalau perlu hingga pagi.”
Karena
saya ingin juga merasakan tubuhnya, saya pun tanpa basa-basi terus
menciuminya dan juga buah dadanya. Saya hisap hingga ia merasa kegelian.
Kemudian ia membuka pakaian saya, ia pun terbelalak saat ia melihat
batang kejantanan saya.
“Oh, sangat besar dan panjang..! (karena ukuran penis saya memang besar, sekitar 17 cm dan berdiameter 3 cm)”
Dosen saya pun sudah mulai terlihat atraktif, ia mengulum penis saya hingga biji kemaluan saya.
“Ah.. ahh Bu… enak sekali, terus Bu, aku belum pernah dihisap seperti ini..!” desah saya.
Karena
dipuji, ia pun terus semangat memaju-mundurkan mulutnya. Saya juga
meremas-remas terus buah dadanya, nikmat sekali kata dosen saya.
Kemudian ia mengajak saya untuk merubah posisi dan membentuk posisi 69.
Saya terus menjilati vaginanya dan terus memasukkan jari saya.
“Ah.. Andre, aku sudah nggak kuat nih..! Cepat masukkan penismu..!” katanya.
“Baik Bu..!” jawab saya sambil mencoba memasukkan batang kemaluan saya ke liang senggamanya.
“Ah.., ternyata sempit juga ya Bu..! Jarang dimasukin ya Bu..?” tanya saya.
“Iya Andre, suami Ibu jarang bercinta dengan Ibu, karena itu Ibu belum punya anak, ia pun juga sebentar permainannya.” jawabnya.
Kemudian
ia terus menggelinjang-gelinjang saat dimasukkannya penis saya sambil
berkata, “Ohh… ohhh… besar sekali penismu, tidak masuk ke vaginaku, ya
Ndre..?”
“Ah nggak kok Bu..” jawab saya sambil terus berusaha memasukkan batang keperkasaan saya.
Kemudian,
untuk melonggarkan lubang vaginanya, saya pun memutar-mutar batang
kemaluan saya dan juga mengocok-ngocoknya dengan harapan melonggarkan
liangnya. Dan betul, lubang senggamanya mulai membuka dan batang
kejantanan saya sudah masuk setengahnya.
“Ohhh… ohhh… Terus Ndre, masukkan terus, jangan ragu..!” katanya memohon.
Setelah memutar dan mengocok batang kejantanan saya, akhirnya masuk juga rudal saya semua ke dalam liang kewanitaannya.
“Oohh pssfff… aha hhah.. ah…” desahnya yang diikuti dengan teriakannya, “Oh my good..! Ohhh..!”
Saya
pun mulai mengocok batang kemaluan saya keluar masuk. Tidak sampai
semenit kemudian, dosen saya sudah mengeluarkan cairan vaginanya.
“Oh Andre, Ibu keluar…” terasa hangat dan kental sekali cairan itu.
Cairan
itu juga memudahkan saya untuk terus memaju-mundurkan batang
keperkasaan saya. Karena cairan yang dikeluarkan terlalu banyak,
terdengar bunyi, “Crep.. crep.. sleppp.. slepp..” sangat keras. Karena
saya melakukannya sambil menghadap ke arah pintu, sehingga terdengar
sampai ke luar ruang kerjanya.
Saat itu saya sempat melihat
pembantunya mengintip permainan kami. Ternyata pembantu itu sedang
meremas-remas payudaranya sendiri (mungkin karena bernafsu melihat
permainan kami). Oh, betapa bahagianya saya sambil terus mengocok batang
keperkasaan saya maju mundur di liang vagina dosen saya. Saya juga
melihat tontonan gratis ulah pembantunya yang masturbasi sendiri, dan
saya baru kali ini melihat wanita masturbasi.
Setelah 15 menit
bermain dengan posisi saya berada di atasnya, kemudian saya menyuruh
dosen saya pindah ke atas saya sekarang. Ia pun terlihat agresif dengan
posisi seperti itu.
“Aha.. ha.. ha…” ia berkata seperti sedang bermain rodeo di atas tubuh saya.
15 menit kemudian ia ternyata orgasme yang kedua kalinya.
“Oh, cepat sekali dia orgasme, padahal aku belum sekalipun orgasme.” batin saya.
Kemudian
setelah orgasmenya yang kedua, kami berganti posisi kembali. Ia di atas
meja, sedangkan saya berdiri di depannya. Saya terus bermain lagi
sampai merasakan batas dinding rahimnya.
“Oh.. oh.. Andre, pelan-pelan Ndre..!” katanya.
Kelihatannya
ia memang belum pernah dimasukan batang kemaluan suaminya hingga
sedalam ini. 15 menit kemudian ia ternyata mengalami orgasme yang ketiga
kalinya.
“Ah Andre, aku keluar, ah… ah… ahhh… nikmat..!” desahnya sambil memuncratkan kembali cairan kemaluannya yang banyak itu.
Setelah
itu ia mengajak saya ke bath-tub di kamar mandinya. Ia berharap agar di
bath-tub itu saya dapat orgasme, karena ia kelihatannya tidak sanggup
lagi membalas permainan yang saya berikan. Di bath-tub yang diisi
setengah itu, kami mulai menggunakan sabun mandi untuk mengusap-usap
badan kami. Karena dosen saya sangat senang diusap buah dadanya, ia
terlihat terus-terusan bergelinjang. Ia membalasnya dengan meremas-remas
buah kemaluan saya menggunakan sabun (bisa pembaca rasakan nikmatnya
bila buah zakar diremas-remas dengan sabun).
Setelah 15 menit
kami bermain di bath-tub, kami akhirnya berdua mencapai klimaks yang
keempat bagi dosen saya dan yang pertama bagi saya.
“Oh Andre, aku mau keluar lagi..!” katanya.
Setelah
terasa penuh di ujung kepala penis saya, kemudian saya keluarkan batang
kejantanan saya dan kemudian mengeluarkan cairan lahar panas itu di
atas buah dadanya sambil mengusap-usap lembut.
“Oh Andre, engkau
sungguh kuat dan partner bercinta yang dahsyat, engkau tidak cepat
orgasme, sehingga aku dapat orgasme berkali-kali. ini pertama kalinya
bagiku Andre. Suamiku biasanya hanya dapat membuatku orgasme sekali
saja, kadang-kadang tidak sama sekali.” ujar dosen saya.
Kemudian
karena kekelalahan, ia terkulai lemas di bath-tub tersebut, dan saya
keluar ruang kerjanya masih dalam keadaan bugil mencoba mengambil
pakaian saya yang berserakan di sana.
Di luar ruang kerjanya,
saya lihat pembantu dosen saya tergeletak di lantai depan pintu ruangan
itu sambil memasukkan jari-jarinya ke dalam vaginanya. Karena melihat
tubuh pembantu itu yang juga montok dan putih bersih, saya mulai
membayangkan bila saya dapat bersetubuh dengannya. Yang menarik dari
tubuhnya adalah karena buah dadanya yang besar, sekitar 36D. Akhirnya
saya pikir, biarlah saya main lagi di ronde kedua bersama pembantunya.
Pembantu itu pun juga tampaknya bergairah setelah melihat permainan saya
dengan majikannya.
Saya langsung menindih tubuhnya yang montok
itu dengan sangat bernafsu. Saya mencoba melakukan perangsangan terlebih
dulu ke bagian sensitifnya. Saya mencium dan menjilat seluruh permukaan
buah dadanya dan turun hingga ke bibir kemaluannya yang ditumbuhi hutan
lebat itu. Tidak berapa lama kemudian, kami pun sudah mulai saling
memasukkan alat kelamin kami. Kami bermain sekitar 30 menit, dan
tampaknya pembantu ini lebih kuat dari majikannya. Terbukti saat kami
sudah 30 menit bermain, kami baru mengeluarkan cairan kemaluan kami
masing-masing. Oh, ternyata saya sudah bermain seks dengan dua wanita
bernafsu ini selama satu setengah jam. Saya pun akhirnya pulang dengan
rasa lelah yang luar biasa, karena ini adalah pertama kalinya saya
merasakan bercinta dengan wanita.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar