Tiba tiba mamaku mengeluarkan penisku dari celana pendek yang
kupakai, kepalanya mendekati penisku dan memasukkannya ke dalam
mulutnya. Sambil mengocok ngocok dan memainkan lidahnya di ujung
penisku. Kurasakan kenikmatan yang belum pernah kurasakan, tiba tiba
“crot…crot. .” keluar cairan kenikmatan yang langsung ditampung mulut
mama.
“Yah, sudah keluar deh, padahal mama belum kebagian” kata mamaku
sambil menelan cairan sperma yang ada dalam mulutnya. Aku jadi malu
sendiri, maklum yang pertama kali kulakukan.
“Pindah ke ranjang yuk” ajak mamaku sambil berdiri menuju ranjangku. Aku
ngikut aja bagai kerbau yang dicocok hidungnya. Mamaku tidur terlentang
diatas ranjang masih menggunakan dasternya. Ketika kakinya diangkat
agak ditekuk tampak mem*k mamaku yang dikelilingi bulu halus itu
terbuka. Ternyata mamaku tidak memakai celana dalam dibalik dasternya.
Membuat dadaku jadi berdebar debar melihat pemandangan yang indah itu.
“Ayo kesini!” kata mamaku sambil menarik turun celana kolor yang aku
pakai. Dasar si kecilku nggak bisa melihat barang aneh, langsung
terbangun lagi.
“Nah, itu sudah bangun lagi.” seru mamaku. Kudekati bagian pangkal paha
mamaku, tercium olehku aroma yang keluar dari mem*k mamaku yang membuaku
makin terangsang. Sambil perlahan kusibak belahan lobang kenikmatan
yang didalamnya berwarna merah jambu itu. Kujilat cairan yang keluar
dari dalamnya, nikmat rasanya.
“Teruskan indra, jilati bagian itu” lenguh mamaku yang merasakan
kenikmatan. Kujilat dan terus kuhisap cairan yang keluar sampai tak
bersisa. Setelah sekian lama bermain didaerah vagina mamaku, kuangkat
kepalaku dari jepitan paha mamaku. Kulihat mamaku sudah tergolek tanpa
selembar benangpun yang menutupi tubuhnya. Mungkin waktu asyik bermain
dibawah tadi, mamaku mulepaskan daster yang dikenakannya.
Kubuka kaos yang sedang kupakai, sehingga kami sama-sama dalam
keadaan telanjang bulat. Kudekati tubuh mamaku sambil perlahan lahan
kutindih sambil menghujani ciuman ke bibir mamaku. Kami berciuman sambil
memainkan payudara mamaku, kuremas remas dan kupuntir puting payudara
yang dulu menjadi sumber makananku pada waktu masih bayi. Tangan mamaku
sudah memegang batang penisku dan dibimbingnya kearah lobang
kenikmatannya yang sudah basah.
“Tekan sayang…” pinta mamaku. Dengan ragu-ragu kutekan penisku dan bless
menancap masuk ke lobang vagina mamaku yang sudah licin.
Oh..nikmatnya, sambil kutarik keluar masuk kedalam lobang kenikmatan
itu. Desahan napas mamaku semakin membuat aku terpacu untuk mempercepat
irama pemompaan batang penisku kedalam lobang kenikmatan mamaku. Tak
lama kemudian…
“Oh, aku sudah sampai sayang, kamu benar benar hebat”.
Terasa lobang kenikmatan mamaku bertambah basah oleh cairan yang
keluar dari dalam dan menimbulkan bunyi yang khas seirama keluar
masuknya batang penisku. Tiba-tiba mama mencabut batang penisku, padahal
sedang keras-kerasnya.
“Sebentar ya sayang, biar ku lap dulu lobangya, sambil kita rubah posisi.”
Disuruhya aku telentang dengan batang penis yang tegak hampir
menyentuh pusarku. Mamaku jongkok tepat diatas batang penisku. Sambil
membimbing batang penisku memasuki lobang kenikmatan yang sudah
mongering karena di lap dengan ujung kain daster, ditekannya pantat
mamaku hingga bless, kembali si kecilku memasuki goa kenikmatan mamaku,
meskipun agak seret tapi rasanya lebih enak, sambil perlahan lahan
diangkatnya naik turun pantat mamaku, yang membuat aku jadi tambah merem
melek. Lama kelamaan jadi tambah licin dan membuat semakin lancarnya
batang penisku untuk keluar masuk. Semakin cepat irama naik turunya
pantat mamaku, tiba tiba tanganya mencengkeram kuat dadaku dan…
“Aku sudah sampai lagi sayang” desah mamaku. Tubuhnya melemah dan
menghentikan irama naik turun pantatnya. Tubuhnya mengelosor telentang
disampingku, dan membiarkan batang penisku masih tegak berdiri. ” Aku
sudah tidak sanggup lagi sayang, terseah mau kamu apain saja ” kata
mamaku pelan. Aku hadapkan mamaku kekiri, sambil kuangkat kaki kanannya
hingga nampak tonjolan lobang vaginanya mulai terbuka.
Kumasukkan batang penisku lewat belakang sambil perlahan lahan ku
pompa keluar masuk kedalamnya. Irama pemompaanku makin lama makin
kupercepat sampai akhirnya tubuhku mengejang hendak mengeluarkan peluru
cairan dari lobang penisku, dan crot…crot…crot muntahlah lahar dari
lobang penisku. Bersamaan dengan itu mamaku mengerang lemah ” Oh sayang,
aku keluar lagi “. Batang peniskupun melemah, dan keluar dengan
sendirinya dari lobang petualangan. Kamipun tertidur pulas dalam keadan
telanjang bulat sambil berpelukan ( kaya telletubis aja ).
Pagi harinya aku terbangun dengan keadaan segar, mamaku sudah tidak
ada disampingku. Ku ambil handuk dan kulilitkan menutupi kemaluanku
menuju ke kamar mandi. Di ruang makan aku berpapasan dengan mama yang
sudah segar bugar habis mandi. Kudekati mamaku dan kucium pipinya dengan
mesra, aroma sabun mandi tercium dari tubuh mamaku.
” Semalam kamu hebat sayang, untuk itu mama siapkan telor setengah
matang dan susu hangat untuk memulihkan lagi staminamu ” bisik mamaku
lembut. Sambil duduk dengan hanya dililit oleh handuk kuminum susu
hangat dan kumakan dua butir telur setengah matang dengan kububuhi
merica bubuk dan garam. Mamaku mendampingiku berdiri disampingku, karena
tercium aroma segar sabun mandi membuat birahiku jadi naik. Perlahan
lahan batang penisku berdiri menyibak lilitan handuk yang menutupinya.
Mamaku terseyum melihat kejadian itu, sambil dipegangnya batang
penisku berbisik ” Nanti siang aja sepulang kamu dari sekolah kita
lakukan lagi “. Dengan kecewa aku beranjak menuju kamar mandi untuk
bersiap siap ujian semester di hari terakhir. Tak sabar rasanya untuk
segera menyelesaikan ujian hari ini, agar bisa berpetualang penuh
kenikmatan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar