Wah kesempatan besar, tapi aku agak sedikit takut, takut dia marah tapi
tangan si tante sekarang malah sudah mengelus-elus kemaluanku sehingga
aku memberanikan diri untuk mengelus payudaranya.
"Ahh.. Arghh enak Di.. Kamu nakal ya" kata tante sembari tersenyum manis ke arahku, spontan saja kulepas tanganku.
"Loh kok dilepas sih Di?" tanyanya.
"Ah takut tante marah" kataku.
"Oohh nggak lah, Di.. Kemari deh".
Tanganku
digenggam tante Lina, kemudian diletakkan kembali di payudaranya
sehingga aku pun semakin berani meremas-remas payudaranya.
"Aarrhh.. Sshh" rintihnya hingga semakin membuatku penasaran.
Lalu
aku pun mencoba mencium tante Lina, sungguh di luar dugaanku, Tante
Lina menyambut ciumanku dengan beringas. Kami pun lalu berciuman dengan
nafsu sekali sambil tanganku bergerilya di payudaranya yang sekal sekali
itu.
"Ahh kamu memang hebat Di.. Terusin Dii.. Malam ini kamu mesti memberikan kepuasan sama tante yah.. Arhh.. Arrhh".
"Tante, aku boleh buka baju tante nggak?" tanyaku.
"Oohh silakan Di", sambutnya.
Dengan
cepat kubuka bajunya sehingga payudaranya yang besar dengan puting yang
kecoklatan sudah berada di depan mataku, langsung saja aku
menjilat-jilat payudaranya yang memang aku kagumi itu.
"Arrgghh.. Arrgghh.." lagi-lagi tante mengerang-erang keenakan.
"Teruuss.. Teerruuss Di.. Ahh enak sekali.."
Lama
aku menjilati putingnya sehingga tanpa kusadari batang kemaluanku juga
sudah mulai mengeluarkan cairan bening pelumas di atas kepalanya. Lalu
sekilas kulihat tangan Tante Lina sedang mengelus-elus bagian
klitorisnya sehingga tanganku pun kuarahkan ke arah bagian celananya
untuk kulepaskan.
"Aahh buka saja Di.. Ahh"
Nafas Tante
Lina terengah-engah menahan nafsu. Seperti kesetanan aku langsung
membuka CD-nya dan lalu kuciumi. Sekarang Tante Lina sudah bugil total.
Kulihat liang kemaluannya yang penuh dengan bulu. Lalu dengan
pelan-pelan kumasukkan jariku untuk menerobos liang kemaluannya yang
sudah basah itu.
"Arrhh.. Sshh.. Enak Di.. Enak sekali" jeritnya.
Setelah
puas jariku bergerilya lalu kudekatkan mukaku ke liang kemaluannya
untuk menjilati bibir kemaluannya yang licin dan mengkilap itu. Lalu
dengan nafsu kujilati liang kemaluannya dengan lidahku turun naik
seperti mengecat saja. Tante Lina semakin kelabakan hingga dia
menggoyangkan kepalanya ke kanan dan ke kiri sambil meremas payudaranya.
"Aah..
Sshh tante udaahh nggaakk tahaann laaggii.. Tante udaahh maauu
kkeeluuaarr.. Ohh", dengan semakin cepat kujilati klitorisnya dan jariku
kucobloskan ke liang kemaluannya yang semakin basah.
Beberapa
saat kemudian tubuhnya bergerak dengan liar sepertinya akan orgasme.
Lalu kupercepat jilatanku dan tusukan jariku sehingga dia merasa
keenakkan sekali lalu dia menjerit..
"Oohh.. Aarrhh.. Tante udah
keeluuaarr Dii.. Ahh" sambil menjerit kecil pantatnya digoyang-goyangkan
dan lidahku masih terus menjilati bagian bibir kemaluannya sehingga
cairan orgasmenya kujilati sampai habis. Kemudian tubuhnya tenang
seperti lemas sekali.
"Wah ternyata kamu hebat sekali, tante
sudah lama tidak merasakan kepuasan ini loh.." ujarnya sambil mencium
bibirku sehingga cairan liang kemaluannya di bibirku ikut belepotan ke
bibir Tante Lina. Sementara itu batang kemaluanku yang masih tegang di
elus-elus oleh tante Lina dan aku pun masih memilin-milin puting tante
yang sudah semakin keras itu.
"Aahh.." desahnya sambil terus mencumbu bibirku.
"Sekarang giliran tante.. Tante akan buat kamu merasakan nikmatnya tubuh tante".
Tangan
tante Lina segera menggerayangi batang kemaluanku lalu digenggamnnya
batang kemaluanku dengan erat sehingga agak terasa sakit tapi kudiamkan
saja karena terasa enak juga diremas-remas oleh tangan tante Lina. Lalu
aku juga tidak mau kalah, tanganku juga terus meremas-remas payudaranya
yang indah itu. Rupanya tante Lina mulai terangsang kembali ketika
tanganku meremas-remas payudaranya dengan sesekali kujilati putingnya
yang sudah tegang itu, seakan-akan seperti orang kelaparan, kukulum
terus puting susunya sehingga tante Lina menjadi semakin blingsatan.
"Aahh kamu suka sekali sama dada tante yah, Di?"
"Iya Tante abis tetek tante bentuknya sangat merangsang sih.. Terus besar tapi masih tetap kencang.."
"Aahh kamu memang pandai muji orang, Di.."
Sementara
itu tangannya masih terus membelai batang kemaluanku yang kepalanya
sudah berwarna kemerahan tetapi tidak dikocok hanya dielus-elus. Lalu
tante Lina mulai menciumi dadaku terus turun ke arah selangkanganku
sehingga aku pun mulai merasakan kenikmatan yang luar biasa sampai
akhirnya Tante Lina berjongok di bawah ranjang dengan kepala mendekati
batang kemaluanku. Sedetik kemudian dia mulai mengecup kepala batang
kemaluanku yang telah mengeluarkan cairan bening pelumas dan merata
tersebut ke seluruh kepala batang kemaluanku dengan lidahnya.
Aku
benar-benar merasakan nikmatnya service yang diberikan oleh Tante Lina.
Lalu dia mulai membuka mulutnya dan lalu memasukkan batang kemaluanku
ke dalam mulutnya sambil menghisap-hisap dan menjilati seluruh bagian
batang kemaluanku sehingga basah oleh ludahnya. Selang beberapa menit
setelah tante melakukan hisapannya, aku mulai merasakan desiran-desiran
kenikmatan menjalar di seluruh batang kemaluanku lalu kuangkat Tante
Lina kemudian kudorong perlahan sehingga dia telentang di atas ranjang.
Dengan penuh nafsu kuangkat kakinya sehingga dia mengangkang tepat di
depanku.
"Aahh Di, ayolah masukin batang kemaluan kamu ke tante
yah.. Tante udah nggak sabar mau ngerasain memek tante disodok-sodok
sama batangan kamu itu".
"Iiyaa tante" kataku.
Lalu aku mulai
membimbing batang kemaluanku ke arah lubang kemaluannya tapi aku tidak
langsung memasukkannya tapi aku gesek-gesekan terlebih dulu ke bibir
kemaluannya sehingga tante Lina lagi-lagi menjerit keenakan..
"Aahh.. Aahh.. Ayolah Di, jangan tanggung-tanggung masukiinn.."
Lalu
aku mendorong masuk batang kemaluanku. Uh, agak sempit rupanya lubang
kemaluannya sehingga agak sulit memasukkan batang kemaluanku yang sudah
tegang sekali itu.
"Aahh.. Sshh.. Oohh pelan-pelan Di.. Teruss-teruuss.. Aahh"
Aku
mulai mendorong kepala batang kemaluanku ke dalam liang kemaluan Tante
Lina sehingga dia merasakan kenikmatan yang luar biasa ketika batang
kemaluanku sudah masuk semuanya. Kemudian batang kemaluanku mulai
kupompakan dengan perlahan tapi dengan gerakan memutar sehingga pantat
Tante Lina juga ikut-ikutan bergoyang. Rasanya nikmat sekali karena
goyangan pantat tante Lina menjadikan batang kemaluanku seperti
dipilin-pilin oleh dinding liang kemaluannya yang seret itu dan rasanya
seperti empotan ayam. Sementara itu aku terus menjilati puting dan
menjilati leher yang dibasahi keringatnya. Sementara itu tangan Tante
Lina mendekap pantatku keras-keras sehingga kocokan yang kuberikan
semakin cepat lagi.
"Oohh.. Sshh.. Di.. Enak sekali.. Oohh..
Ohh.." mendengar rintihannya aku semakin bernafsu untuk segera
menyelesaikan permainan ini.
"Aahh.. Cepat Di, tante mau keluuaarr.. Aahh"
Tubuh
tante Lina kembali bergerak liar sehingga pantatnya ikut-ikutan naik.
Rupanya dia kembali orgasme, bisa kurasakan cairan hangat menyiram
kepala batang kemaluanku yang sedang merojok-rojok liang kemaluannya.
"Aahh.. Sshh.. Sshh", desahnya, lalu tubuhnya kembali tenang menikmati sisa-sisa orgasmenya.
"Wahh kamu memang hebaat Di.. Tante sampe keok dua kali sedangkan kamu masih tegar"
"Iiyaa tante.. Bentar lagi juga Andi keluar nih.." ujarku sambil terus menyodok liang kemaluannya yang berdenyut-denyut itu.
"Aahh enak sekali tante.. Aahh.."
"Terusin
Di.. Terus.. Aahh.. Sshh" erangan tante Lina membuatku semakin kuat
merojok-rojok batang kemaluanku dalam liang kemaluannya.
"Aauuhh pelan-pelan Di, aahh.. Sshh"
"Aduh tante bentar lagi aku udah mau keluar nih.." kataku.
"Aahh.. Di.. Keluarin di dalam aja yah.. Aahh.. Tante mau ngerasain.. Ahh.. Shh.. Mau rasain siraman hangat peju kamu.."
"Iiyyaa.. Tante.."
Lalu aku mengangkat kaki kanan tante sehingga posisi liang kemaluannya lebih menjepit batang kemaluanku.
"Aahh..
Oohh.. Aahh.. Sshh.. Tante, Andi mau keluar nih.. Ahh" lalu aku memeluk
tante Lina sambil meremas-remas payudaranya. Sementara itu, tante Lina
memelukku kuat-kuat sambil menggoyang-goyangkan pantatnya.
"Aahh
tante juga mau keluar lagi aahh.. Sshh.." lalu dengan sekuat tenaga
kurojok liang kemaluannya sehingga kumpulan air maniku yang sudah
tertahan menyembur dengan dahsyat. Seerr.. Seerr.. Croott.. Croott..
"Aahh
enak sekali tante.. Aahh.. Ahh.." Selama dua menitan aku masih
menggumuli tubuh Tante Lina untuk menuntaskan semprotan maniku itu. Lalu
Tante Lina menbelai-belai rambutku.
"Ah kamu ternyata seorang jagoan, Di.."
Setelah
itu dia mencabut batang kemaluanku dari liang kemaluannya kemudian
dimasukkan kembali ke dalam mulutnya untuk dijilati oleh lidahnya. Ah,
ngilu rasanya batang kemaluanku dihisap olehnya. Dan kemudian kami
berdua pun tidur saling berpelukan. Malam itu kami melakukannya sampai
tiga kali.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar