Minggu, 04 Agustus 2013

Doni yang melihat pemandangan itu semakin terangsang, penisnya semakin mengeras. Dengan sabar Doni menunggu kode dari mamihnya, walaupun hatinya ingin segera memasukkan penisnya ke vagina Tuti dan Dewi, nafasnya memburu tanda nafsu birahinya semakin meninggi. Sementara itu di ranjang aksi kedua wanita ini semakin menggila, keduanya saling menghisap dan mengerang silih berganti. Terlihat Dewi memberi kode kepada Doni untuk masuk ke arena pertempuran. Kedatangan Doni tidak diketahui oleh Tuti yang saat itu sibuk menikmati jilatan dan hisapan Dewi dan juga sibuk dengan aksi mulutnya di vagina Dewi. Dengan pelan-pelan Doni naik ke atas ranjang, ia melihat vagina Tuti yang sedang dijilati oleh mamihnya, lubang vaginanya yang sengaja Dewi buka terlihat jelas kemerahan. Doni melihat dalaman lubang itu berdenyut-denyut, saat mamihnya menghisap kelentitnya. Dengan perlahan Doni menyelipkan kepala penisnya ke lubang tersebut. Sleeeppppp…kepala penisnya terjepit di lubang vagina Tuti. Tuti yang merasakan lesakan di lubang kemaluannya tersentak, tapi ia tidak bisa bergerak banyak karena tubuhnya sedang di tindih oleh tubuh Dewi, tubuhnya yang mungil tidak dapat berbuat apa-apa, dan ia tidak mengetahui apa yang mengganjal di lubang kemaluannya itu.

“OOuughhh….aaapaa… itu Bu, aapa.. yang masuk ke dalam memek saya?” tanya Tuti kaget

“Tenang, Tut, tenang, nikmati saja penisnya Doni, pasti kamu gak kecewa,” jawab Dewi menenangkan.

“Eeehhh…jangan, Jangan….dimasukkan Den, den, jangan…Aaghhhh….Ppelaaan… den…peellaannn…aagggghh…kontolmu besar sekali den…ooougghh…robeeekk.. memekku,” Tuti menjerit saat Doni mulai meneroboskan penisnya ke dalam lubang vagina Tuti.

Perlahan tapi pasti batang kemaluan Doni mulai menyeruak lubang vagina Tuti yang sudah lama tidak pernah dikunjungi oleh batang kemaluan lelaki ini, sedikit demi sedikit penisnya Doni mulai terbenam dalam lubang vagina Tuti, Bleeessss…bleeeessss…Bleesssss….dan bleesssssssss…Dengan sekali hentak Doni mendorong masuk semua batang kemaluannya sehingga terbenam seluruhnya di dalam lubang kenikmatan Tuti.

“Aaaagghhh… vaginamu sempit juga…Tut,” Doni mengerang keenakan merasakan jepitan ketat vagina Tuti.

“Oooghhh…. Ssaaakkittt…. Aaahhh…. Hmmmm…aaaaghhh… den…cabut..den.. ,” Tuti mengerang kesakitan merasakan penisnya Doni yang memenuhi rongga kewanitaannya.

“Sabar..Tut.. nanti juga gak sakit… itu karena kamu sudah lama tidak merasakan batang kemaluan lelaki,” Dewi menenangkan.

Doni mendiamkan penisnya dalam jepitan vagina Tuti, Dewi mulai kembali menjilati kelentit Tuti. Jilatan yang dilakukan Dewi perlahan-lahan mulai menghilangkan rasa sakit di vagina Tuti akibat lesakan penisnya Doni, tapi bukan hanya Tuti yang menikmati jilatan Dewi itu, Doni pun ikut merasakan jilatan mamihnya dipangkal selangkangannya, karena posisi pangkal selangkangannya berdekatan dengan posisi kelentit Tuti sehingga jilatan Dewi dapat Doni rasakan juga, Doni merasakan lidah mamihnya menyapu-nyapu pangkal selangkangannya. Doni merasakan kenikmatan yang sedikit berbeda.

“Ooohhh….ssshhh….ooohhh….sshhhh…,”erangan Tuti mulai terdengar lagi, isak tangisnya telah berganti dengan lenguhan nikmat akibat jilatan Dewi.

Tuti sudah mulai tidak merasakan sakit di vaginanya, tapi ia merasakan enak akibat vaginanya dipenuhi oleh penisnya Doni, Doni sendiri mulai merasakan vagina Tuti berdenyut-denyut, seolah meremas-remas penisnya dengan lembut. Dengan tidak menunggu lebih lama lagi Doni mulai mengeluar masukkan penisnya di lubang vagina Tuti. Sssrtttt…. Bleeessss…. Srrttttt…. Bleeeesss…. Sssrrttt…. Bleeessss…..Dewi yang masih asyik menjilati kelentit Tuti, melihat bagaimana penisnya Doni keluar masuk di vagina Tuti dengan perlahan, dan iapun mendengar suara desahan keenakan dari Tuti, menyadari bahwa Tuti sudah dapat menikmati lesakan-lesakan penisnya Doni.

Dewi bangkit dari posisinya, ia berbaring di samping Tuti, sambil tangannya bermain di payudara Tuti. Kedua payudara Tuti silih berganti ia remas-remas dan ia hisap-hisap, jilatannya bermain di kedua putingnya, gigitan-gigitan lembut ia lakukan juga di kedua putingnya tersebut, akibatnya erangan dan desahan nikmat Tuti semakin kerap terdengar. Tuti merasakan keenakan yang sangat luar biasa yang belum pernah ia alami selama ia berhubungan dengan seks dengan suaminya, batang kemaluan Doni yang besar memenuhi rongga wanitanya, gesekan-gesekan penisnya Doni di dinding vaginanya terasa sangat erat, di tambah dengan hisapan dan jilatan serta gigitan Dewi di kedua payudara dan putingnya, Tuti merasakan keenakan, matanya kadang terpejam kadang mendelik, mulutnya mendesah dan mengerang.

“OOuughh….eenaaakk…aaaghhh….ssshhh… den…enaaak… kontolmu… enak den… aahhh…genjot terusss..memekku… yaaaaaahhh….,” Tuti mendesah keenakan.

“Ssshhh...uuughhh… memekmu…seempiittt…Tut, enaaakk… kontol!” Donipun mengerang kenikmatan.

“Hhhmmm…ssslrrppp…ssslrrppp…, betull kan Tut, kamu pasti enak..sslrrppp…,” gumam Dewi

“Iiiiyyaaaahhh… buuu… ooougghh… penisnya den Doni…. Enaaakk.. besaarr… lebih bessaaar… dari padaaaaa… punya suamiku… aaaagghhh…,”erang Tuti.

Nampak kepala Tuti bergoyang kekiri dan kekanan, kadang-kadang terangkat saat lesakan penisnya Doni masuk lebih dalam di lubang vaginanya, lenguhan dan desahannya semakin sering terdengar, gairah birahinya yang terpendam selama satu setengah tahun hari ini terlampiaskan, gejolak birahinya meledak-ledak menikmati sodokan-sodokan penisnya Doni, Tuti merasakan puncak pendakian birahinya akan segera tercapai, ia merasakan lahar kenikmatannya akan segera meletup,

“Ooohhh….den….terussss….genjot memekku yang cepaaatt…den, yang kuaaat… den….aaawwww….teeruusss…dennn….yaaah…beegitttuuu…deeen… makiiiinn ceppaatt… aaaghhh…dennn… makin kuaaatt…deen…Aaaakuuuu…oooghhhh… mmmau..kheluuarrrrr… den…oohh..enaaaakkkk” Tuti mengerang sejadi-jadinya merasakan nikmatnya digenjot oleh Doni.

Mendengar erangan Tuti, Doni semakin mempercepat keluar masuk penisnya di dalam lubang vagina Tuti, dan saat Doni merasakan kedutan kuat di batang kemaluannya iapun lalu menekan penisnya sekuat-kuatnya kedalam lubang kenikmatan Tuti, dan sssrrrrrrr…. Sssrrrrr……. Sssrrrrrrr….. Sssssrrrrrr…… lubang vagina Tuti akhirnya menyemburkan lahar kenikmatannya yang sudah terpendam selama satu setengah tahun.

“Ooouugghhh…deeennn…. Eeenaaaakkk….. nikkmaaattt….,hhhmmmm,” Tuti mengerang keenakan saat vaginanya mulai menyemburkan cairan kenikmatannya.

Doni mendiamkan sejenak penisnya dalam lubang vagina Tuti, untuk memberi kesempatan kepada Tuti menikmati puncak kenikmatan yang diraihnya, dan Doni merasakan vagina Tuti berkedut-kedut dengan kuat seiring dengan menyemburnya cairan kenikmatannya. Terlihat nafas Tuti masih memburu, matanya terpejam, dimulutnya tersungging senyuman kepuasan, untuk pertama kalinya Tuti merasakan kenikmatannya bersetubuh dan untuk pertama kalinya juga Tuti mencapai puncak orgasmenya, selama menikah dan melakukan hubungan badan dengan suaminya belum pernah Tuti merasakan kenikmatan bersetubuh apalagi sampai orgasme, selama ia menikah yang ia lakukan hanya melayani suaminya saja, apalagi kalau suaminya melakukan hubungan seks tidak pernah melakukan pemanasan dulu seperti yang ia dapatkan sekarang ini. Setelah nafasnya mereda Tutipun membuka kedua matanya, tapi ia jadi tersipu malu saat tahu bahwa kedua majikannya sedang menatap dirinya, mukanya langsung memerah, kedua tangannya secara otomatis menutupi kedua payudaranya, ia merasa malu, terutama kepada majikan mudanya itu, dari pertama ia bekerja dirumah ini, sering ia mencuri pandang kepada majikan mudanya ini, dan ia sering membicarakan kerupawanan majikan mudanya itu dengan Narti dan Ani, kedua temannya itu juga sering mencuri-curi pandang majikan mudanya itu. Gerakan tangan Tuti yang menutupi kedua payudaranya itu, membuat Doni dan Dewi tersenyum, apalagi Doni yang penisnya masih terbenam dilubang kenikmatan Tuti, tersenyum lebar dengan perbuatan Tuti tersebut.

Dengan perlahan-lahan Doni mulai kembali memaju mundurkan penisnya di lubang kenikmatan Tuti, Tuti yang masih tersipu malu terhenyak dengan ulah Doni, iapun melenguh merasakan gesekan batang kemaluan Doni di dinding vaginanya, mukanya semakin memerah saat kedua tangan Doni mulai menggerayangi kedua payudaranya yang sedang ditutupi oleh tangannya, tangan Doni mulai menyingkirkan tangan Tuti sehingga kembali payudaranya yang masih ranum dan tidak terlalu besar terpampang dimata Doni, kemudian diremas-remasnya kedua bukit kembar itu sambil tetap menggenjot penisnya keluar masuk lubang vagina Tuti dengan perlahan, erangan Tutipun kembali terdengar, nafsu birahinya yang tadi sudah padam, perlahan mulai menyala kembali. Irama genjotan Doni yang pelan tapi teratur, membuat Tuti merem-melek menikmati sensasi gesekan penisnya Doni di dinding vaginanya, lenguhan dan desahannya kerap terdengar dari mulutnya, apalagi remasan tangan Doni dan pilinan jemarinya bermain di kedua payudaranya dan kedua putingnya yang semakin menegang, Tuti merasakan kenikmatan yang sangat dan terutama ia merasa senang bahwa majikan mudanya ini sedang menyetubuhinya, ia juga bangga bahwa majikan mudanya ini sedang menikmati lubang vaginanya.

“OOoohhh…den… aaaghh…den…enak… den…penismu…enak sekali.. terus den genjot vaginaku…aaaghh…hhhmmm…aaaagghh..,”desah Tuti.

“Enak..Tut, oooogghh… vaginamu..juga enak…,”Donipun mengerang keenakan merasakan jepitan vagina Tuti di penisnya.

Dewi yang melihat Doni mulai menggenjot Tuti kembali, iapun beranjak kearah Doni. Tubuh Doni ia peluk dari belakang dan Dewipun mulai menciumi punggung, telinga, tengkuk Doni, dan salah satu tangannya bergantian mengelus-elus antara dada Doni dan biji peler Doni, Doni yang merasakan serangan Dewipun mulai melenguh, ia merasakan sensasi nikmat yang berbeda, terutama saat tangan mamihnya mengelus-elus biji pelernya yang sedang bergoyang akibat ia sedang memaju mundurkan penisnya dilubang vagina Tuti, ciuman Dewi di punggung dan tengkuknya membuat ia merinding kegelian.

Penisnya semakin gencar keluar masuk di vagina Tuti, gerakannya semakin bertambah cepat, Tuti yang merasakan penisnya Doni semakin gencar keluar masuk dilubang vaginanya bertambah melenguh, desahan dan erangannya semakin menjadi, cairan pelicin semakin banyak mengalir dari lubang vaginanya, bercampur dengan cairan pelicin yang keluar dari penisnya Doni, akibatnya lubang vaginanya semakin basah, suara berkecipak aneh terdengar akibat beradunya kedua kemaluan Tuti dan Doni. Bagi Doni dan Tuti suara ini menambah gairah birahi mereka, nafsu birahi mereka semakin membara seiring dengan semakin kerasnya suara berkecipak dari kemaluan mereka.

“Oooogghhh… Den. Enaaaak… teruss.. genjot…teruss….yyaaaahh… aaahhh.. Den kontolmu… betul-betull enaaakk…terus den terus…. Genjot teruss…vaginaku ooooohhh.. den… ooohhh…,” Tuti merintih-rintih keenakan.

Sambil kedua tangannya tetap meremas-remas kedua payudara Tuti, genjotan-genjotan Donipun semakin bertambah cepat, sementara itu Doni merasakan elusan-elusan di biji pelernya berubah dengan remasan-remasan lembut, tangan mamihnya tidak mau lepas dari biji pelernya yang sedang bergoyang-goyang seirama dengan gerakan maju mundur penisnya.

“Hhmmm…enak. Sayang … enak vaginanya Tuti…hhmmmm…jangan lupa sayang sisakan buat mamihmu ini…sisakan kontolmu itu sayang….hhmmmm.,”Dewi berbisik lirih di telinga Doni

“Oouughh…sshh…aagghhh… pasti mih, penisku ini selalu buat mamih, eenaaakk mih, seret…dan rapet…semppitt…ooogghh….,”jawab Doni

“Oohhh… Den… Ooohhh… percepat genjotanmu.. den… aaaghh..aaakhuu.. mau keeluaarrr…laaggiii…iyaaa deenn….,” rintih Tuti yang merasakan puncak kenikmatannya akan ia raih kembali untuk kedua kalinya.

Doni tersenyum mendengar jeritan Tuti, hatinya membatin obat kuat yang kuminum betul-betul ampuh, untuk kedua kalinya Tuti kembali mau meraih puncak kenikmatannya,

“Hhhmmm…aaggghhh… keluarin Tut, keluarin….enaaakk.. Tut….kontolku enak… ini terima kontolku…aaaghhh,”kata Doni sambil mempercepat genjotannya.

“Iyyaaahh.. den…iyaaaahhh… kontolmu enaaak..sekaliii…ooooughhh.. den aku gak kuat lagi den…aaaghhh…den….aaaghh…aaakku keluar deeenn…,”Tuti menjerit keenakan dan,

Sssssrrrrrrr….. Ssssrrrrrr…. Sssssrrrrrr… Ssrrrrrrr….. Ssssrrrrrr….. vagina Tuti memuntahkan lahar kenikmatan untuk kedua kalinya, lubang vaginanya semakin basah oleh cairan kenikmatannya. Nafas Tuti memburu menikmati puncak pendakian yang berhasil ia raih untuk kedua kalinya, dadanya naik turun seirama dengan nafasnya, kedua payudaranya bergoncang dengan perlahan mengikuti naik turun dadanya. Doni mendiamkan penisnya terbenam di lubang vagina Tuti untuk memberikan kesempatan kepada Tuti menikmati sensasi orgasmenya. Dewi tersenyum melihat Tuti kelojotan untuk kedua kalinya oleh terjangan penisnya Doni, dan ia kagum melihat stamina Doni yang berhasil mengalahkan Tuti dua kali sementara Doni sendiri belum. Dewi terkejut karena dulu Doni selalu kalah bila bermain dengannya, Dewi jadi semakin penasaran ingin merasakan lagi kenikmatan disodok oleh penisnya Doni, Dewi penasaran apakah ia akan kalah seperti Tuti atau ia dapat mengatasi keperkasaan anaknya, Dewi tidak tahu bahwa Doni telah minum obat kuat sebelum pertarungan ini. Dewi memagut bibir Doni dengan penuh nafsu, vaginanya sudah ia rasakan sangat gatal ingin segera menikmati sodokan-sodokan penisnya Doni, lidahnya menerobos kerongga mulut Doni, yang disambut oleh Doni dengan penuh nafsu juga sementara penisnya Doni masih terbenam dilubang vaginanya Tuti, keduanya asyik berciuman sementara Tuti yang masih menikmati sisa-sisa orgasmenya melihat pemandangan ini dimana kedua ibu dan anak majikannya asyik berpagutan dengan penuh nafsu. Sementara Tuti melihat tangan Doni mulai meremas-remas kedua payudara Dewi, desahan-desahan birahi mereka terdengar, sementara Tuti merasakan vaginanya yang masih disumpal oleh penisnya Doni dan ia merasakan penisnya Doni itu semakin mengeras dan berdenyut-denyut, walaupun sudah dua kali Tuti mencapai orgasme, tapi ia masih ingin merasakan lagi kemaluan majikan mudanya yang ganteng ini, tapi ia tahu diri untuk melihat atraksi yang akan dilakukan oleh Dewi. Dewipun mendorong tubuh Doni sehingga penisnya terlepas dari jepitan vagina Tuti, plooop…. Saat penisnya Doni terlepas dari jepitan vagina Tuti, dan Tuti melihat penisnya Doni itu bergoyang setelah terlepas dari jepitan vaginanya.

Tubuh Doni mengikuti dorongan Dewi, sehingga tubuh Doni berbaring di tempat tidur tersebut, Dewipun mengikuti dorongannya dengan menaiki tubuh Doni perlahan, selama itu kedua mulut mereka tidak terlepas berpagutan dengan mesra dan penuh nafsu. Dewipun mulai menggesek-gesekkan vaginanya di batang kemaluan Doni, sehingga membuat penisnya itu semakin keras, dengan tidak sabar Dewi mulai meraih kemaluan anak tirinya itu, diarahkannya kelubang vaginanya. Slleeeeppppp….. penis Doni terjepit oleh bibir vagina Dewi dan bleesssss…penis Doni mulai menyeruak di lubang vagina tersebut saat Dewi mulai mendorong pantatnya, lalu bleeessss….. penis itu semakin masuk kedalam lubang vagina tersebut seiring dengan dorongan pantat Dewi, dan akhirnya terbenam seluruhnya di lubang kenikmatan Dewi, setelah dengan sekali hentakan kuat Dewi mendorong pantatnya lebih kebelakang,

“Aaaghhhh….. Doon , masuk semua kontolmu….di memekku….aaaahhh sudah lama tidak kurasakan besarnya penismu ini….oooogghhhh,”Dewi melenguh merasakan penisnya Doni yang terbenam di lubang vaginanya.

“Miiihhhh… aaaaghhh…memeknya masih sempit saja…aaaahhh…enak..Mih..enak,” Donipun mengerang keenakan merasakan sempitnya lubang vagina Dewi.

Tanpa menunggu lama, Dewi mulai menggerakkan pantatnya maju mundur, sehingga penis Doni keluar masuk dengan sendirinya, sementara Dewi menggoyang pantatnya. Bibirnya semakin bernafsu memagut bibir Doni, tubuh keduanya seolah menyatu, mata Tuti terbelalak melihat aksi nyonya majikannya ini, Tuti tidak menyangka nyonya majikannya yang lembut bias beraksi liar seperti yang ia saksikan sekarang. Dewi yang sudah berpuasa selama satu minggu inipun semakin liar beraksi diatas tubuh Doni, goyangan pantatnya betul-betul hebat, kadang-kadang pantatnya maju-mundur, kadang-kadang pantatnya ia putar-putar, Dewi yang sedang beraksi merasakan penisnya Doni menyodok-nyodok lubang kemaluannya dengan keras dan tegang, kadang-kadang ia rasakan penisnya Doni seperti sedang mengebor kemaluannya saat ia putar pantatnya.

“Ooohhhh…enak…Don, enaknya penismu….aaaahhh…hhmmmmhh…aaaaghh kamu enak Don, enak vagina mamih…aaahhh….,”Dewi merintih keenakan.

“Aaaghh… Mih, nikmmat sekali…vagina mamih betul-betul legit…ooohhh… Mih, terus mih goyang terus…ooohhh…putar mih, putar,” Doni mengerang merasakan keenakan penisnya yang sedang keluar masuk di vagina Dewi dan kadang-kadang ia merasakan penisnya seperti diputar-putar saat Dewi memutar pantatnya.

Saat itu Dewi sedang dalam posisi menduduki Doni, sambil memaju mundurkan pantatnya dengan penuh semangat, Tuti melihat kedua payudara Dewi bergoyang seiring dengan maju mundur pantatnya, lalu dengan memberanikan diri Tuti mulai mendekati Dewi, dan mulai meremas-remas kedua payudara Dewi, tidak hanya tangannya yang beraksi, tapi mulut Tutipun mulai ikut beraksi kedua payudara Dewi silih berganti ia jilati dan hisap-hisap, kedua putingnya tak luput dari jilatan dan hisapan Tuti, sehingga kedua putingnya Dewi semakin mengeras.

“Aaaghhh…Tut, hisapp…yaaah…oohhh…terus hisapp… ooohhh…,”Dewi mendesah keenakan menikmati serangan Tuti dipayudaranya dan serangan penisnya Doni di kemaluannya.

Gerakannya maju mundurnya semakin bertambah cepat, dengan berpegangan di tubuh Tuti yang sedang asyik bermain dipayudaranya, Dewipun mengangkat pantatnya sedikit dan semakin gencar memaju mundurkan pantatnya tersebut, akibatnya penisnya Donipun semakin gencar menyodok-nyodok vagina Dewi, gerakan Dewi mulai tidak beraturan, tubuhnya kadang-kadang mengejang, nampaknya Dewi hamper mencapai puncak kenikmatannya.

“Aaagghh….Don,, enaaak…sekaliiii…Don, ooogghhh…..aaakuu…mau keluar Don, aaagghhh…penismu memang ….nnniiikkkmaaat,”Dewi mengerang dan …

“Doooonnniiiii, aaaaghhhh….mmaammihh keluar… sayang…aaaahhh…. Nikmat ssaaayyyaangg…..oooghhhh….,”Dewi merintih, tubuhnya mengejang saat vaginanya memuntahkan lahar kenikmatannya,

Sssrrrrrrr….. sssrrrrrr… ssssrrrrr….. sssrrr….. sssrrrr…. Lahar kenikmatan Dewi menyembur membasahi batang kemaluan Doni yang sedang berada dalam jepitan vaginanya itu.

“Enaaaakk…mih, eeenaaakk… penisku …Mih., keluarin mih…keluariin ooohhh,” Donipun merintih

Doni melihat tubuh mamihnya mengejan-ejan, sementara itu Tuti yang sedang menghisap-hisap payudara Dewi merasakan tubuh nyonya majikannya itu bergetar dengan hebat, saat ia mendengar teriakannya yang memberitahukan bahwa dirinya telah mencapai puncak kenikmatannya. Tubuh Dewi bergetar dengan hebatnya saat ia merengkuh puncak kenikmatannya, dinding vaginanya berkedut dengan kuat seperti yang dirasakan oleh Doni pada batang kemaluannya, seolah-olah meremas-remas penisnya itu, sambil berpegangan pada tubuh Tuti yang masih memainkan kedua payudaranya, Dewi menikmati sensasi orgasmenya kali ini, ia harus mengakui bahwa sekarang ini ia dikalahkan oleh anaknya dalam pertempuran ini, nafasnya masih terdengar memburu, hisapan dan remasan Tuti dikedua payudaranya semakin menambah nikmatnya orgasme kali ini, dimulutnya tersungging senyum kepuasan, matanya masih terpejam menikmati puncak kenikmatan yang berhasil ia raih. Kedutan-kedutan dinding vagina Dewi mulai berhenti, nafas Dewi mulai kembali normal, tubuh Dewi mulai bergerak maju mundur dengan perlahan, dan penisnya Donipun keluar masuk lagi di lubang vagina Dewi, Dewipun mengangkat kepala Tuti yang sedang asyik mempermainkan payudaranya, dilumatnya bibir Tuti dengan penuh nafsu, lidahnya menerobos kedalam rongga mulut Tuti, dan menari-nari didalam mulut Tuti, Tuti yang mendapat serangan yang mendadak menjadi kaget, karena belum pernah selama ini ada orang yang mencumbunya seperti itu apalagi wanita, matanya terbelalak, tapi setelah tangan Dewi mulai meremas-remas payudaranya.

Tutipun mulai mendesah, tak mau kalah dengan aksi Dewi, Tutipun membalas serangan Dewi, tangannya mulai meremas-remas payudara Dewi, mulutnya mulai belajar membalas lumatan yang dilakukan oleh Dewi, lidahnya mulai ikut menari dengan lidah Dewi, lidah mereka bergiliran menerobos mulut mereka. Bagian tubuh atas Dewi sedang asyik bertempur dengan Tuti, sementara bagian bawahnya asyik menggoyang-goyang penisnya Doni, setelah Dewi mengeluarkan lahar kenikmatannya, lubang vaginanya menjadi basah sehingga penisnya Doni lebih leluasa keluar masuk, melihat aksi kedua wanita itu Donipun tidak mau tinggal diam saja, iapun mulai menaik turunkan pantatnya seiring gerakan maju mundur Dewi, saat Dewi memajukan pantatnya Donipun menurunkan pantatnya, dan saat Dewi memundurkan pantatnya Donipun menimpali dengan menaikkan pantatnya sehingga penisnya lebih dalam menerobos lubang vagina Dewi. Tangan Donipun tidak mau ketinggalan, dengan tangan kanannya mulai beraksi di vagina Tuti yang posisinya kebetulan sedang membelakangi dia, dengan lembut digosok-gosoknya vagina Tuti dari belakang, sampai ke kelentitnya, sehingga membuat vagina Tuti semakin basah, Tuti yang mendapat serangan atas bawah mulai mendesah-desah, Dewipun mengalami hal yang serupa terutama saat Doni menaikkan pantatnya sehingga penisnya masuk lebih dalam di vaginanya, iapun melenguh-lenguh, suara desahan, erangan, lenguhan mereka bertiga saling bersahutan, keringat sudah membanjiri tubuh mereka bertiga.

“Oooohhhhh….hhhmmmm….aaaahhh…hhmmmm… ssshhh… hhmmm… aaahhh,” desah Dewi keenakan.

“Hhhmmm…aaahhh….ooougghh…hhhhmmm ..sshhhh…aaaahhh…hhhmmmmm,” Tutipun mendesah keenakan.

“Oouughhhh…Mih, vaginamu enak sekali…aaaghhh… ooohhh… terus goyang, Mih, terus, yaaa…aaahhh…,”erang Doni menikmati goyangan Dewi.

Tubuh Dewi menggelinjang saat tangan kiri Tuti mulai merambah selangkangannya, tangan Tuti mulai menggosok-gosok kelentitnya dengan lembut, kadang-kadang jari jemari Tuti memilin-milin kelentit tersebut, gosok-pilin, gosok-pilin tangan Tuti bergantian melakukan hal tersebut di kelentit Dewi, Dewi semakin merasakan keenakan mendapat perlakuan tangan Tuti di kelentitnya tersebut. Saat tangannya sibuk dengan vagina Dewi, Tutipun mendapat serangan yang lebih hebat dari tangan Doni, tangan Doni yang tadinya hanya mengelu-elus vagina Tuti dari luar, sekarang jari tengah Doni mulai menerobos masuk kedalam lubang kenikmatan Tuti, Tutipun terhenyak oleh gerakan jari Doni,

Tuti mulai merasakan gesekan-gesekan tangan Doni didinding vaginanya, memang tidak seketat saat penisnya Doni yang menggesek dinding vaginanya, jari tengah Doni mengocok vagina Tuti seiring dengan kocokan kontoknya di vagina Dewi, kedua wanita ini yang vaginanya sedang dikocok oleh Doni semakin mengerang-erang keenakan. Tidak cukup dengan jari tengahnya saja, Donipun mulai memasukkan jari manisnya kedalam vagina Tuti, Tuti semakin keenakan dengan bertambahnya jari tangan Doni yang masuk di lubang vaginanya, gesekan-gesekan yang dirasakan oleh Tuti di dinding vaginanya bertambah, gerakan tangan Doni yang mengocok vagina Tuti kadang-kadang diselingi dengan menggoyang kekekiri-kekanan kedua jarinya persis dibelakang kelentitnya berada dan ibu jarinya bergerak dikelentitnya, sehingga membuat Tuti semakin menggelinjang merasakan gesekan dilubang vaginanya dan dikelentitnya.

“Oooohhhh.. den, ooohhh…hhhmmm…eeenaaak… Den… hhhmmm.. terus… Den,” erang Tuti keenakan.

“Oooohhh…. Itilku… Tut, itilku gesek…terus… ooogghhh…Don, tekan lebih dalam, kontolmu itu Don….lesakkan … sodok..memek mamihmu ini…aaagghh,” Dewi mengerang-erang menikmati sodokan batang kemaluan Doni dan gesekan tangann Tuti di kelentitnya.

“Aaaghh….kaliaann…juga enak…oooghhh…begini Mih, enak Tut….aaahhh,” erang Doni sambil menekan penisnya lebih dalam dilubang vagina Dewi, dan jari-jemarinya semakin aktif menggesek kelentit dan dinding vagina Tuti.

Dewi dan Tuti betul-betul menikmati gocekan-gocekan Doni di lubang kemaluan mereka, dan Donipun menikmati jepitan vagina Dewi di penisnya, tubuh mereka semakin banjir oleh keringat, mereka bertiga berpacu untuk mencapai puncak kenikmatan mereka, suara lenguhan dan erangan mereka semakin sering terdengar,

“Oooghhh…enak….enak…Don…terus sayaaang…sodok lebih dalam memek mamihmu iiinnnii….aaaaggghhh…iiiyaaa…terusss…Don…terusss…buat mamihmu ini puaaasss….sssaaayyaaang…aaaaghhh….,” Dewi mengerang-erang keenakan.

“Ddeeeennn….aaaghh…eeenaak…Den…terusss…goyang…tanganmu…Denn… aagghhh…tekan..Den…tekaaan…lebih kuat…Den…aaagghh…enaaak,” erang Tuti menikmati tekanan jari jemari Doni di kelentit dan dinding vaginanya.

Donipun semakin menyodokkan penisnya lebih dalam lagi kedalam vagina Dewi, sehingga pangkal selangkangan mereka berdua sering beradu akibatnya dan menimbulkan suara plak-plok yang aneh, yang menambah gairah birahi mereka semakin membara, dan tangannyapun semakin aktif dan kuat menekan-nekan kelentit Tuti dan dinding vaginanya. Donipun merasakan kenikmatan yang sangat saat penisnya melesak lebih dalam dirongga vagina Dewi, ia merasakan ujung kepala penisnya bersentuhan dengan dinding rahim Dewi,

“Aaaaaghhh…. Mih, enak sekali vaginamu ini…oooughhh…,”erang Doni

Dan, tubuh Tuti terlihat mulai mengejang dan mengejut-ngejut, Tuti merasakan desakan lahar kenikmatannya yang hendak menerobos keluar dari lubang vaginanya tidak dapat ia pertahankan lagi, dengan melenguh panjang Tutipun akhirnya memuntahkan lahar kenikmatannya. Sssrrrr…. Ssssrrrrrr… ssssrrrrr… sssrrrrr… ssssrrrr… sssrrrr…. Sssssrrr….. vaginanya memuntahkan cairan kenikmatan untuk yang ketiga kalinya, tapi kali ini cairan yang dikeluarkan sangat banyak dan mengalir turun serta membasahi tangan Doni.

“OOOuughhhh… Den, aaku keluar laagii….aaaaghh…enakk…Den…enak…sekali. ooooggghhhh…. Den…..,”Tuti mengerang, tubuhnya bergetar dengan hebatnya, pantatnya mengejang, lubang vaginanya berkedut dengan sangat kuat seiring dengan menyemburnya cairan kenikmatannya.

Dewi yang tahu bahwa Tuti mengalami orgasme lagi, menambah sensasi kenikmatan yang sedang dirasakan oleh Tuti dengan meremas-remas kedua payudara Tuti, sambil tetap memaju mundurkan pantatnya dengan cepat, remasan tangan Dewi di kedua payudaranya menambah kenikmatan buat Tuti, tubuh Tuti semakin bergetar, nafasnya terengah-engah, akhirnya tubuh Tuti ambruk kedua kakinya tidak kuat lagi menopang tubuhnya, Tuti merasakan kakinya yang sedang berlutut menjadi lemas karena puncak kenikmatan yang berhasil ia raih.

Setelah Tuti ambruk di samping mereka, Dewi mulai memeluk Doni dan mulai menaik-turunkan pantatnya dengan cepat, sementara Doni dengan kedua tangannya mulai memegang dan meremas-remas kedua bongkah pantat mamihnya itu, dan juga mulai mengimbangi gerakan mamihnya, saat mamihnya menurunkan pantatnya ke bawah tangannya membantu dengan menekan pantat tersebut kebawah dan menyodokkan penisnya keatas, gerakan mereka berdua semakin bertambah cepat, nafas keduanyapun semakin memburu dan terengah-engah. Kedua mulut merekapun sibuk saling melumat dan lidah keduanya sibuk menari, desahan dan lenguhan mereka semakin menjadi, gerakan mereka semakin liar, goyangan mereka semakin cepat dan tidak beraturan,

“Oooughhh…hhhhmmm…Don,. Hhhmmm…ssslrrppp… aaaaghh…terus…ssslrpp.. aaagghh lebih cepat sayaang… ssslrppp..hhmmmm…,”Dewi melenguh sambil tetap memagut bibir Doni.

“Oooghh…sssshhhh…aaahh…hhhmmm… iiyaaa… Mih…. Aakuu mau keluar.. aaaaaghhh…. Mih…,” lenguh Doni sambil mempercepat gerakannya.

Penis Doni semakin cepat keluar masuk di lubang vagina Dewi, tangan Doni semakin kuat meremas kedua bongkah pantat Dewi, dan semakin kuat menekan pantat Dewi kebawah saat ia mendorong keatas penisnya tersebut.

“Iiiyaaa… barengan kita Don, Mamih…jugaa…mau kellluaar…oooghhh… Dooon ,” Dewipun mengerang.

Dengan hentakan kuat Doni menekan penisnya dalam-dalam di lubang vagina Dewi, sementara kedua tangannya meremas dengan kuatnya dan menekan kebawah pantat Dewi, tubuh Donipun mengejang, pada saat bersamaan tubuh Dewipun bergetar dengan hebat, vaginanyapun berkedut dengan kuat. Crreeeettt…..ssssrrrrrr….ccreeeettt…..ssssrrrrr, batang kemaluan Doni menyemburkan air maninya berbarengan dengan vagina Dewi yang menyemprotkan cairan kenikmatannya, Dewi merasakan hangat pada dinding vaginanya akibat siraman spermanya Doni, sementara Doni merasakan penisnya menjadi hangat akibat disirami oleh cairan kenikmatan Dewi, dan Doni juga merasakan dinding vagina Dewi meremas-remas kuat batang penisnya, sementara Dewi juga merasakan penisnya Doni berkedut-kedut dengan kuat. Terdengar nafas mereka berdua terengah-engah, kedua tubuh mereka seolah menyatu, keringat mereka berdua membanjiri sprei, senyum kepuasan menghiasi ketiga orang ini, mereka bertiga betul-betul merasa puas dengan permainan seks pagi ini, ketiganya terkapar kelelahan kehabisan tenaga

Tidak ada komentar:

Posting Komentar