Didalam ruang yang tertutup dengan lampu yang temaram, ibu Norma dan
suaminya bugil saling menatap tubuh satu persatu. Dirabanya dada
suaminya yang bidang. Suaminya memagut bibir ibu Norma dan meremas buah
dadanya yang masih kencang. Dihisapnya puting susu ibu Norma.
"Ahh.."
desahan napas ibu Norma memantul setiap dinding ruang 3x4 tersebut.
Desiran darah dan birahinya memuncak, menghilangkan kekalutan
pikirannya. Puting susu ibu Norma mengeras pertanda birahinya memuncak.
Kemaluan suaminya menegang siap memasuki vagina ibu Norma yang telah
sekian lama tidak tersentuh senjata tumpul. Dalam kondisi masih berdiri,
BLESS.. sedikit kesat kemaluan suaminya menerobos dinding vaginanya.
"Ahh..
trus pak..ahh..masukkan yang dalam..ahh.." dengan suara sedikit serak
mengandung birahi, ibu Norma sangat menikmati vaginanya diterjang dan
dimaju mundurkan oleh suaminya.
Dinding-dinding vaginanya
mencengkeram batang kemaluan suaminya. BLEP..BLEPP..SRETT..SRETT.. bunyi
kemaluan dan vagina yang sangat klasik. Dinding-dinding vaginanya
sedikit demi sedikit mengeluarkan cairan pertanda kepuasan duniawai
telah direngkuh. Matanya memejam merasakan sensasi yang luar biasa.
Otot-otot vagina mulai mengendur dan cairannya membahasi lubang
vaginanya. Suaminya semakin cepat memainkan kemaluannya. Maju mundur
maju mundur, pantatnya bergoyang.
"Ahh..aku mau keluar.. bu.."
semakin keras goyangan badan suaminya. Desiran nafsu birahi ibu Norma
kembali memuncak. Otot-otot vagina ibu Norma mulai berkedut-kedut
mencekram lebih kuat kemaluan suaminya.
"Ahh..keluar pak..keluar
sama-sama.. ahh.." Crot-crort..crroott.. semburan sperma suaminya
bercampur dengan cairan ibu Norma, Banjir! Lubang vaginanya basah oleh
cairannya dan sperma suaminya. Satu dua menetes sperma suaminya keluar
dari celah-celah lubang vaginanya. Dirangkulnya suaminya, seraya
menangis.
Enam bulan telah berlalu. Kematian suaminya masih
menyisakan kesedihan yang mendalam. Rumah yang jauh dari keramaian serta
hanya ditemani oleh anak semata wayangnya, benar-benar membuat stress
pikiran ibu Norma. Pikirannya kembali menerawang saat ibu dan anak
tersebut menonton TV. Ibu Norma membayangkan saat-saat percintaannya
dengan suaminya. Begitu romantis dan indahnya hidup saat itu. Airmatanya
tak kuasa menerobos celah-celah kelopak matanya.
"Ibu, jangan menangis ya.." dengan lugu, seorang anak berumur delapan tahun menghapus airmatanya.
"Tidak,
nak.. Ibu hanya kangen dengan bapakmu" matanya sembab memandang
anaknya. Diusapnya rambut anaknya dengan kasih sayang. Diciumnya rambut
anaknya, pipi dan bibir anaknya. Anak kecil yang lugu itu membalas
ciuman ibunya dengan kasih sayang. Ibu Norma seperti menemukan gairah
hidup, semangat membara.
Desiran darahnya perlahan-lahan berusaha
naik, menguasai saraf-saraf birahinya. Ibu Norma benar-benar terlena
dengan keadaan itu. Dilumatnya bibir anaknya dengan sedikit nakal.
Seolah-olah roh suaminya masuk kedalam raga anaknya. Anak kecil berumur
delapan tahun, pandai memberikan rangsangan birahi kepada ibunya.
Diremasnya susu ibu yang masih terbalut pakaian. Satu persatu dibukanya
kancing pakaian ibunya. Ibu Norma membiarkan kenakalan tangan anaknya.
Pikirannya berkecamuk antara dua sisi black and white.
Antara
birahi dan sayang bedanya sangat tipis. Saat sekujur tubuh telah
dirasuki saraf-saraf nakal birahi, saat itulah nafsu akan muncul.
Lumatan bibir kedua anak manusia yang dibatasi oleh status hidup, Ibu
dan Anak makin menjadi-jadi. Ibu Norma begitu agresif melumat bibir
anaknya. Dengan pakaian yang telah terbuka dan susu yang menggantung,
ibu Norma membuat kemaluan anaknya menjadi keras. Perlahan-lahan
dibukanya celana pendek anaknya. Kemaluan kecil tersebut tidak malu-malu
lagi mendongak ke atas. Sepertinya kemaluan kecil tersebut masih
bingung menunggu intruksi dari ibunya. Dengan lembut tangan ibu Norma
meremas kemaluan kecil anaknya.
Berkali-kali diusapnya ujung
kemaluan anaknya. Terlihat mata si kecil merem melek merasakan sensasi
yang sangat luar biasa dan pertama baginya. Dengan tanpa
disangka-sangka, ibu Norma melepaskan pagutan-pagutan dibibir anaknya.
Bibirnya kemudian mencium kemaluan anaknya. Dari ujung kemaluan kecil
tersebut hingga kedua pentol anaknya dilumatnya tanpa sisa. Dikulumnya
kemaluan tersebut, dihisapnya dengan perlahan-lahan, maju-mundur kepala
ibu Norma memasukkan kemaluan anaknya hingga memenuhi rongga-rongga
mulutnya.
Birahi ibu Norma meledek-ledak membakar setiap
sendi-sendi tubuhnya. Menjalar dari atas menyelusupi setiap tubuhnya
hingga memuncak, membuatnya kehilangan daya pikir. Dilepasnya seluruh
pakaiannya hingga tubuhnya polos tanpa ditutupi sehelai benang pun.
Kedua susunya menggantung bebas menantang seakan ingin memamerkan kepada
anaknya. Jamah diri ibumu sayang, reguk setiap tubuhku, nikmati nikmati
kenikmatan duniawi ini bersama ibu. Seakan mengerti atau naluri
purbanya menuntun, sikecil segera menghisap puting ibunya. Srep srep
bunyi hisapan mulut anaknya menghisap susu ibunya. Hisapan yang berbeda
saat sikecil menyusui mencari air susu ibunya.
Hisapan tersebut
membuat sekujur tubuh ibu Norma meregang menahan geli. Begitu tidak
tahan birahinya. Dengan perlahan ibu Norma merebahkan badannya di sofa
merah tersebut. Kedua pahanya terbuka menantang, mempertontonkan
lebatnya bulu-bulu kemaluannya. Berkedut-kedut vagina ibu Norma pertanda
birahinya begitu memuncak. Dituntunnya kemaluan anaknya memasuki lubang
vaginanya. B l e s.. tiada kata-kata yang dapat diucapkan, hanya
erangan napas birahi ibu Norma dan bunyi paha keduanya beradu
menimbulkan bunyi persetubuhan yang khas. Mata anaknya sedikit terpejam
merasakan sensasi pertama baginya. Otot-otot kemaluannya sedikit
memerah, menampakkan goresan.
"Ah ah ah" dari mulut anak kecilnya terdengar sembari menggoyangkan badannya. Maju dan mundur.
"Trus
trus sayang.. ah.. ohh.." Ibu Norma melenguh memejam matanya. Rupanya
kenikmatannya telah sampai. Pikirnya, walaupun kemaluan anaknya tidak
begitu besar khas kemaluan anak-anak, rupanya bisa juga membuat dirinya
terlena. Cengkeraman dinding vaginanya tidak begitu erat mencekram
kemaluan anaknya. Dengan bebasnya kemaluan anaknya maju dan mundur
mengikuti irama persetubuhan kedua orang manusia. Bles..bless..bless..
"Ibu.. aku mau piipiiss.." Sambil menarik badannya, sehingga crroott.. croott.. keluar sperma dari ujung kemaluan anaknya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar