Rabu, 20 April 2011

Aku lahap kedua gunung kembar itu satu per satu. Supaya jeritannya tidak terdengar, aku tutup mulutnya dengan tangan kananku, sementara tangan kiriku menahan rontaannya dan mulutku menjelajah payudaranya yang indah itu.

Aku terus mempermainkan puting susunya dan mulai berani melepas tangan kiriku di vaginanya yang mulai becek. Perlawanan Cynthia tidak terlalu berarti buatku. Ia terus meronta-ronta tapi akhirnya kehabisan tenaga.

“Ooouh…” lenguh Cynthia saat aku sentuh klitorisnya, matanya merem melek keenakan.

Sirna sudah rontaan demi rontaan yang dari tadi dilakukan Cynthia, berganti goyangan pinggul malu-malu dari seorang perawan.

Aku mulai merasa Cynthia menyukai permainanku maka ku lepas tanganku dari mulutnya dan mulai meremasi payudaranya yang indah dengan kedua tanganku. Mulutku terus bergulir kebawah sambil menyapu tubuhnya dengan jilatan sampai akhirnya aku berhadapan dengan miss cheerful-nya. Aku intip sedikit, Cynthia pura-pura tak melihatku, ia palingkan wajah ke samping tapi terlihat jelas ia sedang menanti-nantikan apa yang ingin segera kulakukan.

Kusapu bibir vaginanya.. pantat Cynthia terangkat sedikit. Kusapu sekali lagi belahan vaginanya… tubuh Cynthia menggelinjang kegelian.. lalu kulahap klitorisnya, kusedot-sedot dan kupilin-pilin dengan lidahku. Cynthia langsung menjambak dan mengusap-usap rambutku. Kali ini dia sudah tak tahan utk bertindak pasif. Pinggulnya digoyang-goyang mengikuti irama bibirku melahap klitorisnya yang kini sudah basah.

“Oouuch…. sssh…..” rintihnya

“Mmmmhh…. enak ya sayang? mmmh….” ujarku menyela.

PLAAAKKK!!! Tamparan telak ke pipiku. Aku kaget bukan main tapi tangan itu kembali menjambak dan mendorong kepalaku supaya terus mengoralnya…

Aku semakin bersemangat dibuatnya… tanda-tanda kalau dia juga mau sama mau mulai diperlihatkan. Aku semakin intens memberikan variasi oral di klitorisnya. Tanganku sesekali berputar-putar mengorek bagian luar liang vaginanya. Rupanya Cynthia yang selama ini kukira cerdas dan baik-baik memiliki bakat terpendam.. bad girls wanna be..

Cynthia makin belingsatan, pinggulnya berayun-ayun dan nafasnya memburu.

“Ko.. An..dre, mmpfh… te..rus..in.. aaahk.. enak… kkooooh….” rintihnya terbata-bata sambil menggigit bibir bawahnya..

“Mmmmph.. mmpphhhh…. mmpphhfff… aaakhhh… yes right there……!!” lenguhnya panjang sambil memeras payudaranya.

Rupanya Cynthia orgasme.. vaginanya menyemburkan cairan yang langsung kusapu dengan lidahku.

Aku mengambil posisi disebelah Cynthia yang terpejam lemas sambil bertelajang. Aku buka bajuku dan memeluknya dari samping-belakang. Kubelai rambutnya hingga ke buah dadanya.. kupeluk erat dan ku ciumi lehernya.

“Mmmh.. wangi kamu enak Cyn.. wangi khas wanita..” bisikku ke telinganya.

“Ko.. kenapa ko andre tega sih…?” lirih bibir manis itu berucap

“Tega apa Cyn..? Emang kamu gak suka ya?” aku bertanya balik

“Suka..” jawabnya lirih.

Sekarang Cynthia berbalik menatapku,

“Ko, tadi pas terakhir enak banget!! Itu orgasme yah?” lanjutnya.

“Iya, itu orgasme sayang.. kamu suka?”

“Suka bangeet… enak banget… nanti aku mau lagi!” jawabnya.

Huff.. tadinya aku berniat memperkosa dengan menanggung segala akibat, ternyata gadis manis ini malah minta lagi.

“Sayang, kamu udah pernah pegang kontol cowok blom?” tanyaku.

“Pernah, punya mantanku!” jawabnya cepat sambil mengelus kontolku dari luar celana.

“Kalo gitu kali ini kamu kocokin aku ya..!” pintaku sedikit memelas manja.

Cynthia langsung membuka celanaku, ditangkapnya batang kontolku yang sudah keras dan dia mulai turun kebawah memberikan servis oral.

“Mmmh… enak banget sayang. Kamu jago oral tapi kog gak tau orgasme?” tanyaku setengah curiga.

“Hiha, hahu hulu hering horal hacarhu.. (iya, aku dulu sering oral pacarku)” jawabnya.

“Tapi itu dimobil, jadi dia gak pernah sentuh punyaku” lanjutnya lagi sambil terus mengocok batang kontolku dengan tangan.

“Kontol ko Andre gede yah.. enak!” sambungnya lagi.

“Kalo enak, diisepin lagi aja Cyn…” kataku lagi.

Tiba-tiba pintu kamar Cynthia menjeblak terbuka.

“Haaallooo manis..” suara itu terputus saat melihat aksi kami berdua.

Ternyata itu mamanya Cynthia yang pulang shopping kena macet karena hampir banjir. Tante Reni. Masih muda, lebih cantik dari Cynthia, badan terjaga dan lebih sintal. Dia cantik sekali dengan rambut bergelombangnya yang dicat sedikit pirang. Susah juga menjelaskan parasnya, karena gak terlalu mirip artis, tapi yang pasti dia cantik.

“Kalian apa-apaan..?” bentaknya.

Kamipun baru sadar dan cepat-cepat berberes. Berharap seolah-olah mamanya Cynthia tidak melihat apa yang baru kami lakukan. Sebelum marah lebih jauh Cynthia memotong pembicaraan ibunya

“Kenapa ma?? Apa cuma mama yang boleh begini sama pak Asep??”

Bukan main, ternyata tante cantik ini sering kesepian ditinggal suaminya dan sering minta jatah dari sang Supir.

“Kamu… kamu…. kamu tau dari mana?” tanya mamanya kaget.

“Aku tau dari dulu ma! Tiap pergi arisan mama selalu begini kan di mobil?” Cynthia sengit.

“Ah udah deh, daripada saling ngadu ke Papa mendingan mama ikut aja sama Ade.” lanjutnya lagi.

Kemudian si tante yang malu ngeloyor pergi keluar kamar. Aku yang kaget, takut dan bingung cuma bisa bengong dan menyesal kenapa pintu gak dikunci sampai tiba-tiba batangku digigit-gigit kecil oleh Cynthia.

“Mmmmmffh… enak Cyn.. terus Sayang..” pintaku.

Cynthia makin bernafsu mengulumi batang zakar dan biji peler ku. Kepalanya berayun-ayun memberikan aku kenikmatan.

Tak berapa lama pintu kamar terbuka lagi. Tante Reni masuk ke kamar setelah berpakaian lebih santai.

“Andre, ternyata kamu liar juga yah…” katanya.

“Tante bayar kamu untuk beri les pelajaran, bukan yang seperti ini!” sambungnya lagi sambil duduk ditepi ranjang.

Aku sendiri mulai ngerasa gak enak karena sebenarnya aku menaruh hormat pada setiap orang tua murid lesku.. Tapi apa boleh buat, anaknya yang binal masih saja mengulumi batang dan buah zakarku. Aku tidak dapat menjawab sepatah kata pun. Tapi tante Reni langsung berinisiatif untuk mencium bibirku. Tante Reni juga sudah bernafsu. Akupun langsung membalas ciumannya, ku sentuh pipinya lalu kurangkul tengkuknya supaya ciuman kami lebih hot!

“Tante, mau ikutan?” tanyaku sok asik.

“Iya dong, sekali-kali tante pengen coba daun muda!” jawabnya nakal.

“Cynthia, kamu sejak kapan kayak gini? Kamu udah gak Virgin?” tanya tante Reni ke putri satu-satunya itu.

“Masih kog ma, kalo sama ko Andre sih baru kali ini..” jawabnya sambil melepas kulumannya dan mengocok kontolku dengan tangannya.

“Dre, oralin tante nih.. pengen coba kemampuan kamu!” tanpa basa basi tante Reni langsung ngangkang diatas aku yang terduduk sambil menikmati oralan anaknya.

Aku langsung melahap vagina tante Reni, kalo yang satu ini aku berani colok-colok dengan jariku, karena toh memang sudah gak perawan.

“Oooh ndre, e….nak! terusin sayaaaang..” kata tante Reni.

Tiba-tiba aku mulai merasakan kontolku berkedut-kedut dan siap menyemburkan cairan sperma. Ku goyangan pinggulku maju mundur seperti sedang bersenggama tapi dengan bibir Cynthia.

“Cyn.. terus.. yang.. aku.. udah … “.

CROOTTTT spermaku memenuhi mulut Cynthia, yang langsung ditelan habis dan dijilati hingga bersih.

Tapi tak tahu kenapa, aku tidak langsung lunglai.. Mungkin karena ada dua wanita cantik seperti model yang sedang bertelanjang dan mencari kenikmatan dari tubuhku.

Batang zakarku masih keras, tapi Cynthia berlari ke toilet. Mungkin dia ingin berkumur pikirku. Tinggal aku berdua sama tante Reni.

Kemudian tante Reni melepaskan vaginanya dari mulutku, ia turun kebawah mengambil posisi duduk di pangkal pahaku. Tangannya menggapai kontolku yang masih keras lalu mulai dikocok-kocok sedikit.

“Andre, mau di oral lagi atau ngerasain memek tante?” tanyanya centil sambil merunduk dan menjilati dengan nakal pangkal kontolku.

“Mmmmmfh…. terserah tante…” jawabku.

Si tante memberi servis oral, kontolku ditelan semuanya tapi aku bisa merasa lidahnya didalam sana berputar-putar menyapu kepala kontolku, sedotan-sedotan yang dibarengi gigitan kecil membuat aku merem melek

Setengah mati menahan nikmat.

“Sssssh….. aahh….. tan.. jago banget…” kataku.

“Entotin Andre, tante…” pintaku lagi sambil meresapi nikmatnya kenyotan tante Reni.

“Emangnya oral-an tante gak senikmat Cynthia ya?” tanya tante Reni sambil kembali menduduki pangkal pahaku.

“Justru enak banget.. aku takut gak tahan tan.. aku kan masih pengen ngerasain bercinta sama yang ahli..” sambungku.

Bless.. kontolku tiba-tiba terasa hangat.. rupanya tante Reni gak mau nunggu lama untuk menjajal kontolku.

“Mmmfh.. kontol kamu gede yah ndre”

“Suamiku punya sepanjang ini juga, tapi gak selebar kamu punya sayang..” sambung tante lagi.

Sekarang posisi kami women on top, tapi tante Reni merebahkan badannya keatas badanku, sehingga dia bisa leluasa mencupangku atau mengulumi bibirku.

Gerakan maju mundurnya pelan dan erotis, saat dia maju aku merasa seperti kontolku disedot-sedot (baru aku tau sekarang, itu namanya kempot ayam), lalu saat bergerak mundur pantatnya sengaja dicondongkan keatas supaya penisku seperti terjepit.

“Ssssh… oh yessh… nice baby..” aku tak kuasa menahan desahan.. nikmatnya benar-benar seperti disurga-dunia.

Leherku sudah merah-merah dicupang, bibirku sampai kebas dikulumi, dan kontolku rasanya sedang mengalami kejadian maha dahsyat.

Aku langsung mengubah sedikit posisiku. Kedua kakiku kutekuk sedikit sebagai kuda-kuda. Kuremas pantat berisi tante Reni lalu kuangkat sedikit. Kini ada rongga antara pangkal paha tante Reni dan aku. Aku mulai menghujamkan kontolku dengan irama karena sekarang aku yang memegang kendali.

“Oooooh.. mmmfh.. trus Ndre!” Tante Reni meracau saat aku menghujamkan keras-keras batang kemaluanku sampai amblas semuanya.

Tiga menit berselang aku mulai bosan, aku ajak tante mengubah posisinya lagi. Aku mau doggy Style, lalu si tante pun menuruti dengan berlutut membelakangi aku.

Pahanya sedikit dirapatkan supaya sesuai dengan ketinggian aku yang berdiri dilantai. Lalu kurangkul pinggulnya dan kuarahkan kontolku.. aku terkesima melihat keindahan lekuk tubuhnya tante Reni yang begitu indah, kulitnya juga putih bersih dan mulus, vaginanya juga terawat dan berwarna merah muda.. kubenamkan sedikit-sedikit kontolku lalu ku pompa dengan penuh perasaan sesekali kuhujamkan keras-keras secara tiba-tiba.

“Aakh.. gila kamu Ndre. enak bgt!! Sssshh…” kepalanya kini dibenamkan diranjang. Badannya miring hanya pantatnya saja yang nungging.

Cynthia sudah kembali dari toilet, mukanya kemerahan, dia berjalan kearah kami yang sedang ber-doggy-style. Cynthia hanya memandangi mamanya yang sedang melenguh dan merem melek menerima hujaman kontolku.

Tante Reni memang sudah jago bercinta, disaat giliran aku yang memberi servis, pinggulnya ikut diliuk-liukkan membuat rasa kempotan memeknya makin memijat-mijat batang kontolku.

Cynthia terlihat mulai panas dengan adegan kami, ia mendekati aku dan mulai menciumi bibirku.. disodorkannya juga buah dada kencangnya ke arah mulutku.

Edan, aku dikerjai (atau mengerjai) ibu dan anak sekaligus.

“Ma, kapan giliranku?” tanya Cyntia kepada ibunya yang sudah bermandi peluh dan terpejam-pejam merem melek.

“Iyah.. sab..har.. mama.. dikit lagi.. Terusin Ndre!” jawab tante Reni.

Sekarang dia bangun dan bertumpu pada satu tangannya, tangan yang lain memainkan klit-nya.

Selang beberapa waktu tubuh tante Reni mulai bergetar. Sudah hampir orgasme tampaknya, makanya ku percepat aksiku. Kutambahkan tempo dan hentakan-hentakan pada liang vaginanya.

“Mmmmfh.. yes… yes… akhhh… teruuusss… terusss… mmffh… enak sayang…”

“Terusss.. dikit lagi ndre!”

“Yes.. yes.. aaaaahh…. ssshh…….”

Ceracau tante Reni menandakan dia sudah orgasme, badannya meliuk-liuk dan mukanya dibenamkan lagi di ranjang.. pelan-pelan ia keluarkan penisku yang masih keras dari vaginanya sambil menahan getaran tubuhnya.

“Makasih ya sayang, enak banget!!” ujarnya lalu tertelungkup dan tertidur.

Cynthia yang dari tadi sudah berdiri ngangkang sambil mengelus-elus memek beceknya pun siap menerima giliran. Hari ini badanku fit sekali, setelah orgasme yang pertama tadi kontolku masih tegang berdiri dan tahan lama.

Lalu kurebahkan tubuh Cynthia disebelah mamanya.. aku minta dia telentang dan aku mengambil posisi missionary. Dalam pikiranku, memerawani gadis harus sambil menatap matanya.. aku mulai dengan pelan-pelan menggesekkan kontolku dibibir vaginanya, sensasi gesekan itu cukup membuat tubuh Cynthia menggelinjang..

“Udah siap Cyn?” tanyaku

“Iya, ko.. masukin aja.. tapi pelan-pelan yah” pintanya memelas.

Aku mulai mengarahkan kontolku dan memasukkan pelan-pelan kepala kontolku. Seret banget.. beda dengan mamanya. Kugoyang-goyangkan pinggulku supaya cairan pelumasnya membasahi sempurna kontolku lalu ku masukan centi demi centi.

Darah mengalir dari keperawanannya, tapi mata Cythia tidak terpejam. Dia menatapku penuh arti, walaupun terbesit dimatanya rasa sakit perawan.

Bless.. penisku masuk dengan mulus.. sengaja aku masukkan sampai pol lalu kudiamkan sejenak. Aku merebahkan tubuh dan menciumi bibirnya sampai ke pangkal leher.

“Tahan ya sayang.. nanti kerasa kog enaknya” bisikku manis di telinganya.

Tanganku menggerayangi buah dada sintalnya memilin-milin puting susunya supaya lebih deras, pelumasnya melelehi batang kontol yang sudah masuk sepenuhnya.

Kaki Cynthia menjepit pinggulku, lalu ia mulai menggoyangkan pinggulnya kekiri dan kanan pelan-pelan.

“Ko, entotin aku…” pintanya memelas.

Akupun mulai mengambil posisi, gerakan maju mundur diatas tubuh manis gadis yang baru saja 17 tahun ini kubuat sepelan mungkin supaya tidak menyakitinya.

“Aaaakh… sssh..” memeknya lebih menjepit daripada kempotan mamanya.

“Cyn, enak banget memek kamu..”

Hujan deras diluar sana menambah nikmatnya percintaan kami. Cynthia mulai menemukan irama bercinta. Memeknya sudah terbiasa dengan kontolku.

Gerakan demi gerakan, Cynthia semakin binal.. tanganku dituntunnya untuk meremasi buah dadanya.

“Ko, aku pengen coba diatas” ucap Cynthia.

Aku turuti saja, aku merebahkan diriku ke posisi Cynthia di samping tante Reni.

Sekarang Cynthia yang asik sendiri mencari-cari kenikmatan diatas batang kontolku. Goyangannya semakin panas dan erotis. Sementara itu aku mulai menjilati tanganku, kemudian mengobok-obok memek tante Reni dari belakang.

Dalam tidurnya tante Reni melenguh-lenguh.. kupermainkan klitorisnya, lalu kumasukan 3 jari ke memek tante Reni.. mungkin ia terlalu lelah sehingga hanya menerima saja perlakuanku.

Rupanya Cynthia merasa kurang senang saat aku bercinta dengannya, tapi aku malah ngerjain mamanya. Cynthia pun meminta aku yang melayaninya. Sekarang posisi kami doggy style.

Posisi favoritku, dimana sudah berkali-kali aku membuat wanita melunglai karena menerima orgasme yang kuberikan (termasuk beberapa mantan pacarku).

Lima menit berselang Cynthia yang masih baru pertama kali bercinta memang bukan lawan sebandingku. Cynthia mulai meliuk-liuk.. memeknya yang sempit makin kuat memijat-mijat batang penisku.

“Ko.. aku mau… orgas…me…. aaakhh…. sssh….” rintihnya..

“Iya nikmatian aja sayang” jawabku.

“Ooooh… yes… e…nak… mmfh… ssshh…” Cynthia bergetar hebat karena orgasmenya tapi aku tetap menggenjotnya supaya dia menikmati orgasme panjangnya.

Dua wanita tumbang bersebelahan, Cynthia dua kali, mamanya baru sekali, aku juga baru sekali. Kontolku masih berdiri keras, tapi sedikit lagi aku juga hampir orgasme.

Aku tarik tubuh tante Reni ke bibir ranjang, posisinya tidur miring.. lalu kubasahi memeknya dan kontolku dengan ludah dan kuhujamkan kedalam memek tante Reni.

Kocokanku benar-benar egois, aku hanya ingin mencapai orgasmeku yang kedua. Permainanku yang kasar membangunkan tante Reni..

“Ssssh… Dre, sa..kit…” rintihnya.

“Tahan tante, Andre lagi enak nih..” jawabku.

Genjotanku semakin kuat dan dalam-dalam. Si tante yang lunglai dari tadi mulai terpancing berahinya. Tante Reni membalikkan badannya, kedua kakinya diangkat dan ditumpangkan ke sebelah pundakku.

Aku peluk kedua paha jenjang tante Reni sambil terus ngentotin memeknya..

“Mmmmfhh… ssssh… terus sayang…” rintih tante Reni.

“Tante udah mau keluar lagi?” tanyaku

“Iya sayang.. kamu masih lama?” tanyanya

“Udah hampir nih, kita bareng-bareng yah..” pintaku tersengal-sengal..

“Ooouch.. sssh.. yes honey.. Fasteer.. YESSShhh… Faasteeerrrr…” jerit tante Reni.

“I’m gonna Blow Honey…” jawabku.

“Me too baby…” tante Reni menjawab cepat.

Kedua tangannya memegangi buah dadanya yang bergoyang-goyang cepat.

“Keluarin di dalem aja” sambungnya lagi.

Kocokanku makin cepat, memek tante makin keras memijit batang kontolku, aku sudah sampai puncaknya.

Croott…. zzzrt… Crottth.. Crottth…

Sperma hangatku menyembur kedalam memek tante Reni seiring sodokan kontolku. Kontolku terus kukocok, kamipun mengalami orgasme panjang.

Penisku menyembur sekali lagi dibalas lelehan cairan orgasme tante Reni.

“Aaaaaakhhh…. enak banget entotan sama tante” ujarku.

“Kamu inget ya Andre, mulai sekarang berhentiin semua murid kamu” jawab tante Reni.

“Biar tante yang bayar semua biayanya, tapi kamu harus selalu ada saat tante telpon” sambungnya lagi.

Aku sudah terjerembab diantara 2 wanita itu, aku mau beristirahat.. aku sudah tidak menjawab kata-kata tante Reni lagi dan tertidur.

Jam 7.30 malam aku terbangun, Cynthia yang memanggilku dan mengajak ke ruang makan. Tante Reni sudah masak makanan spesial, Sapi masak Jamur (katanya bisa bikin “kuat”), Tiram mentah (ini juga bikin “kuat”), dan beberapa sayur lain.

Makanan pencuci mulutnya sarang walet (ini bisa nambah banyak spermanya yang artinya jadi lebih “kuat” juga).

“Andre, diluar masih hujan. Di TV banyak daerah macet karena banjir” tante Reni membuka pembicaraan.

“Ko Andre malem ini nginep aja yaa!” lanjut Cynthia dengan suara manja.

“Iya ndre, kamu disini aja..” tante Reni menambahkan.

“Lagian masih banyak pelajaran yang mau aku tanya ke koko..” kata Cynthia dengan mata genit, tangannya menggerepe kontolku dari bawah meja makan.

“Tapi.. aku juga banyak tugas” jawabku.

“Jangan alasan Dre, kamu kan gak perlu buru-buru lulus” rayu tante Reni.

“Yah, okelah.. ada kalian berdua aku pasti seneng” jawabku tersenyum.

Malam itu pukul 11 saat pembantu-pembantu terlelap, aku dan Cynthia menuju kamar tante Reni. Di Jacuzzi kamar mandinya kami bercinta gila-gilaan lagi, kami juga sempat pindah ke kolam renang di taman belakangnya, tapi karena takut terlihat pembantu kami putuskan untuk pindah lagi ke ruang keluarga di dalam. Kami tidur jam 5 pagi. Aku dicekoki Viagra saat sudah lemas karena orgasme beberapa kali.

Nampaknya tante Reni sedang “kemaruk” sehingga tiap saat ingin merasakan kontolku.

Sejak hari itu aku resmi menjadi pemuas tante Reni, pak Asep dipecat dan ganti supir baru yang tidak tahu apa-apa. Sedangkan Cynthia tidak terlalu sering ikutan karena memang tante Reni coba sembunyi-sembunyi.

Aku baru tahu kalau Ayahnya ternyata memang luar biasa kaya dan memiliki rumah di berbagai negara, tentu saja lengkap dengan selir-selirnya juga.

Jadi Permaisuri kesepian ini biar aku saja yang puaskan.

Aku sebenarnya paling suka kalau ada kesempatan berdua saja dengan Cynthia.. maklum lah, lebih seret dan tentu saja menjanjikan..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar