Kamis, 30 September 2010

Aku yang mendapat 'angin', bertambah nafsu lagi, dengan sedikit terburu-buru aku melepas daster Ibu, dan aku sedikit kaget melihat Ibu tidak memakai celana dalam maupun BH, Aku mencari mulut Ibu, dan bibir Ibu kulumat dengan penuh gairah, Ibu yang sudah pasrah membalasnya dengan hangat, dan dapat kurasakan lidah Ibu bermain di rongga mulutku dengan liar, kami berciuman lama sekali sehingga hampir membuatku kehabisan nafas, dan Ibu sendiri terengah-engah saat kulepas bibirku dari bibirnya, aku lalu meminta Ibu untuk telentang di meja makan, tubuh Ibu menjadi sasaran mulutku saat Ibu tiduran di meja, payudaranya kuremas dan kujilati, putingnya yang mengeras kuisap-isap seperti waktu aku bayi, Ibu mendesah-desah tak henti-hentinya mendapat perlakuan tersebut. Mulutku kembali mencari sasaran berikutnya, perut Ibu kuciumi sebentar dan berikutnya selangkangan Ibu sudah di depan mukaku, kemaluan Ibu yang hitam karena penuh dengan bulu jembut, kuusap-usap dengan lembut, mulutku kubenamkan di kemaluan yang melahirkanku 16 tahun yang lalu, liang vagina Ibu yang basah memancarkan aroma yang menggairahkan, lidahku menjilati bibir vagina Ibu yang agak menggelambir di kedua sisinya, dinding-dinding vagina Ibu tak luput dari lidahku, kelentit Ibuku yang sebesar kacang juga ikut kujilati dengan penuh nafsu, suara Ibu yang mendesah dan melenguh mengiringi jilatan lidahku pada kemaluan Ibuku, tampaknya Ibu benar-benar menyukai oral sex yang kuberikan.

Puas menjilati kemaluan Ibu aku naik ke atas meja, kusodorkan kontolku pada mulut Ibu yang langsung melahap kontolku dengan ganasnya, kontolku tenggelam dalam mulut Ibu yang kecil, Ibu hampir gelagapan saat mencoba menelan kontolku seluruhnya, mulut Ibu terus melahap kemaluanku dengan cepat dan liar, hingga kemaluanku berkilat akibat ludah Ibu yang menempel di kemaluanku, Ibu benar-benar ganas saat mempermainkan kontolku dengan mulutnya, hampir saja air maniku muncrat karena kenikmatan yang diberikan mulut Ibuku pada kontolku. Segera saja aku menyuruh Ibu melepaskan kontolku dan aku pun turun ke bawah, dengan posisi berdiri aku memasukkan kontolku kedalam lubang kemaluan Ibuku yang sudah basah kuyup. Kali ini aku tidak mengalami kesulitan, dan dengan mulusnya kontolku tenggelam dalam memek Ibu, Aku pun bergerak maju muindur dengan cepat, sementara Ibu langsung menggoyangkan pantatnya dengan lambat, aku dapat merasakan nikmat vagina Ibu yang mencengkeram erat kontolku saat Ibu menggoyangkan pantatnya, kadang Ibu mengangkat pantatnya untuk menyambut hunjaman kontolku yang akan masuk kedalam memek Ibu, permainan berlangsung cukup lama dan Ibu kelihatan begitu menikmatinya.

Mata Ibu terus merem melek, mulutnya yang kecil mendesah, makin lama desahan Ibu semakin keras, dan kedua tangan Ibu mencengkeram bahuku, rupanya Ibu hampir mencapai puncak kenikmatannya. Aku semakin mempercepat gerakanku, dan Ibu pun mempercepat goyangan pantatnya, Dan saat Ibu mencapai orgasmenya, tubuhnya menegang dan memeknya kurasakan semakin basah. Aku lalu berhenti bergerak dan memeluk tubuh mulus Ibu untuk memberinya kesempatan menikmati orgasmenya. Aku kemudian mengangkat tubuh Ibuku dari meja sementara kontolku masih menempel di kemaluan Ibuku, Kududukkan tubuh Ibuku di kursi, dan kembali aku memajukan dan memundurkan pantatku, Ibu yang sudah lemas, pasrah dengan aksiku. Tubuhnya terguncang-guncang menerima gerakanku yang cepat, tangan Ibu melingkar di pinggangku dan ikut memajukan badanku saat kuhunjamkan kontolku kedalam memek Ibuku, posisi ini tak juga membuatku mencapai puncak kenikmatan, padahal Ibu sudah kelihatan capek dan sedikit mengimbangi dengan goyangan pantatnya.

Aku lalu melepas kontolku dari memek Ibuku dan berdiri, aku menyuruh Ibuku menungging di lantai, Ibu menurut dan turun ke lantai dengan posisi menungging, Ibu tentu menyangka aku mau memasukkan kontolku ke memeknya dari belakang, tapi bukan itu maksudku, aku ikut menungging dan mulutku menjilati anus Ibu, sesekali Ibu jariku menusuk anusnya agar lubangnya membesar, Ibu tentu saja kaget dengan kelakuanku, "Ryan.. jangan, jangan dari anus ..", Ibu menoleh ke arahku dan memohon, "itu sakit sekali.." Aku cuman tersenyum kecil dan terus menjilati anus Ibuku sampai basah. Setelah kurasa cukup, kedua tanganku memegangi pantat Ibu dan melebarkannya sehingga lubang anus Ibu kelihatan. Saat kepala kontolku mencoba masuk, Ibu menjerit kecil dan terjatuh, Posisi tubuhnya kini menelungkup, aku terus berusaha melebarkan lubang anus Ibuku agar dapat cukup dimasuki kontolku, Ibu semakin menjerit tertahan, begitu batang kontolku masuk kedalam lubang anus Ibu, dan saat kontolku masuk seluruhnya kedalam lubang anus Ibuku, Ibu mencengkeram kaki kursi kuat-kuat.

Lubang anus Ibuku yang seret membuat kontolku susah payah untuk bisa masuk keluar, Tapi hal itu malah membuatku semakin merasakan kenikmatan yang tiada tara, sementara Ibu hanya bisa menahan sakit dan perih di sekitar anusnya, kenikmatan mengentoti anus Ibu membuat ku cepat mencapai ejakulasi, begitu aku merasakan air maniku mau keluar aku segera melepas kontolku dari anus Ibu, tubuhnya dengan cepat kubalikkan sehingga posisi Ibu terlentang, Dan belum sempat Ibu mencegah aku sudah menghujamkan kontolku kedalam lubang kemaluan Ibu dan berejakulasi dengan kepuasan yang tiada tara, seluruh batang kontolku kubenamkan dalam-dalam dan memuncratkan cairan panas yang banyak kedalam lubang vagina Ibu, Aku tergeletak disamping tubuh Ibuku yang penuh keringat dan masih sedikit kesakitan akibat anusnya yang kutembus tadi, "Ryan.. kenapa kamu keluarkan didalam..? Dan kamu masuk.. dari anus lagi.." Aku cuman tersenyum dan mencium bibir Ibu dengan lembut, "Nggak 'pa-'pa kan? Anus Ibu juga entar lama-lama dapat nikmat seperti memek Ibu kok.. udah ah Ryan capek mau mandi, Kapan-kapan kita bercinta lagi OK, Ibu tersayang?" Aku bangkit dan meraih pakaianku dan menuju kamarku untuk mandi sementara Ibu masih tidur terlentang di lantai dapur.

Semenjak aku bebas untuk bercinta dengan Ibuku sendiri, Ibu tidak menolak kalau kuajak bercinta di mana saja, dan dari Ibu baru kuketahui kalau ayah terkena penyakit impotensi sehingga tidak mampu bercinta dengan Ibu semenjak dua bulan yang lalu, dan aku satu-satunya orang yang bercinta dengan Ibu setelah ayah tak mampu lagi bercinta. Setiap hari kami bebas untuk bercinta karena di rumah sangat sepi, bahkan kalau malam, aku sering meminta Ibu datang ke kamarku untuk melayaniku, Ibu yang memang masih bergairah tak pernah menolakku, dan Ibu termasuk wanita dengan gairah sex yang besar. Pernah saat aku mandi, Ibu tiba-tiba masuk kedalam dan langsung mengajakku bercinta padahal saat itu ayah dan Mbak Mona lagi nonton TV di ruang tengah dengan ditemani keluarga adik ayahku, atau saat aku menemani Ibu belanja di supermaket, dan saat pulang tanpa disangka Ibu mengajakku bercinta di mobil saat berada di garasi, padahal aku takut ayah tiba-tiba muncul atau Mbak Mona karena mendengar mobil masuk garasi.

Tak heran satu setengah bulan kemudian Ibu positif hamil, tapi anehnya Ibu tidak menggugurkan kandungannya itu, dan saat ayah mengetahui hal itu, beliau marah besar dan menceraikan Ibu karena Ibu tidak mau mengatakan siapa yang menghamilinya. Selepas ayah pergi dari rumah aku semakin bebas bercinta dengan Ibuku, apalagi Mbak Mona kadang-kadang semakin sering pergi bermain, keadaan Ibu yang sedang hamil tak menghalangi nafsu kami untuk tetap bercinta, aku bahkan semakin bergairah bercinta dengan Ibu saat perutnya semakin besar, dan tak habis-habisnya memek dan anus Ibu menjadi sasaran kontolku, hanya saja begitu kehamilan Ibu mencapai 7 bulan, aku dan Ibu lebih banyak beroral sex untuk mencegah sesuatu yang fatal bagi bayi kami.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar