Alice Norin langsung beranjak dari pangkuanku dan menarik tanganku,
kugandeng Tina Talisa dan aku langsung meremas buah dada Tina Talisa
yang masih memakai pakaian blazer dari kantor.
“Kami berdua mau nagih sperma ya .. layani kami berdua .. please “
ujar Alice Norin dengan meremas penisku dengan keras membuat aku sampai
menjambak rambutnya.
“Pelan aaah ..sakit tahu .. kalian berdua telanjang saja .. “ godaku dengan tersenyum
Kami sampai ke dalam rumah dan masuk ke dalam kamar, di kamar itu,
Tina Talisa dan Alice Norin langsung melucuti pakaiannya tanpa tersisa,
aku sampai berdegup kencang ketika Tina Talisa membuka BHnya, besaran
buah dadanya semakin montok saja, demikian pula dengan buah dada Alice
Norin. Ditariknya aku yang sedang bengong. Tina Talisa langsung membuka
celanaku, dan menariknya, sedang Alice Norin membuka kaosku.
Mereka berdua sangat lapar dan haus seks, karena Tina Talisa setelah
melahirkan lama sekali tak kusetubuhi sedang Alice Norin saban minggu
aku sudah menyetor sperma sampai menggelepar.
“Ganteng yaaa .. ck ck ck ck .. makin besar saja nih penis “ timpal
Tina Talisa dengan tersenyum dan menariku ke ranjang dan langsung
dipeluk dan ditindih, Tina Talisa langung melumat bibirku dengan rakus,
sedang Alice Norin langsung menjilati buah zakar dan batangku dengan
pelan pelan membuatku geli.
“Kita keroyok yu .. semoga kita yang kalah .. “ seloroh Alice Norin
dengan semakin bersemangat menjilati dan akhirnya mengulum penisku
dengan rakus, aku masih saling melumat dengan Tina Talisa.
Pergumulan threesome itu semakin panas, aku semakin suka dengan
tingkah binal mereka berdua, Tina Talisa sering kali melakukan pagutan
sangat lama, tanganku semakin nakal meremas buah dada Tina Talisa dan
membuat Tina Talisa melenguh melepaskan lumatan pada bibirku
“Aaaauh .. nikmaatnya .. lama ndak kamu setubuhi aku “ timpal Tina Talisa dengan tersenyum dan menahan tanganku.
Tina Talisa menindihku dengan menduduki perutku, sedang Alice Norin
membuka mengerjai penisku, lalu Tina Talisa berbalik dan berhadapan
dengan Alice Norin.
“Bagi donk .. “ pinta Tina Talisa dengan mengelus kepala Alice Norin,
Tina Talisa lalu mengangkat pantatnya dan diletakkan tepat pada muku
sehingga aku langsung melakukan oral seks, vagina Tina Talisa juga
sempit karena lama ndak dipakai,walau sudah melahirkan anak hasil
benihku namun tetap smepit juga.
“Aaaaaaauh …. “pekiku kesakitan ketika dengan gemas, mulut Tina
Talisa mengulum penisku dan menyedotnya membuat aku hanya bisa meremas
pantat Tina Talisa.
Pemandangan yang panas itu membuat kami berkeringat, kami tidak tahu
ada mobil masuk, karena hujan sangat deras, hanya lenguhan, rintihan,
erangan kami bersahutan. Ternyata mobil itu merupakan milik Nafa Urbach
Urbach yang tiba tiba datang, semua serba kebetulan. Gilanya Nafa
Urbach Urbach datang bersama Titi Kamal, mereka berdua kasak kusuk
cerita urusan seks dan ternyata bercinta denganku
“Kita masuk saja .. tumben ada dua mobil .. jangan jangan .. aku lama
ndak disetubuhi oleh dia” ungkap Nafa Urbach kepada Titi Kamal. Mereka
berdua masuk ke dalam rumah, namun hanya mendengar suara erangan dan
lenguhan belaka
“Gilaa .. ternyata dia bercinta dengan wanita lain “ bisik Titi Kamal
“Hmm .. dasar suka makan perempuan tuh .. “ ucap Nafa Urbach dengan
membuka kamar yang di mana aku, Tina Talisa, dan Alice Norin sedang
bergumul dengan sangat panas, saling melumat, mengoral dan meremas. Nafa
Urbach membuka pintu kamar dan sampai tergidik melihat keliaran kami.
Aku menjadi merah mukaku, ketika menjilati vagina Tina Talisa, mataku
melirik ke samping karena ada cahaya masuk dan aku sampai copot
jantungku.
Melihatku berhenti, Alice Norin yang sedang mengulum penisku
berhenti, demikian pula dengan Tina Talisa yang tiba tiba menarik
selimut menutupi buah dadanya.
“Gilaaa…. sial ..payah .. “ semprot Tina Talisa dengan was was.
Demikian pula dengan Alice Norin yang langsung mengumpet di belakang
tubuh Tina Talisa
“Rupanya kalian sedang berpesta ya .. nggak ngajak ngajak .. “ ujar Nafa Urbach dengan maju
“Mau apa kalian ?” ujar Tina Talisa dengan sombong dan merasa berhak atas kenikmatan cinta denganku dan bersama Alice Norin.
“Kami sudah terbiasa bercinta dengan dia, lelaki brengsek .. suka
meniduri istri orang, janda artis “ semprot Titi Kamal dengan ikut maju.
Kukuasi keadaan, dengan bangun dan duduk memandang mereka berdua
“Kenapa kita tidak sekalian main berlima ? ayoo ..copot baju kalian .. giliran aku dihajar kalian berempat”
Titi Kamal hanya memalingkan mukanya karena aku nakal memandangnya dengan penuh nafsu.
“Kamu nggak pernah berubah, selalu bernafsu saja mandang aku .. “ semprot Titi Kamal, namun dicegah Nafa Urbach.
“Kita ikutan saja yuk .. kalo nggak ikut kita malah berabe, Tina Talisa dan Alice Norin tahu kita juga .. sudah basah nih”
Alice Norin yang diam kemudian menyahut
“Iyaaa .. mari kita pesta seks dan mabuk, aku bawa bir di mobil “
seloroh Alice Norin dengan turun dari ranjang dan langsung menarik
tangan Titi Kamal, sedang Tina Talisa langsung turun juga menarik tangan
Nafa Urbach, Tina Talisa melucuti pakaian Nafa Urbach dan Alice Norin
melucuti pakaian Titi Kamal.
“Kita lakukan sajalah .. nggak usah dipikir .. tuh ****** dia makin
besar saja .. ayo nanti kita jejer disodoki sampai muncrat “ seloroh
Alice Norin dengan tersenyum dan langsung menjilati buah dada Titi
Kamal.
Mereka berempat memilki buah dada montok montok, mereka maju ke
depan, Nafa Urbach langsung menindihku dan melumat bibirku. Sedang Titi
Kamal dan Tina Talisa berada di selakanganku bergantian menjilati
penisku. Alice Norin tak kalah nakal, menjilati vagina Tina Talisa.
Kami berlima melakukan pesta seks, malam semakin dingin, namun di
kamar itu semakin panas. Aku tak tahu, suasana makin ramai dengan
lenguhan, erangan kami. Alice Norin mengoral Tina Talisa, sedang Titi
Kamal mengoral Nafa Urbach, serta vagina Titi Kamal aku sendiri yang
mengoral, vagina mereka semua sudah basah.
Belum kami orgasme mendadak pintu terbuka, seorang wanita dengan tanpa pakaian masuk.
“Baaah .. Vivi Rachmawati .. oh .. mati aku .. “ teriakku cemas
Semua mata memandang ke arah wanita yang sangat nakal memamerkan kesintalan tubuhnya
“Benar benar muraha tuh dia “ maki Titi Kamal Kamal yang sedang mengulum penisku bergantian dengan Tina Talisa
“Boleh aku gabung ?” tanya Vivi Rachmawati
“Hmmm .. boleh .. tapi nanti pulang masing masing bayar 2 juta ke dia “
“ndak masalah .. aku traktir kalian semua menikmati pemuda itu .. “ jawab Vivi Rachmawati dengan tersenyum dan maju bergabung
“Please .. gimana kalo kalian aku gilir satu satu .. “ ajakku
“Enak saja .. itu ronde kedua sayang, ronde pertama kami akan
membuatmu muncrat .. rasain suka menyantroni vagina istri orang ..
mainin janda .. “ ejek Tina Talisa dengan tertawa dan disambut semua
tawa para artis papan atas ini. Berlima mereka mau mengeroyokku. Bah
..aku lebih suka berthreesome atau berdua saja. Tapi kali ini nasib
baik tidak berpihak padaku. Aku harus melayani lima artis yang haus
seks.
Situasi yang tidak menguntungkan aku, sehingga aku selalu mengusulkan
alternatif agar aku bisa menjaga stamina dan tenaga yang bakalan
terkuras jika habis melayani lima artis yang sangat haus seks. Penisku
dikulum dengan gemas oleh Tina Talisa dengan rakus.
“Aaaaaaaauh .. “ erangku dengan menggelinjangkan kedua kakiku dan
oleh Titi Kamal langsung dicekal agar tidak bergerak. Aku kembali
menjilati dan menyedot vagina Titi Kamal, posisi mengangkang Titi Kamal
tepat dimukaku itu aku langsung menyedot dengan gemas. Sedang Nafa
Urbach dan Vivi Rachmawati kini bermain berdua, Vivi Rachmawati
menjilati vagina Nafa Urbach membuat Nafa Urbach sampai menggelinjang
dan meronta ronta karena jilatan Vivi Rachmawati sangat keras.
Penisku dijilati oleh Tina Talisa, posisi Tina Talisa berada
membungkuk di antara kedua kakiku, Tina Talisa terus melakukan oral ke
penisku. Dipermainkan batangku dimulutnya. Lalu dengan gemas lidahnya
mengoseri batangku membuatku semakin ngilu, Tina Talisa sangat
kelaparan
“Sudaaah aah .. aku ingin nyodoki kalian … “ erangku dengan meremas
pantat Titi Kamal, mendorongnya sehingga membuat Titi Kamal yang
menunggu mengulum batangku menjadi kesal
“Aku belum oral kontolmu, sayang “ protes Titi Kamal dengan mengalah dengan wajah kesal dan kecewa
“Aku sodok kamu dulu Mbak Titi “ ujarku tak perduli dengan mengangkat
tubuhku, selepas Titi Kamal berpindah tempat aku langsung menjambak
rambut Tina Talisa yang masih mengulum batangku.
Di sampingku Nafa Urbach masih dioral oleh Alice Norin dan Vivi
Rachmawati. Ketika aku bangun, Alice Norin langsung memelukku dan
memberikan lumatan sangat ganas dan kubalas, sehingga Tina Talisa
kembali mengulum lagi.
“Kalian bertiga oral dulu .. aku mau genjot Titi .. “ perintahku
dengan mendorong Alice Norin. Aku kembali menjambak rambut Tina Talisa,
Tina Talisa hanya menjilati bibirnya pertanda puas bisa mengulum
penisku.
Aku langsung turun dari ranjang, dan aku mendorong Titi Kamal agar
tengkurap dengan pantat nungging. Alice Norin dan Tina Talisa langsung
berada di kedua sisi Titi Kamal, aku langsung naik dan berlutut di
ranjang, memaksakan batangku untuk amblas, pelan pelan aku tekan, ketika
batangku sudah mulai masuk aku langsung menekan tekan tenaga besar
membuat Titi Kamal langsung meringis kesakitan
“Aaaaaaaauuh ..sakit aaah .. yaaa .. enaaak … sodok ! ayo sodok “
erang Titi Kamal dengan mengerling ke arah Alice Norin. Penisku pelan
pelan masuk sampai amblas, diperas dan diremas dalam vagina Titi Kamal.
Aku langsung menggenjotnya, Titi Kamal langsung melenguh
“Haaan .. duh .. terus .. enaknya “ lenguh Titi Kamal dengan
berteriak teriak. Alice Norin langsung memberikan buah dadanya untuk
kukulum sehingga Alice Norin sampai meringis dan merintih, sedang Tina
Talisa aku remas buah dadanya dengan keras membuat Tina Talisa langsung
menggelinjang dalam posisi berlutut, pantatku terus menghujam maju
mundur, batangku menghajar vagina Titi Kamal. Sodokanku kupercepat
membuat Titi Kamal Kamal menahan badannya agar tidak tergoncang, kedua
tangannya meremas sprei.
Sedang Nafa Urbach langsung berada di samping Tina Talisa, menarik
tanganku agar juga meremas buah dadanya. betapa sangat susah, pantatku
maju mundur menyodoki Titi Kamal, tangan kiriku meremas buah dada Tina
Talisa, tangan kanan meremas buah dada Nafa Urbach, sedang mulutku
mengulum punting susu Alice Norin yang kepalaku dipegang oleh Alice
Norin agar tidak melepaskan kulumanku. Kami semakin panas, di belakangku
Vivi Rachmawati dengan gemas merunduk tepat di bawah selakanganku,
ketika penisku keluar, Vivi Rachmawati menjilati batangku walau sangat
susah namun dengan nakal Vivi Rachmawati berganti dengan meremas
pantatku lalu memegang bagian samping kedua pantatku, memberikan
dorongan ketika pantatku maju dan kemari kembali ketika batangku keluar.
Aku berhenti mengulum ketika Alice Norin melepaskan kepalaku,
tanganku masih saja meremas buah dada Tina Talisa dan Nafa Urbach.
Titi Kamal semakin kepayahan dan hendak orgasme.
“Haan .. mau sampai nih .. duh .. “ erang Titi Kamal dengan keras,
aku langsung menghujamkan batangku keras keras dan membuat Titi Kamal
orgasme, Titi Kamal Kamal melolong dengan suara keras, menegang dengan
kaku dan akhirnya berkelonjotan. Penisku disiram cairan panas, begitu
merasa penisku ada yang menyiram aku langsung mencabut penisku, kulepas
remasan buah dada pada Tina Talisa dan Nafa Urbach. Aku langsung turun
dan menarik tangan Tina Talisa, aku langsung rebahan dan Tina Talisa
mengangkangi aku, batangku ditekan di selakangan Tina Talisa dengan
paksa, terasa sesak sekali, namun dengan bantuan Nafa Urbach dan Alice
Norin, batangku akhirnya amblas dalam lubang yang becek di vagina Tina
Talisa.
“Duuuh .. enaknya … “ pekik Tina Talisa yang kemudian dengan gemas
menggenjotku dengan keras membuat aku sampai merem melek, belum selesai
itu Alice Norin kemudian menduduki dadaku lalu membungkuk
“Remes susu guwe donk “ pinta Alice Norin dengan menarik tanganku,
aku menaikan tanganku dan meremas buah dada Alice Norin, Alice Norin
menggelinjang karena aku meremasnya dengan keras. Sedang Nafa Urbach
membantu Tina Talisa menggenjot dengan memegang pantat Tina Talisa.
Genjotan Tina Talisa terasa beda, apalagi badannya sedikit semok
sehingga selakangaku serasa sakit digenjot sedemikian keras dan liar.
Batangku dengan lancar keluar masuk vagina Tina Talisa.
Alice Norin kemudian menyingkir dari dadaku, lalu membungku di
sampingku, melumat bibirku dengan memegang kepalaku, aku melayani
pagutan dan lumatan, sedang Vivi Rachmawati kini berada di depan Alice
Norin tiduran dengan menyingkirkan badan Titi Kamal kamal yang masih
merem menikmati orgasme, tanganku dipegang Vivi Rachmawati dan agar aku
meremas buah dadanya.
Permainan seks yang luar biasa, keempat artis dengan sangat kelaparan
menghajarku, Tina Talisa bergerak dengan liar, lama tidak disetubuhi,
sehingga cepat muncrat. genjotan Tina Talisa makin berat, jepitan
vaginanya kian menyempit pertanda akan mendapatkan orgasme. Tanganku
merasa nikmat meremas buah dada Vivi Rachmawati.
“Aku dapat .. aku dapat “ teriak Tina Talisa dengan keras dan
menegang dengan kaku melengkung ke depan, Alice Norin langsung meremas
buah dada Tina Talisa untuk membuat Tina Talisa agar lebih orgasme,
Tina Talisa menegang dan akhirnya berkelojotan dengan dipeluk oleh
Alice Norin. Tina Talisa langsung melemas dan lemas, Alice Norin
langsung mendorong Tina Talisa ke belakang, menarik kaki Tina Talisa
dan berusaha agar batangku lepas.
“Duh .. aku nggak tahan ah .. mau muncrat juga “ erangku dengan keras.
“Naah .. giliranku “ ujar Alice Norin dengan berbinar
“Nggak bisa .. aku juga berhak“ sergah Nafa Urbach.
“Nafa saja dulu ah .. aku ingin menyemprotkan spermaku di vagina Nafa, tapi Nafa bayar aku lima juta “ kataku menengah
“Aku 6 juta mau kok dapat semprotan airmanimu, Han “ ujar Alice Norin tak mau kalah. Dengan tetap berusaha untuk berposisi
“Naaafaaaaa … aaah .. jangan kamu Alice, kamu nanti saja aku juga
semprot “ bentakku pada Alice Norin sehingga Alice Norin mengalah, Nafa
Urbach langsung menindihku di selakanganku dan menekan ke batangku di
lubangnya.
“Kalian berdua diam dulu .. aku mau menindih Nafa “ bentakku pada
Vivi Rachmawati dan Alice Norin yang mau hendak duduk di dadaku.
Lubang vagina Nafa Urbach sudah membengkak besar dan mudah kumasukin
dengan batangku walau tidak gampang, Nafa Urbach menekan dengan tenaga
besar lalu dengan dibantu Alice Norin dan Vivi Rachmawati, Nafa Urbach
pelan pelan menekan dan batangku sudah amblas separo, terlihat Nafa
Urbach kesakitan dengan memejamkan mata dan menggigit bibir, kuremas
buah dadanya dengan keras membuat Nafa Urbach menggelinjang.
Batangku kembali dipilin dengan hebat dan remasan vagina Nafa Urbach
seakan menyedot dengan keras. Batangku semakin amblas dalam lubang
vagina Nafa Urbach. Lalu aku langsung bangun dan berposisi duduk,
kupegang bahu Nafa Urbach dan kurangkul lalu aku menggulingkan Nafa
Urbach, kini Nafa Urbach di bawahku dan siap siap kusodok.
“Kalian berdua di sampingku .. aku ingin meremas buah dada kalian”
ujarku dengan merangkul kedua artis ini, kedua tanganku melingkar,
sebelah kiri Alice Norin dan tanganku meremas buah dada sebelah kirinya,
sedang sebelah kanan Vivi Rachmawati, aku juga melingkarkan dan
meremas buah dada sebelah kanannya, membuat keduanya menggeli njang.
Vivi Rachmawati langsung melumat bibirku dengan rakus.
Aku langsung menggejot vagina Nafa Urbach dengan tenaga besar dan
cepat karena aku sudah tidak tahan, aku merasa agar orgasme, namun aku
tahan tahan. Sodokanku yang keras itu membuat Nafa Urbach tergoncang
goncang. Kedua tangan Nafa Urbach meremas pantat kanan Vivi Rachmawati
dan tangan kanannya meremas pantat sebelah kiri milik Alice Norin.
Begitu sangat cepat kedua artis, Titi Kamal dan Tina Talisa orgasme,
datang duluan, orgasme duluan. Sodokanku membuat suara keciplak bunyi
gesekan alat kelamin, aku masih bermain bibir dengan Vivi Rachmawati,
lalu aku gantian melumat bibir Alice Norin. Aku terus terus menyodok
Nafa Urbach.
“Terus aah .. aku juga nggak tahan nih ..ayooo “ erang Nafa Urbach dengan keras dan menggelinjang.
Kuluman bibirku dengan Alice Norin semakin rakus, aku masih meremasi
buah dada Vivi Rachmawati yang tangannya ikut membantu meremasi buah
dadanya. Sambil terus menyodok nyodok aku semakin capek melayani nafsu
bejat para artis papan atas ini.
Aku terus bertahan dengan sisa sisa kekuatan, dengan tetap menyodoki
Nafa Urbach dengan cepat dan keras membuat Nafa Urbach sampai merem
melek keenakan
“Iyaa .. mantap sodokanmu .. ayooo aaah …aaauh … hhhsss… “ lenguh Nafa Urbach di bawahku dengan gemas.
Lumatanku yang keras membuat Alice Norin memegang kepalaku dan
menghentikan lumatan, lalu aku berpindah ke bibir Vivi Rachmawati yang
menyambut lumatanku tak kalah ganas, bibirku disedot sedot. Titi Kamal
dan Tina Talisa kini berpindah duduk di kursi dalam kamar itu menonton
kami yang sedang panas panasnya bercinta dengan liar, janjinya kalo
sudah orgasme tidak boleh ikut nimbrung, nunggu giliran semua dapat
orgasme.
Lima menit aku tak tahan, aku langsung menggenjot Nafa Urbach dengan tenaga besar membuat Nafa Urbach menjerit jerit
“Aku sampai ..aaah ..aduh .. “ erang Nafa Urbach
“Iya samaaa … lima juta ya .. “ ujarku dengan memandang Nafa Urbach
yang kepayahan menerima sodokanku, kuhujamkan batangku dalam dalam dan
aku menegang dengan dipegang oleh Vivi Rachmawati dan Alice Norin, Nafa
Urbach memperoleh orgasmenya kemudian. Aku menegang dan menyemprotkan
air maniku di dalam vagina Nafa Urbach.
“Creeet .. creeeet .. creeeeet .. creeeeet “ lebih lima kali aku menghamburkan isi batangku
Aku sampai berkelonjotan dan melemas dengan cepat, batangku kemudian
disiram cairan panas dari vagina Nafa Urbach. Dengan penuh perhatian
Vivi Rachmawati dan Alice Norin menarik tubuhku sehingga batangku lepas
dan vagina Nafa Urbach, batangku penuh dengan cairan putih kental, lalu
Alice Norin membungkuk dan langsung menjilati batangku, Vivi
Rachmawati merebahkan aku ke ranjang, setelah rebah, Vivi Rachmawati
ikut menjilati batangku sampai bersih dan mengkilap lagi
“Nikmat banget nih, Lice “ timpal Vivi Rachmawati pada Alice Norin yang disambut dengan senyuman.
“Iyaaa .. pemuda ini sungguh kuat .. sudah 3 orgasme .. kayaknya kamu yang terakhir” balas Vivi Rachmawati dengan tersenyum
“Kenapa nggak aku .. “ protes Alice Norin
“Ya kamu juga spesial bagi dia .. terakhir bisa monopoli .. aku rela
kok, karena datang terakhir, palingan nggak dikasih semprotan di
vaginaku .. ntar aku digenjot dulu “
“Oke .. bagus .. tapi kamu juga kudu mbayar ke dia lima juta .. enak aja duluin “
“No problem “ jawab Vivi Rachmawati.
Batangku dikocok kocok oleh Alice Norin dan Vivi Rachmawati
bergantian sehingga membuatku cepat bangun penisku kembali naik dengan
cepat
“Pintar sekali kalian berdua “ timpalku dengan bangun, tanganku dipegang oleh Alice Norin dan Vivi Rachmawati.
“Demi kita kok “
“Aku ingin menyodoki kamu dulu Vi… kamu nungging yaaa .. Alice kamu
yang terakhir, aku akan menggenjotmu nanti dengan menyemprotkan air
maniku, nanti biar Tina Talisa sama Titi Kamal atau Nafa yang menjilati
sisa sperma “ kataku dengan mengedipkan mata ke arah Tina Talisa dan
Titi Kamal yang disambut dengan angkat jempol
Vivi Rachmawati langsung menunging dan aku langsung menekan ke vagina
Vivi Rachmawati dengan keras dan membuat batangku pelan pelan amblas,
kutarik dan kutekan lagi, Alice Norin dengan gemas memberikan buah
dadanya. Nafa Urbach kini sudah mundur dan bergabung dengan Tina Talisa
dan Titi Kamal, mereka saling memeluk dan bermain saling gelitik.
Pantatku maju mundur dengan keras menghujam ke pantat Vivi Rachmawati, Vivi Rachmawati sampai tergoncang goncang.
“Enaaak , sayang .. enak .. nikmat .. tenag saja .. aku akan bayar
lima juta padamu, tak rugi disodoki begini .. ayoo sodok terus “ lenguh
Vivi Rachmawati dengan suara menyemangati aku.
Tanganku sibuk meremas buah dada Alice Norin dan saling berpagut
dengan rakus, menit demi menit kami saling berpagut dan batangku
mengggenjot vagina Vivi Rachmawati.
“Yaak ..aku nggak tahaan ..ayooo .sodok keras … “ erang Vivi Rachmawati
Aku langsung melepaskan pagutan di bibir Alice Norin melepaskan
remasan buah dadanya, dan aku langsung memegang pinggang Vivi
Rachmawati, kugenjot dengan tenaga besar membuat Vivi Rachmawati sampai
meronta ronta, Alice Norin ikut meremas kedua buah dada Vivi
Rachmawati membuatnya sampai berteriak
“Gilaaa ..aaah ..aaauuuuh .. aaah “ erang Vivi Rachmawati dengan
keras. Lalu aku terus menghajarnya dengan sodokan keras dan liar
membuat Vivi Rachmawati menjadi orgasme, vaginanya menyempit dengan
cepat, Vivi Rachmawati menegang dengan kaku, remasan tangan Alice Norin
di buah dadanya mempercepat orgasmenya.
Penisku disiram cairan panas dari vagina Vivi Rachmawati dan Vivi
Rachmawati menegang dengan meremas sprei lalu lemas dan ambruk.
Aku sangat kecapekan dan tinggal Alice Norin saja.
“Minggir dulu tuh lonte .. “ semprotku pada Vivi Rachmawati, Alice Norin mendorong Vivi Rachmawati agar minggir.
“Kamu rebah … aku ingin menggenjotmu dari atas “ bentakku pada Alice
Norin yang malah hendak menarik tanganku minta dipangku. Vivi
Rachmawati langsung ditarik Nafa Urbach dan Tina Talisa dan dibawa ke
kursi.
Aku langsung menindih Alice Norin dan memberikan pagutan dan lumatan dengan ganas
“kau istimewa bagiku, Alice .. aku minta bayaran 10 juta “ kataku nakal dengan meremas buah dada Alice Norin.
“Huuuuh .. kamu liar .. kami akan bayar berapapun kamu minta sayang “
balas Alice Norin dengan memegang batangku dan diarahkan ke lubangnya,
kutekan dengan keras dan membuat Alice Norin menjerit. Batangku pelan
pelan masuk ke lubang vagina Alice Norin dengan pelan pelan,
kusentakkan pantatku membuat batangku menjadi amblas dalam dalam.
Aku langsung menggejotnya, dengan menindih Alice Norin, memberikan
remasan dengan keras pada buah dadanya, kedua kaki Alice Norin menjepit
pinggangku. Alice Norin menahan tanganku, namun aku tak mau lepas.
“Sayaang ..ah remesanmu “ erang Alice Norin
Aku langsung membekap bibir Alice Norin dengan bibirku dan kami
saling melumat dan memeluk dengan erat, batangku dengan ganas keluar
masuk vagina Alice Norin dengan mantap.
“Aku nggak tahan Lice .. “ pekikku yang merasa akan orgasme lagi.
“Iyaaa samaaa “ pekik Alice Norin dengan memelukku
Kugenjot dengan cepat dan aku menghujamkan dalam dalam batangku dan
aku melolong dengan keras menyemprotkan air maniku dengan keras ke
rahim Alice Norin. Alice Norin juga mendapatkan orgasme karena jepitan
vaginanya menyempit yang membuat aku menjadi orgasme duluan.
Dengan menegang aku menyemprotkan
“Aku saaampaai …aaaah “ erangku dengan berkelojotan, detik itu juga
Alice Norin juga mendapatkan orgasme dengan menegang dan batangku
tersiram cairan panas, kami sampai berkelonjotan bersamaa, tubuhku
serasa ringan sekali dan mataku menggelap, demikian pula dengan Alice
Norin.
Terdengar tepuk tangan di seberang ranjang, keempat artis simpananku
memberikan aplaus padaku kami berdua, lalu Tina Talisa, Titi Kamal, dan
Nafa Urbach maju dan menarik badanku mereka bertiga menjilati sisa
sisa spermaku dan ditelan. Tina Talisa menjilati vagina Alice Norin,
sedang Nafa Urbach dan Titi Kamal menjilati batangku
“Capeeeeek “ erangku dengan lemas
“Tenang sayang .. nanti kita digilir satu satu ya .. kami mau
mengundi dulu siapa yang dapat giliran pertama, kamu akan diberikan
ekstra waktu untuk mengembalikan tenagamu “ kata Titi Kamal dengan
nakal meremas batangku yang sudah bersih.
“Jika perlu ramuan kuat .. aku bawa kok .. tenang saja” timpal Nafa Urbach dengan tersenyum dan memeluk Alice Norin.
“Baah .. kontolku bisa remuk, menyodoki lima vagina .. kompensasinya
tidak cukup masing masing lima juta .. sepuluh juta “ ejekku nakal
“No problem .. uang bukan masalah .. yang menjadi masalah kami hanya kep
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar