Rupanya
ciuman Anto di bagian perut dan permainan lidah di pusarnya itu lama
kelamaan menimbulkan kegelian yang amat sangat. Tak munafik, Deborah
menikmati hal itu. Teriakannya berangsur-angsur berubah menjadi
desahan. Tangannya yang berusaha mendorong tubuh Anto, sekarang
sesekali meremas rambut Anto dan menekan kepala Anto semakin dalam dan
merapat dengan tubuhnya. Saat ini yang ada hanyalah erangan-erangan
kecil dari mulut Deborah yang sedang di permainkan oleh lidah nakal
Anto.
“Ssshhtt.. Jjjangann.. Llleppasskanhh.. Aaauuhhff..” bisik Deborah kegelian.
“Ssshhtt.. Jjjangann.. Llleppasskanhh.. Aaauuhhff..” bisik Deborah kegelian.
Deborah
pun akhirnya dilanda kebimbangan karena di satu sisi ia merasa harus
mempertahankan dirinya agar tidak diperkosa oleh pemuda itu, di lain
sisi ia mulai menikmati permainan yang sedikit kasar itu. Sementara
itu, tanpa disadarinya tangan Anto sudah berhasil menyingsingkan rok
mininya ke atas, dan tangan pemuda itu sudah mulai menggerayangi daerah
kemaluan Deborah. “Nngghh..” tak sadar Deborah melenguh nikmat.
Tangan
kekar itu tak henti-hentinya mengelus-elus bukit kenikmatannya dari
luar celana dalamnya yang sudah mulai basah. Ciuman pemuda itu pun tak
henti-hentinya menggerayangi bibir, leher dan buah dadanya yang montok
dan masih terbungkus bra hitam berendanya itu. “Ahh.. Sshh..” lenguh
Deborah.
Deborah
semakin menikmati kenakalan pemuda itu. Saat ini ia justru
mengharapkan agar pemuda itu semakin berbuat kurang ajar padanya.
Matanya mulai terpejam seiring dengan semakin membanjirnya lendir
kenikmatan di vaginanya. Pikirnya, pemuda itu memang tahu caranya
memanjakan wanita. Deborah pun sudah tak merasa bahwa dirinya akan
diperkosa. Ia justru mendambakan sentuhan pemuda itu.
Jemari
Anto bermain di pinggiran celana dalam Deborah. Diusap-usapnya jahitan
pinggir celana dalam hitam berenda yang semakin basah itu. Sesekali
jemari nakalnya menyelip masuk ke dalam celana dalam itu sambil
mengusap lembut gundukan yang ada di dalamnya. Usapan jemari Anto pada
jahitan renda pinggiran celana dalam Deborah menimbulkan suatu sensasi
dan rangsangan yang sangat dinikmatinya. Jahitan dari motif renda yang
tak rata itu menyebabkan jemari Anto yang bermain diatasnya seakan-akan
menggaruk-garuk daerah sekitar vaginanya. Terlebih saat Anto memang
sengaja menggaruk bagian itu dengan kukunya. Hal ini membuat Deborah
semakin tak kuasa untuk menahan lendir kenikmatannya yang semakin
membanjiri daerah itu.
“Aughh..
Nakal kamu ya!” jerit Deborah saat merasakan jari telunjuk pemuda itu
menyelip masuk dan mengusap lembut labium mayoranya. Sesaat telunjuk
pemuda itu keluar dari dalam celana dalam Deborah, ia langsung
menyodorkan jemari yang dibasahi oleh lumuran lendir kenikmatan Deborah
itu ke bibir seksi tante itu. Dan langsung saja Deborah menyambut dan
mengulum telunjuk yang penuh dilumuri oleh lendir kenikmatannya sendiri
itu dengan penuh nafsu. Anto sendiri tak henti-hentinya
menggerak-gerakkan telunjuknya yang sedang dikulum Deborah seakan-akan
ingin mengorek-ngorek bagian dalam mulut wanita itru dengan lembut.
Melihat tante itu menjilati telunjuknya dengan penuh nafsu, Anto
langsung mendekati bibir wanita itu, berharap agar masih ada sisa
lendir kenikmatan wanita itu dalam mulut seksinya. Deborah agaknya
mengerti oleh apa yang diinginkan pemuda itu. Ia langsung mengumpulkan
ludah dalam mulutnya yang memang masih bercampur dengan lendir
kenikmatannya, kemudian disodorkannya ludahnya itu dengan bibir sedikit
terbuka penuh gairah. Anto langsung melumat gemas bibir Deborah.
Dikecap-kecapnya sebentar ludah tante itu dalam mulutnya, kemudian
ditelannya penuh nafsu.
Melihat
kelakuan pemuda itu, Deborah menjadi semakin terbakar oleh nafsu. Ia
semakin lupa pada keadaan dirinya yang hendak diperkosa. Dan agaknya
keadaan itu sekarang telah berubah menjadi keinginan untuk sama-sama
saling memuaskan karena Deborah sudah mengabil posisi telentang dengan
pahanya agak terbuka.
Deborah
langsung menarik kepala pemuda itu, diciuminya bibir pemuda itu dengan
penuh gairah. Kemudian dijambaknya rambut Anto sambil didorongnya
kepala pemuda itu agar mulutnya mengarah ke vaginanya. Anto yang memang
sudah terbakar oleh nafsu sejak pertemuan di meja kasir tadi, langsung
saja menuruti keinginan Tante itu. Tanpa membuka celana dalam Deborah,
ia langsung menjilati vagina Deborah dengan hanya cukup menarik
pinggiran berenda celana dalam Tante itu di sekitar vaginanya. Dijilati
dan digigitnya dengan penuh nafsu vagina itu sambil kepalanya terus
dipegang dan dijambaki oleh Deborah.
Rupanya
Deborah tak cukup hanya dipuaskan dengan jilatan-jilatan liar Anto, ia
juga ingin mendusal-dusalkan wajah pemuda itu pada vaginanya. Hingga
tak lama kemudian, Anto merasakan daerah sekitar selangkangan Tante itu
bergetar, dan makin lama getaran itu makin hebat, hingga tak lama
kemudian, saat ia sedang menggigit-gigit kecil klitoris Tante itu,
diiringi teriakan liar Deborah.
“Ooghh iiyyaahh.. Terrusshh.. Mmmppffhh.. Ghhaahh..” Racau Deborah. Hingga tak lama kemudian, “Crroottss..”
Wajah
Anto langsung tersembur oleh cairan yang hangat dan kental yang
berasal dari dalam liang vagina Deborah. Rupanya Saat itu Deborah baru
saja mengalami orgasme yang cukup banyak di awal permainan mereka. Dan
langsung saja, tanpa diberi komando, dengan lahapnya Anto menjilati dan
meraupi lelehan lendir kenikmatan yang tak henti-hentinya meleleh dari
dalam vagina Tante itu. Hal ini tentunya membuat Deborah yang baru
saja mencapai orgasme dilanda rasa geli yang amat sangat.
“Hhhaahh
ssttoopp!! Sttoopp!! Ghiillaahh.. Ohh Sttoopp Sshh..” teriak Deborah
sambil berusaha menjauhkan selangkangannya dari wajah pemuda itu.
Tetapi Anto justru tak mau memindahkan mulut dan jilatannya sedikit pun
dari vagina yang sedang dibanjiri cairan nikmat itu. Ia terus
mengumpulkan lendir Deborah di dalam mulutnya dan kemudian langsung
menelannya dengan rakus. Mulut dan wajah pemuda itu belepotan oleh
lendir Deborah.
Setelah
Anto merasa bahwa vagina Deborah telah bersih kembali, ia langsung
beranjak ke arah bibir Deborah, dengan masih mengulum lendir dari
vagina Tante itu ia menyuapkannya ke bibir seksi di hadapannya. Deborah
langsung mengerti apa yang akan dilakukan Anto. Ia langsung membuka
bibir seksinya seraya berkata,
“Ludahkan! Ludahkan padaku Sayang!”. Pintanya dengan tatapan sayu menggairahkan sambil meremas-remas lembut payudaranya sendiri.
“Ooohh.. Ssshh..”
“Cuhh..” Anto langsung meludahkannya ke dalam mulut Tante itu. Dan langsung disambut dengan desahan bergairah Deborah.
“Mmmhh.. Nikmatthh,” bisik Deborah setelah menelan lendir kenikmatannya sendiri dengan rakus.
“Ludahkan! Ludahkan padaku Sayang!”. Pintanya dengan tatapan sayu menggairahkan sambil meremas-remas lembut payudaranya sendiri.
“Ooohh.. Ssshh..”
“Cuhh..” Anto langsung meludahkannya ke dalam mulut Tante itu. Dan langsung disambut dengan desahan bergairah Deborah.
“Mmmhh.. Nikmatthh,” bisik Deborah setelah menelan lendir kenikmatannya sendiri dengan rakus.
Anto
yang semakin terbakar gairahnya melihat adegan itu langsung melucuti
pakaiannya sendiri. Sejak melihat tubuh molek Tante itu ia memang tak
sabar untuk memasukkan penisnya ke dalam vagina sang Tante dan
menggarapnya penuh nafsu. Setelah dirinya telanjang bulat, ia berdiri
sejenak dihadapan sang Tante sambil mengacung-acungkan penisnya yang
sejak tadi telah menegang penuh dihadapan Deborah.
“Woow..” kagum Deborah sambil mengarahkan tangannya untuk menggenggam penis itu.
“Aaahh.. Tanteehh..” bisik Anto saat jemari Tante itu menggenggam dan meremas lembut penisnya.
“Aaahh.. Tanteehh..” bisik Anto saat jemari Tante itu menggenggam dan meremas lembut penisnya.
Deborah
langsung mengocok penis digenggaman tangan kanannya itu dengan penuh
kelembutan. Sementara itu tangan kirinya mengusap-usap vaginanya
sendiri yang mulai basah kembali. Rupanya ia pun tak sabar ingin
digarap oleh pemuda itu. Dipindahkannya tangan kirinya yang sudah
dibasahi lendir kenikmatannya ke penis Anto, dan dibalurinya penis yang
menegang keras itu dengan lendirnya.
“Aaahh.. Angett Tantee..” Bisik Anto sambil memejamkan matanya.
“Hhhmm?? Anget? Aku punya yang lebih panas Sayang!” Tantang Deborah sambil mengarahkan bibir seksinya ke penis pemuda itu. Dan langsung dikulumnya penis dihadapannya dengan penuh nafsu.
“Ngghh.. Mmmhh..” Desahnya.
“Ooohh.. Iyaahh terusshh Tanteehh.. Ssshh..” Anto pun semakin meracau tak karuan.
“Hhhmm?? Anget? Aku punya yang lebih panas Sayang!” Tantang Deborah sambil mengarahkan bibir seksinya ke penis pemuda itu. Dan langsung dikulumnya penis dihadapannya dengan penuh nafsu.
“Ngghh.. Mmmhh..” Desahnya.
“Ooohh.. Iyaahh terusshh Tanteehh.. Ssshh..” Anto pun semakin meracau tak karuan.
Deborah
menemukan kenikmatan yang lebih memacunya untuk terus mengerjai penis
pemuda itu karena ia mencium dan merasakan aroma dan basah dari lendir
kenikmatan yang berasal dari vaginanya sendiri. Dan itu membuatnya
semakin liar menjilati benda yang panjang dan panas itu.
“Mmmhh.. Ssshh..” Bisik Anto tak henti-hentinya sambil mengacak-acak rambut Tante itu, sehingga rambut merah ikal Deborah yang semula diikat ke atas menjadi acak-acakan dan terlihat sangat menggairahkan.
“Mmmhh.. Ssshh..” Bisik Anto tak henti-hentinya sambil mengacak-acak rambut Tante itu, sehingga rambut merah ikal Deborah yang semula diikat ke atas menjadi acak-acakan dan terlihat sangat menggairahkan.
Deborah
berhenti sejenak dari kegiatannya mengelomoti penis pemuda itu, sambil
teros berjongkok dihadapan Anto, ia menengadah menatap wajah pemuda
itu dengan tatapan sayu penuh gairah. Melihat wajah Tante-Tante yang
sedang terbakar oleh gairah seperti itu membuat Anto semakin tak sabar
untuk segera menggarap Tante itu. Diacak-acaknya rambut Deborah dengan
gemas.
“Kau ingin lebih panas Sayang? Hhmm?” Tantang Deborah dengan tatapan penuh nafsu..
“Siksa aku Tante! Siksa aku dengan tubuhmu!” Pinta Anto sambil terus mengacak-acak rambut Deborah.
“As you wish honey!” jawab Deborah sambil melucuti kancing blousenya dan rok spannya sendiri.
“Kau ingin lebih panas Sayang? Hhmm?” Tantang Deborah dengan tatapan penuh nafsu..
“Siksa aku Tante! Siksa aku dengan tubuhmu!” Pinta Anto sambil terus mengacak-acak rambut Deborah.
“As you wish honey!” jawab Deborah sambil melucuti kancing blousenya dan rok spannya sendiri.
Deborah
yang saat ini tinggal mengenakan bra dan celana dalam hitam berendanya
kembali mengerjai penis Anto. Dikulum-kulum dan dijilatinya batang
kemaluan pemuda itu hingga penis itu basah dilumuri oleh ludahnya
sendiri. Deborah semakin menggila dan liar. Sampai-sampai bola matanya
nyaris berputar kebelakang saat ia mengelomoti batang yang menegang dan
panas itu. Sesekali digigitinya urat-urat kemaluan Anto yang
menonjol-menonjol akibat tegangnya penis itu hingga pemuda itu meringis
kesakitan.
Anto
yang semakin tak sabar dan terbakar oleh gairah langsung saja menarik
tubuh Tante itu agar berdiri dihadapannya, dan langsung saja Deborah
menyerang bibir pemuda itu dengan penuh nafsu. Digigitinya pula bibir
dan lidah Anto. Ia memang benar-benar sudah terbakar oleh nafsu.
“Tante, aku sudah nggak tahan nih!” pinta Anto sambil membalas kecupan-kecupan liar Tante itu.
“Aku juga Sayang! Cepat kerjai vaginaku To!” balas Deborah dengan tatapan sayu memelas penuh nafsu.”Sebentar kubuka BH dan celana dalemku dulu ya Honey!? Sabar Sayang!”.
“Nggak usah Tante! Aku suka ngeliat Tante Cuma pake pakaian dalem gitu,” pinta Anto, “Tenang aja, tetep nikmat kok!” sambungnya menenangkan Deborah sambil meremas-remas lembut gumpalan daging putih yang masih terbungkus bra hitam renda itu.
“Aku juga Sayang! Cepat kerjai vaginaku To!” balas Deborah dengan tatapan sayu memelas penuh nafsu.”Sebentar kubuka BH dan celana dalemku dulu ya Honey!? Sabar Sayang!”.
“Nggak usah Tante! Aku suka ngeliat Tante Cuma pake pakaian dalem gitu,” pinta Anto, “Tenang aja, tetep nikmat kok!” sambungnya menenangkan Deborah sambil meremas-remas lembut gumpalan daging putih yang masih terbungkus bra hitam renda itu.
Anto
langsung mendorong tubuh montok Tante itu agar membelakangi tubuhnya,
kemudian diaturnya agar tubuh Deborah menungging. Deborah langsung
menyadari, rupanya pasangannya ini ingin mengerjainya dalam posisi
doggie style terlebih dahulu. Ia langsung mengambil ancang-ancang
doggie style, bongkahan pantatnya yang montok mulus itu menghadap Anto,
siap untuk dikerjai. Dengan paha yang lebarkan Deborah terlihat sangat
menggairahkan saat itu. Dan hal ini semakin membuat Anto terangsang
dan tak sabar. Pemuda itu langsung mengarahkan penisnya yang sudah
benar-benar panjang dan tegang tepat ke arah vagina Tante itu. Tetapi
saat ia melihat bongkahan pantat putih mulus dan montok yang masih
terbungkus celana dalam hitam itu timbul keinginannya untuk menjilati
liang anus Tante itu. Dan langsung saja ia menunduk ke arah pantat
Deborah yang sedang menungging dan tak mengetahui bahwa Anto akan
mengerjai anusnya terlebih dahulu, kemudian ditariknya celana dalam
Deborah yang menutupi bagian vagina dan anusnya ke sebelah kanan tanpa
membuka celana dalam itu, hingga tiba-tiba.. “Aaahh..”
Deborah
merasakan sesuatu yang hangat dan basah mengusap liang anusnya dan
Tante itu langsung saja merasakan geli yang amat sangat. “Kau apakan
tadi To?”
Desah
Deborah sambil menengok kebelakang, dan ia langsung mendapati pemuda
itu sedang menjilati dan menciumi pantat dan anusnya dengan begitu
rakus.Deborah benar-benar semakin menikmati permainan liar ini.
Digeleng-gelengkannya kepalanya kesana kemari sampai rambutnya semakin
acak-acakan. Dan pemandangan itu benar-benar sangat merangsang. Entah
untuk keberapa kalinya kedua bola matanya itu nyaris berputar ke
belakang saat tubuhnya mendongak ke atas mengimbangi kenikmatan yang ia
dapatkan dari Anto.
Sementara
itu Anto semakin giat saja mengerjai anus Tante itu. Entah keberapa
kalinya ia membuat Deborah berteriak dan meringis kesakitan saat ia
menggigit gemas bongkahan pantat Tante itu. Lidah pemuda itu
menyapu-nyapu dari atas ke bawah, dari anus Deborah turun ke liang
vagina Tante itu. Hal ini tentu saja semakin membuat Deborah
menggelinjang kenikmatan. Tangan Deborah yang kanan berpegangan ke rak
mainan disampingnya sementara tangan kirinya sibuk meremasi sendiri
buah dadanya yang masih terbungkus bra hitam itu. Dipuntir-puntirnya
sendiri putingnya yang masih ada dalam bungkus renda itu. Gesekan yang
ditimbulkan oleh renda dan jemari tangannya pada putingnya benar-benar
menambah rangsangan pada dirinya. Deborah semakin menggila, ia ingin
dijadikan budak seks oleh Anto.
“Ooocchh.. Yaahh.. Ssshhtt..” racau Deborah,
“Terus ssaayyaang.. kkeerrjaaii akkuuhh.. oohh”
Tak henti-hentinya ia meremas payudara dan menjambaki rambutnya sendiri.
“Oh Tante.. Pantatmu begitu mulus.. Liang vaginamu begitu harum Tante..” racau Anto sambil terus menjilati anus dan vagina Deborah, mengeluar masukkan lidahnya ke dalam liang vagina dan anus Deborah bergantian.
“Terus ssaayyaang.. kkeerrjaaii akkuuhh.. oohh”
Tak henti-hentinya ia meremas payudara dan menjambaki rambutnya sendiri.
“Oh Tante.. Pantatmu begitu mulus.. Liang vaginamu begitu harum Tante..” racau Anto sambil terus menjilati anus dan vagina Deborah, mengeluar masukkan lidahnya ke dalam liang vagina dan anus Deborah bergantian.
Tiba-tiba
Deborah merasa ada sesuatu yang akan meledak lagi dari dalam
selangkangannya. Tubuhnya tergetar hebat. Anto pun merasakan vagina dan
daerah selangkangan Tante itu mengejang dan bergetar hebat. Dan ia
langsung menyadari bahwa Tante itu akan segera mendapatkan orgasme
lagi, sehingga pemuda itu semakin mempercepat rangsangannya pada daerah
selangkangan Tante itu, sampai tiba-tiba saat Anto menusukkan lidahnya
pada vagina Deborah dalam-dalam, Tante itu tersentak sambil
berteriak..
“Ooocchh..
Aaacchh.. Ggghhaahh.. Sshhiitt!!” racau Deborah dengan liarnya, dan..
crootss.. Untuk kedua kalinya wajah Anto tersembur oleh cairan
kenikmatan yang muncrat dari dalam vagina Deborah.
“Ahh Ghiillaa..” teriak Deborah sambil tubuhnya mengejang dan kedua tangannya berpegangan pada rak dan lantai, kakinya direnggangkan penuh seakan-akan ia ingin memeras lebih banyak cairan yang keluar dari dalam rahimnya itu.
“Ahh Ghiillaa..” teriak Deborah sambil tubuhnya mengejang dan kedua tangannya berpegangan pada rak dan lantai, kakinya direnggangkan penuh seakan-akan ia ingin memeras lebih banyak cairan yang keluar dari dalam rahimnya itu.
Beberapa
menit kemudian tubuh montoknya langsung terkulai lemas berpegangan rak
mainan di gudang itu dan mungkin karena tak kuat menahan sisa-sisa
orgasmenya ia langsung terjatuh ke lantai karena seluruh persendiannya
seakan-akan lepas dan sangat lemas.
Anto
pun menghentikan kegiatannya untuk memberikan kesempatan istirahat
pada Deborah. Tetapi ia tak menghentikan ciuman-ciuman dan jilatan pada
daerah sekitar selangkangan Tante itu karena ia ingin membersihkan dan
mereguk lagi lendir kenikmatan yang terus menetes dari dalam vagina
Deborah.
“Aaacchh..
shhtt.. gelii Sayang.. ohhff.. Hentikann!!” desah Deborah saat Anto
menjilat-jilati sekitar vaginanya yang masih terasa sangat peka.
“Mmmffhh.. Ohh yaahh.. Banjir Sayang?” bisik Deborah sambi melirik pada Anto yang terus mengerjai vaginanya yang masih berdenyut-denyut itu.
“Hmm.. Tante mau? Wangi banget Sayang!” jawab Anto sambil nafasnya tersengal-sengal penus nafsu.
“Mmmhh sini Sayang!” pinta Deborah sambil menarik rambut Anto agar mendekati menaiki tubuhnya.
“Mmmffhh.. Ohh yaahh.. Banjir Sayang?” bisik Deborah sambi melirik pada Anto yang terus mengerjai vaginanya yang masih berdenyut-denyut itu.
“Hmm.. Tante mau? Wangi banget Sayang!” jawab Anto sambil nafasnya tersengal-sengal penus nafsu.
“Mmmhh sini Sayang!” pinta Deborah sambil menarik rambut Anto agar mendekati menaiki tubuhnya.
Rupanya
ia ingin menikmati lendir kenikmatannya lagi dari mulut pemuda itu.
Anto langsung menuruti permintaan Deborah, lagi pula ia semakin tak
sabar ingin menaiki tubuh montok dihadapannya itu. Perlahan-lahan ia
menindih tubuh Deborah yang masih mengenakan pakaian dalamnya. Gesekan
yang ditimbulkan oleh pakaian dalam Deborah yang berenda dengan tubuh
Anto menimbulkan suatu sensasi yang merangsang gairah Anto.
“Kemari
Sayang, naiki tubuhku! Merapatlah padaku To! Hsshh..” pinta Deborah
sambil menarik dan memeluk rapat tubuh Anto. Mulut Anto yang masih
mengulum cairan kenikmatan dari vagina Deborah langsung diarahkannya ke
bibir Deborah yang sedang membuka seksi.
“Mmmhh..” desah Tante itu saat bibir Anto memagut bibirnya sambil meludahkan lendir kenikmatan dari vagina Deborah.
“Mmmhh Tante..” bisik Anto sambil mempererat dekapannya pada tubuh montok Deborah yang terasa makin panas dihari yang dingin itu, hal itu pun makin menimbulkan rangsangan pada tubuh Anto sehingga penisnya pun semakin menegang minta dipuaskan.
“Hmm.. Ada yang tegang tuh di bawah!” bisik Deborah seusai menelan habis cairan kenikmatan yang disodorkan Anto.
“Sudah siap Sayang?” tantang Anto sambil menciumi telinga dan leher Tante itu.
“Nnngghh.. Give me that Honey! Please..” pinta Deborah.
“Mmmhh..” desah Tante itu saat bibir Anto memagut bibirnya sambil meludahkan lendir kenikmatan dari vagina Deborah.
“Mmmhh Tante..” bisik Anto sambil mempererat dekapannya pada tubuh montok Deborah yang terasa makin panas dihari yang dingin itu, hal itu pun makin menimbulkan rangsangan pada tubuh Anto sehingga penisnya pun semakin menegang minta dipuaskan.
“Hmm.. Ada yang tegang tuh di bawah!” bisik Deborah seusai menelan habis cairan kenikmatan yang disodorkan Anto.
“Sudah siap Sayang?” tantang Anto sambil menciumi telinga dan leher Tante itu.
“Nnngghh.. Give me that Honey! Please..” pinta Deborah.
Langsung
saja Anto bangun dari tubuh Deborah, kemudian dipelorotkannya celana
dalam hitam Tante itu, lalu diaturnya posisi kaki Deborah agar
mengangkang lebar. Terlihatlah dihadapannya vagina Deborah yang
merekah. Walaupun sudah berumur, tetapi vagina Tante itu masih terlihat
memerah segar, kontras dengan kulit Deborah yang putih. Bulu-bulu
disekitar vagina Deborah terpotong rapi, menandakan bahwa Tante ini
memang cukup memperhatikan organ kewanitaannya tersebut. Pemandangan
itu semakin membuat Anto tak henti-hentinya menelan ludah.
Dikocok-kocoknya penisnya sebentar, kemudian diarahkannya langsung ke
vagina Deborah, digesek-gesekkannya di bagian labium mayora Deborah.
Rupanya ia ingin menggoda Tante itu sebentar.
“Cepat
To! Masukkan penismu! Aku nggak sabar Sayang! Please..” racau Deborah
sambil meremasi buah dadanya yang masih terbungkus BH hitam berenda
itu.
“Hmm.. Nggak sabar ya Tante? Tadi katanya nggak mau?” goda Anto sambil terus menggesekkan penisnya naik turun pada vagina Deborah.
“Ooohh Shit! Persetan dengan tadi! Pokoknya aku mau penismu didalam vaginaku sekarang! Ayo dong Sayang!?”
Rupanya Deborah sudah semakin tak sabar dan mempersetankan segalanya.
“Mmmhh.. Oohh.. “
“Hmm.. Nggak sabar ya Tante? Tadi katanya nggak mau?” goda Anto sambil terus menggesekkan penisnya naik turun pada vagina Deborah.
“Ooohh Shit! Persetan dengan tadi! Pokoknya aku mau penismu didalam vaginaku sekarang! Ayo dong Sayang!?”
Rupanya Deborah sudah semakin tak sabar dan mempersetankan segalanya.
“Mmmhh.. Oohh.. “
Anto
rupanya memang sengaja ingin mengalihkan perhatian Tante itu. Ia ingin
mempermainkan Deborah, dan membuat Tante itu terlena dengan sumpah
serapahnya, sampai tiba-tiba, saat Deborah tak menyadarinya….Bless…..
Melesaklah
penis Anto yang besar, panjang dan panas berdenyut-denyut itu
perlahan-lahan ke dalam vagina Deborah. Kejutan ini benar-benar
mengagetkan Deborah. Kedua matanya melotot nyaris keluar. Entah karena
kenikmatan yang dirasakannya atau karena rasa kagetnya, tetapi yang
pasti ia sangat menikmatinya.
“Ooohh.. Gila kamu! Kenapa nggak bilang-bilang? Aaahh.. Ssshhtt.. Gillaahh.. Mmmhh..” racau Deborah.
“Ooohh.. Gila kamu! Kenapa nggak bilang-bilang? Aaahh.. Ssshhtt.. Gillaahh.. Mmmhh..” racau Deborah.
Kali
ini ia benar-benar merasakan kehebatan penis Anto. Denyutan penis Anto
dalam vaginanya itu seakan-akan memompa lendir kenikmatannya semakin
banyak keluar dari dalam vaginanya. Anto rupanya sengaja membiarkan
pinggulnya tak bergoyang dahulu. Ia ingin menikmati saat-saat pertama
kalinya penisnya itu berada dalam relung vagina Tante itu.
Penis
itu terus berdenyut-denyut keras di dalam vagina Tante itu. Begitupun
dengan vagina Deborah yang terus berkontraksi memijat-mijat benda asing
yang sedang berada dalam relung kewanitaannya itu. Kedua mata mereka
terpejam erat menikmati sensasi yang mereka rasakan. Sambil menikmati
denyut demi denyut dari dalam vagina Deborah, Anto meremas-remas
bongkahan pantat Tante itu penuh nafsu, tingkahnya mirip seorang anak
kecil yang baru saja mendapatkan mainan. Kenakalan Anto itu tentunya
semakin membuat Deborah menggelinjang tak karuan. Denyutan vaginanya
pun makin menggila, sehingga otomatis penis Anto semakin merasakan
kenikmatan.
Keduanya
saling berciuman. Berpagutan dengan liarnya tiada henti. Deborah
menggigiti lidah dan bibir Anto sambil terus menekan dan membuat
jepitan dalam vaginanya. Tante itu rupanya sudah berubah menjadi liar
dan buas. Sesekali Deborah meludahkan air liurnya ke dalam mulut Anto
yang sedang tergagap-gagap kenikmatan. Dikumur-kumurnya liur Tante itu
oleh Anto sebelum ditelannya.
Perlahan-lahan
Anto mencabut penisnya dari dalam vagina Deborah. Ia tak ingin
melakukannya tergesa-gesa. Gesekan penisnya yang dilakukan perlahan
namun pasti itu benar-benar menimbulkan sensasi yang menggilakan.
Deborah semakin terpejam dan bibirnya yang dibalut lipstik merah
menyala itu semakin terbuka seksi.
“Ooohh.. Mmmhh..” desah Tante itu mengiringi gesekan penis pemuda itu dalam vaginanya.
“Tann.. Tttee.. Aahh.. Ssshh.. Nikkmaatthh.. ” balas Anto.
“Iyyaahh.. Terushh Too.. ” bisik Deborah.
“Tann.. Tttee.. Aahh.. Ssshh.. Nikkmaatthh.. ” balas Anto.
“Iyyaahh.. Terushh Too.. ” bisik Deborah.
Dicabutnya
perlahan penis itu oleh Anto hingga keluar dari dalam vagina Deborah.
Hal ini menimbulkan kekecewaan yang besar dalam hati Deborah. Ia masih
menginginkan penis itu berada dalam relung kewanitaannya, mengobok-obok
vaginanya penuh nafsu, ia ingin menduduki penis itu hingga melesak
jauh ke dalam vaginanya, ia ingin dijadikan budak nafsu pemuda yang
baru saja dikenalnya itu, ia semakin mempersetankan semuanya. Sementara
itu dengan senyum penuh menggoda, Anto hanya memandangi wajah kecewa
Deborah sambil mengocok-ngocok penisnya yang basah dibaluri lendir
kenikmatan dari dalam vagina Deborah.
“Please.. Too.. Kerjai aku lagi Sayang! Perkosa aku sekarang juga!” racau Deborah makin tak karuan.
Kali
ini jemari lentiknya menggantikan penis Anto bermain di sekitar
kemaluannya. Digosok-gosoknya vaginanya yang semakin terasa gatal itu.
Deborah benar-benar menginginkan penis Anto. Sambil mengelus-elus dan
mengeluar masukkan jari tangan kanannya ke dalam vaginanya, ia terus
menggelinjang dan merintih. Sementara itu tangan kirinya tak
henti-hentinya meremas-remas payudaranya sendiri.
“Please.. Too.. Garap akuuhh.. Perkosa akuuhh.. Hamili aku! Perlakukan aku sesukamu Sayang! ” racau Deborah makin menggila.
Anto
terus menggoda Tante itu, sambil mengocokkan penisnya di hadapan
Deborah. Hal ini tentunya makin membakar gairah Deborah. Dirinya
semakin mendesis-desis dan menggeliat tak karuan.
Tak
kuat melihat pemandangan menggiurkan di hadapannya, Anto langsung
mendekati Deborah, memeluk tubuh montok Tante itu dan menindihnya penuh
nafsu. Bibir seksi Deborah langsung menyambut pagutan panas pemuda
itu. Dihisapnya lidah nakal Anto yang langsung menjilati seluruh
permukaan bibirnya. Deborah begitu menikmati sensasi permainan ini. Ia
semakin melupakan kejadian pemerkosaan tadi dan justru semakin dibuat
menggila oleh pemuda itu. Tak terhitung lagi berapa kali lendir pelumas
keluar dari dalam vaginanya yang semakin terasa panas bila bergesekan
dengan paha atau penis Anto. Rupanya Anto pun menyadari hal ini. Ia
telah berhasil membakar gairah Tante itu sepanas-panasnya. Dan ia pun
semakin tak sabar untuk mendorong masuk lagi penisnya ke dalam vagina
Tante itu.
“Aku
nggak kuat lagi Sayang! Kumasukkan sekarang ya!?” pinta Anto sambil
menciumi wajah Deborah, sementara tangan kanannya mengocok penisnya
yang telah menegang penuh tepat diantara selangkangan Deborah yang
mengangkang lebar.
“Gila kau Sayang! Kenapa nggak dari tadi? Aku juga sudah nggak kuat! Cepat masukkan Thoo! Ssshh..” racau Deborah sambil mengangkat pinggulnya mengarahkan vaginanya yang merah basah, kontras dengan kulit putih mulusnya mendekati penis Anto yang menegang dipenuhi urat-urat. Dan tak lama kemudian.. Blesshh.. Melesaklah penis itu ke dalam vagina Deborah perlahan-lahan.
“Gila kau Sayang! Kenapa nggak dari tadi? Aku juga sudah nggak kuat! Cepat masukkan Thoo! Ssshh..” racau Deborah sambil mengangkat pinggulnya mengarahkan vaginanya yang merah basah, kontras dengan kulit putih mulusnya mendekati penis Anto yang menegang dipenuhi urat-urat. Dan tak lama kemudian.. Blesshh.. Melesaklah penis itu ke dalam vagina Deborah perlahan-lahan.
“Ssshh..
Ooohh.. Teruusshh Sayang.. Mmmhh” bisik Deborah sambil mulutnya
menganga lebar dan matanya terbelalak, pertanda ia amat menikmati
penetrasi itu.
“Tantee.. Nnngghh..” desah Anto menyertai gerakan pinggulnya mendorong masuk penisnya perlahan-lahan ke dalam vagina Deborah. Ia amat menikmati setiap inci rongga vagina Deborah yang dilewati penisnya. Vagina itu begitu kenyal, panas, basah dan terasa berkedut-kedut seakan-akan sedang memijat penisnya yang sedang berada di dalamnya.
“Tantee.. Nnngghh..” desah Anto menyertai gerakan pinggulnya mendorong masuk penisnya perlahan-lahan ke dalam vagina Deborah. Ia amat menikmati setiap inci rongga vagina Deborah yang dilewati penisnya. Vagina itu begitu kenyal, panas, basah dan terasa berkedut-kedut seakan-akan sedang memijat penisnya yang sedang berada di dalamnya.
Saat
penisnya sudah berada penuh didalam vagina Tante itu, tanpa membuat
gerakan apapun, keduanya menikmati sensasi demi sensasi yang mereka
rasakan. Tanpa langsung mengocokkan penisnya, Anto menciumi seluruh
bagian tubuh Deborah yang berada dalam jangkauannya bibir dan lidahnya.
Dipilinnya puting Tante itu dengan menggunakan giginya. Diseruputnya
berulang-ulang puting itu penuh nafsu. Sesekali ia menyupang buah dada
Tante itu, sehingga disana-sini meninggalkan garis merah yang kontras
dengan warna putih kulit payudara Deborah.
Keduanya
semakin terbakar gairah, hingga di satu saat, keduanya tak kuat lagi
menahan nafsu yang tertahan, tanpa dikomando oleh salah satu dari
mereka, baik Anto maupun Deborah membuat gerakan yang mengejutkan
dengan sama-sama mengangkat pinggul mereka sejauh mungkin tetapi tanpa
melepaskan ujung penis Anto, kemudian secara berbarengan keduannya
saling menghujamkan pinggul dan selangkangan mereka.
“Aaahh
yyhhaahh.. Ssshh..” teriak Deborah saat penis Anto melesak masuk
dengan cepat ke dalam vaginanya dan mentok menabrak dinding rahimnya.
“Ggghhaahh.. Oooffhh.. Mmmhh..” racau Anto tak kuat menahan suaranya sendiri.
“Ggghhaahh.. Oooffhh.. Mmmhh..” racau Anto tak kuat menahan suaranya sendiri.
Kemudian
keduanya langsung saling berlomba mengayunkan pinggul mereka. Anto
yang sudah menahan nafsu sejak tadi langsung memompa vagina Deborah
secepat mungkin. Begitupun dengan Deborah, ia mengangkangkan selebar
mungkin pahanya yang putih mulus dan mengimbangi gerakan pinggul Anto
dengan sedapat mungkin menyambut penis pemuda itu dengan vaginanya bila
ia merasakan pinggul Anto bergerak ke arahnya.
Keduanya
langsung saja saling berlomba untuk memberikan yang terbaik buat
pasangannya dan saling mengejar meraih kenikmatan. Ruangan itu pun
langsung dipenuhi suara erangan kenikmatan keduanya diiringi decak
becek dari vagina Deborah dan sayup-sayup terdengar suara hujan yang
makin lama makin deras sehingga semakin menimbulkan hawa dingin yang
justru makin membuat keduanya terbakar nafsu.
Deborah
begitu menikmati permainan pinggul Anto. Jujur saja dalam hatinya ia
mengakui bahwa permainan pemuda itu begitu hebat sampai-sampai
terkadang ia tak sempat mengambil nafas. Anto mengayunkan pinggul
begitu cepatnya seakan-akan ia sedang diburu-buru oleh suatu hal
sehingga ia ingin cepat-cepat mengakhiri permainan ini. Erangan Deborah
yang terbata-bata akibat serangan goyangan pinggul Anto yang begitu
cepatnya justru semakin membakar Nafsu Anto. Ia begitu menikmati saat
memandangi wanita yang sedang disetubuhinya itu mengerang tak jelas dan
kadang-kadang meneriakkan umpatan kasar dan jorok yang secara tak
sadar keluar dari mulut seksi Deborah yang sedang diperbudak oleh
gairah.
“Ooohh..
Masukkan penismu lebih dalam Sayang! Puaskan dirimu! Perkosa aku!
Hamili Aku! Aaahh.. Aahh.. Yyyiiaahh.. Mmmhh.. Ooohh.. Ttterrusshh..
Yyyaahh.. Therusshh.. Nnngghh.. SSsshshh..” racau Deborah sambil kedua
tangannya mempermainkan dan meremas payudaranya sendiri.
“Ooohh.. Tante.. Mmmhh.. Tannttee.. Nikmat banget Sayang! vaginamu nikmat banget Tante!!” racau Anto terbata-bata.
“Ttterruusshh.. Yyyiiaahh.. Mmmhh.. Perkosa aku! Aku pelacurmu Thoo.. Puaskan dirimu! Ayoohh..”
Deborah semakin menggelinjang tak karuan dan semakin menggila oleh nafsu.
“Ayoo Sayang.. Hamili aku! Perkosa aku! Aku budakmu Sayang! Teruss.. Ohh.. Ooohh.. Ghhaahh..”
“Ooohh.. Tante.. Mmmhh.. Tannttee.. Nikmat banget Sayang! vaginamu nikmat banget Tante!!” racau Anto terbata-bata.
“Ttterruusshh.. Yyyiiaahh.. Mmmhh.. Perkosa aku! Aku pelacurmu Thoo.. Puaskan dirimu! Ayoohh..”
Deborah semakin menggelinjang tak karuan dan semakin menggila oleh nafsu.
“Ayoo Sayang.. Hamili aku! Perkosa aku! Aku budakmu Sayang! Teruss.. Ohh.. Ooohh.. Ghhaahh..”
Mereka
bermain dengan posisi Deborah mengangkang lebar-lebar dengan kakinya
bertumpu pada rak mainan di kanan kirinya sambil kedua tangannya terus
bergerilya ditubuh Anto atau tubuhnya sendiri meremas-remas buah
dadanya dan menjambaki rambutnya sendiri. Sedangkan Anto terus bertahan
diatas tubuh Tante itu dengan lutut yang bertumpu ke lantai dan
mulutnya yang terus mengecupi seluruh bagian tubuh Deborah yang bisa
dijangkaunya. Pinggulnya terus memompa vagina Deborah dengan tempo
cepat sehingga keduanya benar-benar bermandikan keringat. Sesekali Anto
menjilati tubuh Tante itu yang basah oleh keringat. Dijilatinya dengan
keringat yang bercampur dengan aroma parfum dari tubuh Tante itu.
Mereka bertahan dengan posisi itu selama beberapa menit sampai akhirnya
Anto merasa pegal di kedua lututnya karena terus menumpu bobot
badannya. Tak lama kemudian Anto mengajak Deborah untuk berganti posisi
yang langsung disetujui oleh Tante itu.
Kali
ini Deborahlah yang menentukan posisi permainan mereka. Ia langsung
mendorong tubuh Anto agar berbaring dilantai yang dingin itu, kemudian
Tante itu langsung menggenggam erat penis Anto, dikocok-kocoknya
sebentar, kemudian dijilatinya penis yang basal dilumuri oleh lendir
dari vaginanya sendiri. Deborah begitu menikmatinya. Dijilatinya hingga
tak ada lagi sisa lendir dari vaginanya yang menempel di penis Anto.
Pemuda itu makin terangsang oleh permainan Deborah. Ia benar-benar
menikmati pemandangan Deborah yang sedang menjilati lendir dari
vaginanya sendiri tanpa rasa jijik.
Sepertinya
Tante itu benar-benar haus akan kenikmatan. Tak ada bagian dari batang
kemaluan pemuda itu yang luput dari garapannya. Sampai-sampai
terkadang pinggul Anto dibuatnya mengangkat bila lidahnya bermain
menjilati bola kembar milik Anto dan menjilati lubang anus Anto.
Setelah penis Anto bersih dari lendir kenikmatannya, Deborah langsung
berdiri, memutar, mengambil posisi berlawanan dengan Anto, kemudian ia
berjongkok dengan posisi pantat dan vaginanya tepat dihadapan wajah
pemuda itu.
“Jilati Sayang! Puaskan rasa hausmu! Ssshh..” pinta Deborah penuh nafsu.
“Mmmhh.. Harum banget Tante! Sssllrrpp..” bisik Anto sambil memulai permainannya menjilati vagina dan anus Deborah yang berjonkok tepat diatas wajahnya.
“Aaahh.. Ssshh.. Nikmatt Tttoo!! Terrusshh.. Iyyaahh.. Mmmppffhh..” racau Deborah.
“Mmmhh.. Harum banget Tante! Sssllrrpp..” bisik Anto sambil memulai permainannya menjilati vagina dan anus Deborah yang berjonkok tepat diatas wajahnya.
“Aaahh.. Ssshh.. Nikmatt Tttoo!! Terrusshh.. Iyyaahh.. Mmmppffhh..” racau Deborah.
Jemari
Anto ikut memainkan vagina Deborah, sehingga sesekali Deborah menjerit
kecil bila ia merasakan 1, 2 atau 3 jari Anto masuk ke dalam
vaginanya.
“Aawww.. Nakal kamu To!” Jerit Deborah saat ia merasakan Anto menggigit klotorisnya.
“Aawww.. Nakal kamu To!” Jerit Deborah saat ia merasakan Anto menggigit klotorisnya.
Dan..
Seerr.. Langsung saja vaginanya bergetar hebat dan Deborah pun
mendapatkan orgasme entah keberapa kalinya, Tante itu pun semakin merem
melek dibuai permainan Anto. Anto yang menyadari bahwa Deborah baru
saja mendapatkan orgasmenya langsung mencaplok vagina dihadapannya,
dijilati dan dihisapnya kuat-kuat berharap agar ia pun mendapat jatah
lendir kenikmatan yang keluar membanjiri vagina Tante itu.
“Aaahh..
Ggghaahh.. Gellii Sayang! Ampun! Ooowww.. Mmmhh..” racau Deborah,
karena ia merasakan kegelian dan kenikmatan yang amat sangat saat Anto
menghisap-hisap dan menjilati vaginanya yang baru saja merasakan
orgasme itu.
Vaginanya
semakin berkedut-kedut tak karuan. Deborah memejamkan matanya
erat-erat menikmati perasaan yang membuatnya melayang itu.
Ditengah-tengah buaian orgasmenya, antara sadar dan tak sadar ia merasa
ingin kencing dan tak kuat untuk menahannya. Perasaan kebelet kencing
itu benar-benar mendadak dan tak tertahankan, sampai-sampai..
“Sebentar Sayang! Ahh Stopp!” pinta Deborah sambil mengengkat pinggulnya menjauhi wajah Anto yang sedang didudukinya itu.
“Kenapa Tante?” Tanya Anto keheranan.
“Aku..”
Belum sempat ia menyelesaikan kalimatnya, tiba-tiba.. Serr.. Keluarlah air kencing Deborah dari dalam vaginanya langsung menyembur wajah Anto hingga pemuda basah kuyup.
“Ahh.. Maaf!” ujar Deborah benar-benar merasa tak enak.
“Wow.. Mmmhh..”
“Kenapa Tante?” Tanya Anto keheranan.
“Aku..”
Belum sempat ia menyelesaikan kalimatnya, tiba-tiba.. Serr.. Keluarlah air kencing Deborah dari dalam vaginanya langsung menyembur wajah Anto hingga pemuda basah kuyup.
“Ahh.. Maaf!” ujar Deborah benar-benar merasa tak enak.
“Wow.. Mmmhh..”
Rupanya
kejadian itu justru membuat Anto kegirangan dan langsung saja
mencaplok vagina Deborah yang masih mengangkangi wajahnya dan
sedikit-demi sedikit masih meneteskan air kencingnya. Diraup dan
diteguknya cairan yang masih menetes itu langsung dari sumbernya.
“Hei!
Itu jorok kan!? Mmmhh.. Aaahh..” desis Deborah sambil menahan geli
karena tak henti-hentinya mulut Anto menyedot-nyedot vaginanya.
“Jorok? Nikmat banget Sayang! Tante mau?” ujar Anto sambil berusaha bangun setelah mengecup kecil klitoris Deborah, langsng mendekati wajah tente keheranan Tante itu.
“Hmm.. Kayaknya nikmat juga deh! Sini Sayang!” pinta Deborah sambil menarik wajah Anto dan langsng menjilati seluruh bagian wajah itu. Bahkan ia sempat mencaplok dan menyedot sisa-sisa air kencingnya yang dikulumkan oleh Anto untuknya.
“Hhh.. Nikmat Sayang! Aku benar-benar dibuat gila olehmu Sayang!” racau Deborah sambil terus menjilati sisa-sisa air kencingnya sendiri yang membasahi dada dan leher Anto. Dalam hatinya ia mengakui kelihaian pemuda itu dalam membuai nafsunya. Belum pernah ia diperlakukan seperti ini oleh siapapun, terlebih suaminya yang seringkali tak pernah membuatnya puas seperti saat ini.
“Jorok? Nikmat banget Sayang! Tante mau?” ujar Anto sambil berusaha bangun setelah mengecup kecil klitoris Deborah, langsng mendekati wajah tente keheranan Tante itu.
“Hmm.. Kayaknya nikmat juga deh! Sini Sayang!” pinta Deborah sambil menarik wajah Anto dan langsng menjilati seluruh bagian wajah itu. Bahkan ia sempat mencaplok dan menyedot sisa-sisa air kencingnya yang dikulumkan oleh Anto untuknya.
“Hhh.. Nikmat Sayang! Aku benar-benar dibuat gila olehmu Sayang!” racau Deborah sambil terus menjilati sisa-sisa air kencingnya sendiri yang membasahi dada dan leher Anto. Dalam hatinya ia mengakui kelihaian pemuda itu dalam membuai nafsunya. Belum pernah ia diperlakukan seperti ini oleh siapapun, terlebih suaminya yang seringkali tak pernah membuatnya puas seperti saat ini.
Setelah
puas menjilati wajah, leher dan dada Anto yang berlepotan dengan air
sisa-sisa air kencingnya sendiri itu, Deborah langsung bangkit berdiri,
kemudian mengambil posisi mengangkangi penis Anto yang masih menegang
dengan gagahnya. Anto yang terlentang di lantai memandangi tubuh montok
Deborah yang membelakanginya dan saat ini tengah mengarahkan
selangkangannya tepat diatas penisnya. Dipandunya pinggul Tante itu
dengan memegangi bongkahan pinggul Deborah agar segera melesakkan
vaginanya dihadapan penis Anto. Pemandangan dihadapan pemuda itu begitu
menggiurkan. Bongkahan pantat yang putih mulus, selangkangan yang
sedang mengangkang lebar dan perlahan-lahan turun mendekati penisnya,
dan lubang anus yang kemmerahan, kontras dentgan kulit putih mulus
Deborah.
Tak
henti-hentinya Anto menelan ludahnya sendiri. Ia benar-benar tak sabar
untuk menyatukan raga bagian bawah mereka lagi. Dan tanpa diduga,
ternyata Deborah memang sengaja mempermainkan Anto. Ia tak langsung
membiarkan penis dibawahnya itu melesak masuk ke dalam relung
vaginanya. Diputar-putarnya pinggul montoknya tepat di atas penis Anto,
hingga terkadang vagina atau lubang anusnya bergesekan dengan kepala
zakar milik Anto, yang semakin membuat Anto melenguh dan menggelinjang
tak karuan.
“Ayo Tante! Jangan nakal gitu dong!” bisik Anto tak sabar.
“Biar tahu rasa kau! Ya gitu itu nggak enaknya kalau digodain To! Biar sekalian kamu tahu kalau aku juga bisa nakal Sayang! Kerling Deborah.
“Wah, Tante nakal banget sih! Sini kupukul pantat montoknya!” ujar Anto sambil kemudian menampar gemas bongkahan bokong Deborah. Plak’..
“Aawww.. Ssshh..” teriak Deborah kaget.
“Ok deh kalau sudah nggak sabar gitu!”.
“Cepetan Tante! Aku sudah mulai gila nih!” rujuk Anto sambil mengelus-elus bongkahan kanan pantat putih yang sekarang memerah akibat tamparan gemasnya tadi.
“Hhh.. Biar tahu rasa kamu Sayang!” ujar Deborah sambil menggeraikan rambut ikalnya kekiri, kemudian dengan tangan kanannya masih berpegangan pada rak, tangan kirinya menggenggam penis Anto yang semakin menegang dan dipehuhi urat-urat itu kemudian membimbingnya melesak perlahan-lahan masuk ke dalam belahan vaginanya.Blleesshh..
“Ooohh.. Ssshh..” desah Deborah penuh kenikmatan.
“Mmmhh.. Terush Tante.. Nikmat dan hangat!” bisik Anto sambil meregangkan kakinya lebar-lebar dan semakin menyorongkan pinggulnya mendekati selangkangan Deborah.
“Biar tahu rasa kau! Ya gitu itu nggak enaknya kalau digodain To! Biar sekalian kamu tahu kalau aku juga bisa nakal Sayang! Kerling Deborah.
“Wah, Tante nakal banget sih! Sini kupukul pantat montoknya!” ujar Anto sambil kemudian menampar gemas bongkahan bokong Deborah. Plak’..
“Aawww.. Ssshh..” teriak Deborah kaget.
“Ok deh kalau sudah nggak sabar gitu!”.
“Cepetan Tante! Aku sudah mulai gila nih!” rujuk Anto sambil mengelus-elus bongkahan kanan pantat putih yang sekarang memerah akibat tamparan gemasnya tadi.
“Hhh.. Biar tahu rasa kamu Sayang!” ujar Deborah sambil menggeraikan rambut ikalnya kekiri, kemudian dengan tangan kanannya masih berpegangan pada rak, tangan kirinya menggenggam penis Anto yang semakin menegang dan dipehuhi urat-urat itu kemudian membimbingnya melesak perlahan-lahan masuk ke dalam belahan vaginanya.Blleesshh..
“Ooohh.. Ssshh..” desah Deborah penuh kenikmatan.
“Mmmhh.. Terush Tante.. Nikmat dan hangat!” bisik Anto sambil meregangkan kakinya lebar-lebar dan semakin menyorongkan pinggulnya mendekati selangkangan Deborah.
Deborah
terus menekan selangkangannya menerima hujaman penis Anto dari bawah.
Badannya membelakangi tubuh Anto. Kepalanya menunduk menahan rasa
nikmat yang menggelora dibagian selangkangannya. Kali ini kedua
tangannya berpegangan pada rak disampingnya. Tubuhnya berjongkok sambil
sedikit memutar pinggulnya berharap agar setiap sisi relung vaginanya
dapat tersentuh oleh denyut penis pemuda itu. Bola matanya nyaris
berputar ke belakang dan tak henti-hentinya ia menggigit bibirnya
sendiri sambil mengeluarkan suara desah kenikmatan.
Setelah
Deborah merasakan kepala zakar Anto sudah membentur mentok dalam
vaginanya, masih dalam posisi berjongkok ia terdiam, menikmati sensasi
yang dirasakannya jauh dalam liang kewanitaannya itu. Denyut demi
denyut yang dirasakannya dari penis Anto benar-benar membuat dirinya
semakin terbuai akan kenikmatan itu sampai-sampai ia bisa saja nyaris
tertidur dalam kenikmatan. Hingga tiba-tiba Anto menepuk bongkahan
kanan pantat, dan meminta Deborah agar mengangkat pantatnya.
“Naikkan sedikit pantatnya Tante!” pinta pemuda itu sambil mendorong pantat Deborah.
Gerakan itu otomatis membuat penis Anto yang sedang tertancap jauh dalam vagina Deborah menjadi sedikit tercabut sampai bagian kepala penis Anto. Sehingga menimbulkan gesekan yang membuat keduanya melenguh kenikmatan.
“Mmmhh.. Nikmat Sayang!” bisik Deborah sambil merasa tak rela karena kenikmatannya terganggu. Tetapi ia langsung mengerti bahwa pemuda itu pasti hendak berbuat sesuatu yang lebih liar pada dirinya.
“Ssshh.. Sabar! Sebentar Sayang!” bisik Anto menenangkan Deborah.
Gerakan itu otomatis membuat penis Anto yang sedang tertancap jauh dalam vagina Deborah menjadi sedikit tercabut sampai bagian kepala penis Anto. Sehingga menimbulkan gesekan yang membuat keduanya melenguh kenikmatan.
“Mmmhh.. Nikmat Sayang!” bisik Deborah sambil merasa tak rela karena kenikmatannya terganggu. Tetapi ia langsung mengerti bahwa pemuda itu pasti hendak berbuat sesuatu yang lebih liar pada dirinya.
“Ssshh.. Sabar! Sebentar Sayang!” bisik Anto menenangkan Deborah.
Setelah
Anto merasakan posisinya pas ia melepaskan pegangannya pada bokong
Tante itu, kemudian kedua lengannya bertumpu pada lantai, dan dengan
kaki yang sedikit dibuka ia mengayunkan pinggulnya ke
atas.Blesshh……penisnya langsung menyeruak masuk ke dalam vagina Deborah
yang terpampang tepat diatasnya. Tepat setelah penis yang menegang
penuh dan dipenuhi urat menonjol itu menghentak mentok bagian dalam
vaginanya, Anto langsung mencabutnya sedikit, kemudian mulai
mengocoknya dengan tempo yang cepat dan konstan. Keduanya langsung
merasakan kehangatan dibagian selangkangan mereka. Deborah mendesis
seperti orang yang sedang kepedasan. Kepalanya membanting-banting liar
menggeraikan rambut ikal kemerahannya. Ia terlihat semakin binal dan
liar.
“Yiiaahh..
Ssshh.. Terush Sayang! Terus!” teriak Deborah saat menerima kocokan
penis Anto dalam vaginanya. Sementara tubuhnya tergoncang-goncang naik
turun dengan tangannya tetap berpegangan erat pada rak mainan.
“Ohh.. Nikmat Tante! vaginamu nikmat! Terus Tante! Puaskan dirimu! Ssshh..” desis Anto sambil terus mengocok vagina Deborah dan mengimbangi gerakan naik turun Tante itu.
“Terus To! Hamili aku! Perkosa aku! Jadikan aku pelacurmu Sayang! Yaahh.. Yiiaahh.. Nngghh.. Ohff..” teriakan Deborah makin tak beraturan. Ia semakin mempersetankan semuanya.
“Tante! Tante! Terus Tante! Nikmat banget Tante!” racau Anto.
“Ohh.. Nikmat Tante! vaginamu nikmat! Terus Tante! Puaskan dirimu! Ssshh..” desis Anto sambil terus mengocok vagina Deborah dan mengimbangi gerakan naik turun Tante itu.
“Terus To! Hamili aku! Perkosa aku! Jadikan aku pelacurmu Sayang! Yaahh.. Yiiaahh.. Nngghh.. Ohff..” teriakan Deborah makin tak beraturan. Ia semakin mempersetankan semuanya.
“Tante! Tante! Terus Tante! Nikmat banget Tante!” racau Anto.
Mereka
terus bertahan dalam posisi itu sampai kira-kira 10 menit, kemudian
Anto meminta Deborah menungging sambil tetap membelakangi dirinya.
Deborah mengerti keinginan pasangannya itu. Ia pun amat menikmati
bersenggama dengan posisi doggie style. Ia langsung menungging
membelakangi Anto, dibukanya lebar-lebar kedua kakinya, kemudian ia
menoleh ke belakang menatap Anto sambil menyibakkan rambutnya.
Pemandangan itu terlihat seksi sekali bagi Anto.
Dihadapannya
kali ini terpampang seorang Tante-Tante yang terbakar gairahnya,
sedang membuka lebar-lebar pahanya, vaginanya yang baru saja dikocoknya
itu terlihat merah merekah dan sedikit membengkak. Lubang anus Deborah
terlihat juga ikut berkedut-kedut, mungkin akibat kocokan penisnya
pada vagina Tante itu. vagina Deborah terlihat mengeluarkan lendir
putih yang menggiurkan, pertanda Tante itu sudah benar-benar terangsang
dan ingin segera dipuaskan. Mata Deborah yang sayu menandakan ia ingin
segera digarap dan dipuaskan. Anto yang juga ikut bangkit dari
posisinya semula, memegangi pinggul Tante itu dari belakang. Ia bahkan
sempat menjilati vagina Deborah yang dilumuri lendir putih. Ditelannya
cairan kenikmatan itu dengan panuh nafsu.
“Aawww..” teriak Deborah saat pemuda itu melumat vaginanya dan menyedotnya penuh nafsu.
“Aawww..” teriak Deborah saat pemuda itu melumat vaginanya dan menyedotnya penuh nafsu.
Setelah
Anto puas dan merasa vagina Deborah sudah bersih dari lendir
pelumasnya, ia langsung bangkit dan mendekatkan penisnya pada pada
vagina Deborah. Dibimbingnya penis yang menegang penuh itu agar sedikit
melesak masuk dibelahan vagina Tante itu. Deborah semakin tak sabar
untuk segera menerima kocokan penis Anto di dalam vaginanya yang terasa
semakin berdenyut tak karuan itu. Ia mendorong-dorongkan pinggulnya
kebelakang, berharap agar penis Anto segera menyeruak ke dalam
vaginanya.
Anto
yang juga sudah tak sabar untuk memasukkan penisnya lagi ke dalam
vagina Deborah langsung mendorongkan pinggulnya ke depan,
dan….Blleesshh…..
“Mmhh.. Nikk.. Mmatthh..” bisik Deborah lirih.
“Ohh Tante!” Anto pun tak mampu berkata apa-apa.
“Nngghh.. Nikmat banget Sayang! Aku suka!” bisik Deborah sambil menundukkan kepalanya hingga rambutnya jatuh terurai ke lantai.
“Mmhh.. Nikk.. Mmatthh..” bisik Deborah lirih.
“Ohh Tante!” Anto pun tak mampu berkata apa-apa.
“Nngghh.. Nikmat banget Sayang! Aku suka!” bisik Deborah sambil menundukkan kepalanya hingga rambutnya jatuh terurai ke lantai.
Anto
kembali mengayunkan pinggulnya perlahan. penisnya keluar masuk vagina
Tante itu perlahan-lahan, dan menyebabkan vagina Deborah yang terasa
masih seret itu sesekali ikut tersedot keluar, kemudian saat Anto
mendorong penisnya masuk, vagina itu melesak masuk ke dalam.
Benar-benar pemandangan yang menggiurkan.
Mereka
bermain dalam tempo yang lambat. Deborah pun tak henti-hentinya
meracau dan terkadang mulutnya yang seksi itu mengeluarkan sumpah
serapah dan kata-kata kotor lainnya.
“Terus To! Hamili aku gigoloku! Oohh.. Nnngghh.. Gila penismu nikmat banget Sayang!” racau Deborah.
“Yiiaahh Tante! vaginamu benar-benar gila! penisku bisa-bisa nggak mau lepas nih! Ohh.. Ssshhtt” teriak Anto sambil sesekali menampari bokong Tante itu dengan gemasnya. Plak, plak..
“Puaskan dirimu To! Aku pelacurmu! Keluarkan spermamu dalam vaginaku Sayang! Ooohhff.. Nngghh..” Deborah semakin menggila.
“Yiiaahh Tante! vaginamu benar-benar gila! penisku bisa-bisa nggak mau lepas nih! Ohh.. Ssshhtt” teriak Anto sambil sesekali menampari bokong Tante itu dengan gemasnya. Plak, plak..
“Puaskan dirimu To! Aku pelacurmu! Keluarkan spermamu dalam vaginaku Sayang! Ooohhff.. Nngghh..” Deborah semakin menggila.
Lama-kelamaan
ayunan pinggul mereka semakin cepat, seakan-akan ada sesuatu yang
dikejar. Teriakan dan desis keduanya berubah menjadi lenguhan. Keringat
mereka bercucuran disana sini. Terkadang Anto pun menjilati punggung
Deborah yang dibanjiri keringat itu. Pegangan Anto pun berpindah dari
pinggul Deborah ke pundak Deborah. Tangan kanannya memegang erat pundak
Tante itu, sementara tangan kirinya menjambak rambut ikal Deborah. Ia
terlihat memperlakukan Tante itu dengan liarnya. Pinggulnya mengayun
dengan cepat. Suara liar mereka berpadu dengan decak becek yang timbul
dari kocokan penis Anto pada vagina Deborah. Bola mata Deborah nyaris
berputar kebelakang saking nikmatnya. Rasanya belum pernah ia
diperlakukan sebegini liarnya oleh siapapun. Ia pun benar-benar
dilupakan akan statusnya sebagai ibu dari anak-anaknya dan istri dari
suaminya. Ia bahkan mempersetankan suaminya. Ia ingin terus
diperlakukan seperti ini oleh pemuda yang baru saja dikenalnya ini. Ia
tak ingin kembali ke pelukan suaminya yang lebih sering membuat
vaginanya terasa geli daripada nikmat. Deborah benar-benar semakin
mempersetankan segalanya.
Tiba-tiba
ia merasakan vaginanya berdenyut tak karuan, selangkangannya pun
bergetar gila-gilaan. Ia sadar bahwa dirinya akan merasakan orgasme
atau bahkan multi orgasme. Sesuatu yang teramat jarang dirasakannya
bila sedang bersama suaminya. Sebenarnya ia tak ingin mendapatkan
orgasmenya cepat-cepat, tetapi hati kecilnya menginginkan sesuatu yang
teramat jarang didapatkannya itu. Teriakannya pun semakin liar.
Goyangan pinggulnya semakin tak karuan. Dan ia pun menyadari bahwa
ayunan pinggul Anto semakin menggila dan lebih cepat dari sebelumnya.
Membuatnya tak sempat untuk meminta pemuda itu agar memperlambat
ayunannya, bahkan untuk menarik nafas pun terasa sulit.
“Tan.. Tee aku mau keluar nih!” teriak Anto.
“Oh, yah.. Terus Sayang! Keluarkan didalam saja! Hamili aku! Beri aku anakmu Sayang! Teruusshh..!”
“Oh, yah.. Terus Sayang! Keluarkan didalam saja! Hamili aku! Beri aku anakmu Sayang! Teruusshh..!”
Deborah
pun semakin tak dapat menahan orgasmenya sampai tiba-tiba.. vaginanya
berdenyut hebat dan selangkangannya terasa bergetar gila-gilaan lagi,
ia pun sadar bahwa ia tak akan mampu menahannya. Deborah pun pasrah
menerima kocokan demi kocokan penis pemuda itu dalam vaginanya.
Begitupun halnya dengan Anto yang juga sudah mendekati puncaknya, ia
mempercepat ayunan pinggulnya mendorong keluar masuk penisnya dalam
vagina Deborah, sampai tiba-tiba.. Pinggulnya menegang, seakan-akan
memompa sesuatu yang akan meledak dari dalam selangkangannya. Ia bahkan
sempat melihat Deborah menghempaskan rambutnya kesamping. Pemandangan
itu benar-benar seksi.
Dan…..Croott….Meledaklah
larva panas dari dalam saluran sperma Anto. Memuntahkan bermili-mili
liter air mani yang panas ke dalam vagina Deborah.
“Nnngghh.. Oohhff.. Tann.. Tee.. Hhh..” lenguh Anto sambil menghujamkan penisnya dalam-dalam ke dalam vagina Deborah.
“Nnngghh.. Oohhff.. Tann.. Tee.. Hhh..” lenguh Anto sambil menghujamkan penisnya dalam-dalam ke dalam vagina Deborah.
Deborah
yang merasakan semburan lahar panas dalam vaginanya semakin tak dapat
menahan orgasmenya. Selangkangannya yang sejak tadi bergetar hebat dan
vaginanya yang berdenyut gila-gilaan mencapai suatu titik yang
membuatnya tak dapat menahan suaranya sendiri.
“Aaahh.. Ggghhaahh..” teriak Tante itu sambil menekankan dalam-dalam vaginanya dengan penis Anto. Ia pun mungkin tak sadar bahwa teriakannya memenuhi ruangan gudang itu.
“Ohh terus Tante! Terus Sayang!” teriak Anto yang menyadari Deborah baru saja mencapai orgasmenya. Ia terus menekan dan menempelkan erat-erat penisnya agar semakin melesak masuk ke dalam vagina Deborah.
“Aaahh.. Ggghhaahh..” teriak Tante itu sambil menekankan dalam-dalam vaginanya dengan penis Anto. Ia pun mungkin tak sadar bahwa teriakannya memenuhi ruangan gudang itu.
“Ohh terus Tante! Terus Sayang!” teriak Anto yang menyadari Deborah baru saja mencapai orgasmenya. Ia terus menekan dan menempelkan erat-erat penisnya agar semakin melesak masuk ke dalam vagina Deborah.
Keduanya
merasakan denyut yang gila-gilaan pada raga bagian bawah mereka.
Mereka benar-benar menikmati sensasi yang baru saja mereka rasakan.
penis Anto terus berdenyut-denyut memompa sisa-sisa air maninya ke
dalam vagina Deborah. Begitu pun vagina Deborah, terus bergetar dan
berdenyut tak karuan. Mereka bertahan dalam posisi doggie style seperti
itu sambil terus menikmati sisa-sisa orgasme yang seakan-akan tak akan
hilang dari raga bagian bawah mereka.
Deborah
merasa lemas pada bagian lututnya. Ia tak sadar bahwa ia telah
bertumpu pada posisi seperti ini dalam waktu yang cukup lama. Selain
itu, ia baru saja mendapat orgasme yang sanggup melemaskan seluruh
persendiannya.
“Lepas
dulu Sayang! Lututku pegel nih! Pelan-pelan tapi ya! Aku sebenernya
nggak ingin lepas,” pinta Deborah pada Anto yang masih menancapkan
kejantanannya pada lubang vagina Deborah.
“OK Tante!” bisik Anto sambil mencabut penisnya yang sudah mulai melemas tetapi tetap terlihat besar itu.
“Ssshhtt.. Ooohh..” desis Deborah saat Anto mencabut penis yang menancap dalam vaginanya. Ada perasaan geli yang bercampur nikmat saat perlahan-lahan penis pemuda itu tercabut dari vaginanya.
“OK Tante!” bisik Anto sambil mencabut penisnya yang sudah mulai melemas tetapi tetap terlihat besar itu.
“Ssshhtt.. Ooohh..” desis Deborah saat Anto mencabut penis yang menancap dalam vaginanya. Ada perasaan geli yang bercampur nikmat saat perlahan-lahan penis pemuda itu tercabut dari vaginanya.
Deborah
berguling ke lantai, bersandar pada tumpukan kardus, dengan posisi
mengangkang sambil tangan kanannya mengelus-elus vaginanya yang masih
berdenyut-denyut dan tangan kirinya meremasi buah dadanya. Tangan
kanannya merasa ada sesuatu yang keluar dari dalam vaginanya. Diraupnya
lendir kenikmatannya sendiri yang bercampur dengan air mani Anto,
kemudian dijilatinya dengan penuh nafsu. Matanya terbuka sayu dan
rambutnya terurai acak-acakan. Pemandangan yang benar-benar membuat
jantung Anto berdegub tak karuan.
Anto
pun tak ingin ketinggalan bagian nikmat ini. Didekatinya vagina
Deborah. Dijilatinya vagina yang masih basah itu dengan penuh nafsu.
Dikulum dan disedotnya berkali-kali gundukan daging yang membengkak
merah dan mengeluarkan lendir putih dihadapannya itu. Diperlakukan
seperti ini Deborah pun menggelinjang tak karuan. Dijambakinya rambut
pemuda itu. Ditekannya wajah Anto pada vaginanya. Perasaan campuran
antara geli dan nikmat itu semakin menggila. Merasa perlakuannya
mendapat sambutan, Anto pun semakin mempergencar lumatan demi
lumatannya pada vagina Deborah..
“Gila kau Sayang! Masa masih kurang? Ooohh.. Terusshh! Mmmhh..” desah Deborah sambil menggelinjang tak karuan.
“Nggak mau nih Tante? Beneran?” Goda Anto disela-sela jilatannya pada vagina Deborah.
“Ooohhff.. Terush Sayang! Jangan berhenti! Nnngghh.. Nikk.. Mmaatthh..” desah Deborah.
“Nggak mau nih Tante? Beneran?” Goda Anto disela-sela jilatannya pada vagina Deborah.
“Ooohhff.. Terush Sayang! Jangan berhenti! Nnngghh.. Nikk.. Mmaatthh..” desah Deborah.
Anto
terus menjilati vagina Tante itu. Lidahnya yang kasar dikeluar
masukkannya dalam vagina Deborah membuat Tante itu semakin diperbudak
oleh rasa nikmat. Tempo permainan lidah Anto dalam relung kewanitaan
Deborah berubah-ubah. Sesekali lidah kasar itu menyapu lembut vagina
Deborah hanya pada bagian luarnya saja, dengan jemari Anto menguakkan
labium mayora Deborah. Terkadang lidah itu menegang dan menyeruak masuk
ke dalam vagina Deborah, membuat Tante itu melonjak kenikmatan.
Deborah
merasa beruntung, belum pernah ia merasakan kenikmatan seperti ini.
Terlebih berbuat liar seperti yang tengah ia lakukan dengan pemuda yang
baru dikenalnya dan semula hendak memperkosa dirinya. Tante itu
meremas-remas payudaranya sendiri dengan liar. Dipilin-pilinnya puting
miliknya dengan penuh nafsu. Mulutnya pun tak henti-hentinya
mengeluarkan erangan dan desahan penuh kenikmatan. Ia benar-benar
diperbudak dan dipermainkan kenikmatan. Hingga suatu saat, ia merasa
pinggul dan selangkangannya bergetar hebat lagi sedang vaginanya
berdenyut-denyut lebih tak karuan dibanding orgasmenya tadi, ia
langsung menjambak rambut Anto dan menekan kepala Anto semakin merapat
dengan selangkangan dan vaginanya. Anto yang juga menyadari hal itu
semakin buas dalam menjilati liang vagina dan menghisap-hisap labium
mayora Tante itu.
Ia
sadar bahwa Deborah akan mendapatkan orgasmenya lagi. Deborah sendiri
merasa sangat keheranan saat ia merasakan sensasi itu lagi. Pikirnya
mustahil ia mendapatkan orgasme yang hebat lagi, terlebih setelah
orgasme trakhirnya yang langsung meloloskan seluruh persendiannya.
Tetapi ia pun sangat menikmatinya. Digoyang-goyangkan pinggulnya
mengimbangi irama permainan lidah dan mulut Anto. Semakin didekapnya
kepala dan wajah pemuda diantara selangkangannya, sampai tiba saatnya
ia tak dapat menahannya lagi, dan.. Crroottss.. Seerr..
“Ssstt.. Ssstt.. Aaahh.. Ggghhaahh..” teriak Deborah tak kuasa menahan suaranya yang memenuhi gudang itu.
Keduanya
langsung terkejut karena ternyata dari dalam liang vagina Deborah yang
sedang dijilat dan dihisap oleh Anto tersemburlah bermili liter lendir
kenikmatan berwarna putih kental yang menyembur keluar berbarengan
dengan air kencing. Rupanya Tante itu mendapat multi orgasme yang hebat
sampai-sampai ia tak dapat menahan kencingnya sendiri yang langsung
menyembur wajah Anto yang sedang berada tepat dihadapannya.
Anto
yang menyadari hal itu langsung saja tak menyia-nyiakan kesempatan
itu, dijilatinya sekitar selangkangan Deborah yang dibanjiri oleh
lendir kenikmatan dan air kencing Tante itu. Ditelannya semua yang
berhasil ia jilat dan kulum dalam mulutnya. Hal ini tentunya membuat
Deborah yang sedang mengalami masa relaksasi meringis-meringis kegelian
dan men desah- desah tak karuan menahan rasa geli yang melanda seluruh
bagian selangkangannya. Tetapi tubuh montoknya benar-benar lemas
hingga ia nyaris tak sanggup mendorong dan menyingkirkan kepala Anto
yang berada siantara selangkangannya dan sedang sibuk menjilati
vaginanya dengan rakus.
Anto
pun bangun dan mendekati Deborah yang sedang terpejam menikmati
sisa-sisa orgasmenya. Didekatkannya mulutnya yang sedang mengulum
lendir kenikmatan dan air kencing Deborah ke mulut Tante itu, kemudian
dikecupnya bibir Deborah yang sedang menganga seksi. “Nngghh..” Lenguh
Deborah.
Anto
langsung menyodorkan kulumannya untuk dibagi dengan Tante itu, yang
langsung saja disambut penuh nafsu oleh Deborah. Dilumatnya mulut Anto
yang dipenuhi dengan lendir kenikmatan dan air kencingnya sendiri,
kemudian ditelannya hingga tak bersisa. Deborah benar-benar puas dengan
permainan mereka, begitu pun halnya dengan Anto. Ia langsung mendekap
tubuh montok Tante itu, kemudian bibir mereka saling berpagutan penuh
nafsu. Sesekali bibir Anto menjalar ke leher dan buah dada Tante itu.
“Aduuhh.. Masa sih masih kurang Sayang?” bisik Deborah keheranan saat melihat Anto yang menjilati putingnya dengan penuh nafsu.
“Kalau sama Tante, aku nggak akan pernah puas. Tapi untuk kali ini, kurasa cukup dulu. Asal kapan-kapan boleh begini lagi ya?” pinta Anto.
“Gila kamu Sayang! Masa sih aku bisa nolak diajak nikmat begini?” jawab Deborah sambil mengecup lembut bibir Anto. Dalam hatinya ia berbunga-bunga karena akan selalu mendapatkan kenikmatan seperti ini kapan pun ia mau.
“Kalau sama Tante, aku nggak akan pernah puas. Tapi untuk kali ini, kurasa cukup dulu. Asal kapan-kapan boleh begini lagi ya?” pinta Anto.
“Gila kamu Sayang! Masa sih aku bisa nolak diajak nikmat begini?” jawab Deborah sambil mengecup lembut bibir Anto. Dalam hatinya ia berbunga-bunga karena akan selalu mendapatkan kenikmatan seperti ini kapan pun ia mau.