Jariku terus bergerilya di belahan vaginanya yang terasa lembut seperti
sutra, dan akhirnya ujung jariku mulai menyentuh daging yang berbentuk
bulat seperti kacang tapi kenyal seperti moci Cianjur. Itu klitoris
Tante Dessy. Dengan gerakan memutar yang lembut kupermainkan klitorisnya
dengan jariku dan diapun mulai menggelinjang keenakan. Kurasakan
tubuhnya sedikit bergetar tidak teratur. Sementara itu aku juga sudah
semakin terangsang, dengan agak terburu-buru pakaiankupun kubuka
satu-persatu hingga tidak ada selembar benangpun menutup tubuhku, sama
seperti Tante Dessy.
Kukecup leher Tante Dessy dan dengan perlahan kubalikkan tubuhnya.
Sesaat kupandangi keindahan tubuhnya yang seksi. Payudaranya cukup
berisi dan tampak kencang dengan putingnya yang berwarna kecoklatan
memberi pesona keindahan tersendiri. Tubuhnya putih mulus dan nyaris
tanpa lemak, sungguh-sungguh Tante Dessy pandai merawat tubuhnya.
Diantara kedua pahanya tampak bulu-bulu kemaluan yang agak basah, entah
karena baru mandi atau karena cairan lain. Sementara itu belahan
vaginanya samar-samar tampak di balik bulu-bulu tersebut. Aku tidak
habis pikir bagaimana mungkin suaminya bisa sering meninggalkannya dan
mengabaikan keindahan seperti ini.
“Tante seksi sekali…” kataku terus terang memujinya. Kelihatan wajahnya langsung memerah.
“Ah.. bisa aja kamu merayu tante… kamu juga seksi lho Gas… lihat tuh
burungmu sudah siap tempur… ayo jangan bengong gitu… terusin pijat
seluruh badan tante….,” kata Tante Dessy sambil tersenyum memperhatikan
penisku yang sudah mengeras dan menGasgak ke atas.
Aku mulai menjilati payudara Tante Dessy sementara itu tangan kananku
perlahan-lahan mempermainkan vagina dan klitorisnya. Kujilati kedua
bukit payudaranya dan sesekali kuhisap serta kuemut putingnya dengan
lembut sambil kupermainkan dengan lidahku. Tante Dessy tampak sangat
menikmati permainan ini sementara tangannya meraba dan mempermainkan
penisku.
Aku ingin sekali menjilati kewanitaan Tante Dessy seperti dalam adegan
film BF yag pernah kutonton. Perlahan-lahan aku mengubah posisiku,
sekarang aku berlutut di atas tempat tidur diantara kedua kaki Tante
Dessy. Dengan perlahan kubuka pahanya dan kulihat belahan vaginanya
tampak merah dan basah. Dengan kedua ibu jariku kubuka bibir vaginanya
dan terlihatlah liang kewanitaan Tante Dessy yang sudah menanti untuk
dipuaskan, sementara itu klitorisnya tampak menyembul indah di bagian
atas vaginanya. Tanpa menunggu komando aku langsung mengarahkan mulutku
ke arah vagina Tante Dessy. Kujilati bibir vaginanya dan kemudian
kumasukkan lidahku ke liang vaginanya yang terasa lembut dan basah.
“Mmhhh.. aahhh” desahan nikmat keluar dari mulut Tante Dessy saat
lidahku menjilati klitorisnya. Sesekali klitorisnya kuemut dengan kedua
bibirku sambil kupermainkan dengan lidah. Aroma khas vagina wanita dan
kehangatannya membuatku makin bersemangat, sementara itu Tante Dessy
terus mendesah-desah keenakan. Sesekali jari tanganku ikut membantu
masuk ke dalam lubang vaginanya.
“Aduuh.. Bagasi… enak sekali sayang… iya sayang… yang itu enak.. emmhh
.. terus sayang… pelan-pelan sayang… iya… gitu sayang… terus.. aduuh..
aahh… mmhh..” katanya mencoba membimbingku sambil kedua tangannya terus
menekan kepalaku ke selangkangannya. Tidak berapa lama kemudian pinggul
Tante Dessy mulai berkedut-kedut, gerakannya terasa makin bertenaga,
lalu pinggulnya maju-mundur dan berputar-putar tak terkendali. Sementara
itu kedua tangannya semakin keras mencengkeram rambutku.
“Bagas.. Tante mau keluaar… aah.. uuh..aahh…oooh…. adduuh… sayaaang…
Bagasiii…. terus jilat itu Gas… teruus… aduuuh… aduuuh…tante keluaaar…”
bersamaan dengan itu kepalaku dijepit oleh kedua pahanya sementara lidah
dan bibirku terus terbenam menikmati kehangatan klitoris dan vaginanya
yang tiba-tiba dibanjiri oleh cairan orgasmenya. Beberapa saat tubuh
Tante Dessy meregang dalam kenikmatan dan akhirnya terkulai lemas sambil
matanya terpejam. Tampak bibir vaginanya yang merah merekah
berdenyut-denyut dan basah penuh cairan.
“Bagas.. enak banget…. sudah lama tante nggak ngerasain yang seperti
ini…” katanya perlahan sambil membuka mata. Aku langsung merebahkan diri
di samping Tante Dessy, kubelai rambut Tante Dessy lalu bibir kami
beradu dalam percumbuan yang penuh nafsu. Kedua lidah kami saling
melilit, perlahan-lahan tanganku meraba dan mempermainkan pentil dan
payudaranya. Tidak berapa lama kemudian tampaknya Tante Dessy sudah
mulai naik lagi. Nafasnya mulai memburu dan tangannya meraba-raba
penisku dan meremas-remas kedua buah bola pingpongku.
“Bagas sayang… sekarang gantian tante yang bikin kamu puas ya…” katanya
sambil mengarahkan kepalanya ke arah selangkanganku. Tidak berapa lama
kemudian Tante Dessy mulai menjilati penisku, mulai dari arah pangkal
kemudian perlahan-lahan sampai ke ujung. Dipermainkannya kepala penisku
dengan lidahnya. Wow.. nikmat sekali rasanya… tanpa sadar aku mulai
melenguh-lenguh keenakan. Kemudian seluruh penisku dimasukkan ke dalam
mulutnya. Tante Dessy mengemut dan sekaligus mempermainkan batang
kemaluanku dengan lidahnya. Kadang dihisapnya penisku kuat-kuat sehingga
tampak pipinya cekung. Kurasakan permainan oral Tante Dessy sungguh
luar biasa, sementara dia mengulum penisku dengan penuh nafsu seluruh
tubuhku mulai bergetar menahan nikmat. Aku merasakan penisku mengeras
dan membesar lebih dari biasanya, aku ingin mengeluarkan seluruh isinya
ke dalam vagina Tante Dessy. Aku sangat ingin merasakan nikmatnya vagina
seorang wanita untuk pertama kali….
“Tante… Bagas pengen masukin ke punya tante… ” kataku sambil mencoba
melepaskan penisku dari mulutnya. Tante Dessy mengangguk setuju, lalu ia
membiarkan penisku keluar dari mulutnya. “Terserah Bagas sayang…
keluarin aja semua isinya ke dalam veggie tante… tante juga udah pengen
banget ngerasain punya kamu di dalam sini….”
Perlahan kurebahkan Tante Dessy disebelahku, Tante Dessy langsung
membuka kedua pahanya mempersilahkan penisku masuk. Samar-samar kulihat
belahan vaginanya yang merah. Dengan perlahan kubuka belahan vaginanya
dan tampaklah lubang vagina Tante Dessy yang begitu indah dan menggugah
birahi dan membuat jantungku berdetak keras. Aku takut kehilangan
kontrol melihat pemandangan yang baru pertama kali aku alami, aku
berusaha keras mengatur nafasku supaya tidak terlarut dalam nafsu….
Perlahan-lahan kupermainkan klitorisnya dengan jempol sementara jari
tengahku masuk ke lubang vaginanya. Tidak berapa lama kemudian Tante
Dessy mulai menggerak-gerakkan pinggulnya, “Bagas sayang.. masukin
punyamu sekarang, tante udah siap…”
Kuarahkan penisku yang sudah mengeras ke lubang vaginanya, aku sudah
begitu bernafsu ingin segera menghujamkan batang penisku ke dalam vagina
Tante Dessy yang hangat. Tapi mungkin karena ini pengalaman pertamaku
aku agak kesulitan untuk memasukkan penisku. Rupanya Tante Dessy
menyadari kesulitanku. Dia memandangku dengan tersenyum…..
“Ini pengalaman pertama ya Gas….”
“Iya tante….” jawabku malu-malu.
“Tenang aja… nggak usah buru-buru… tante bantu…” katanya sambil memegang
penisku. Diarahkannya kepala penisku ke dalam lubang vaginanya sambil
tangan yang lain membuka bibir vaginanya, lalu dengan sedikit dorongan
ke depan…masuklah kepala penisku ke dalam vaginanya. Rasanya hangat dan
basah…. sensasinya sungguh luar biasa.
Akhirnya perlahan tapi pasti kubenamkan seluruh penisku ke dalam vagina
Tante Dessy, aah.. nikmatnya. “Aaahh…Bagasi.. eemh…” Tante Dessy
berbisik perlahan, dia juga merasakan kenikmatan yang sama. Sekalipun
sudah diatas 40 tahun vagina Tante Dessy masih terasa sempit,
dinding-dindingnya terasa kuat mencengkeram penisku. Aku merasakan
vaginanya seperti meremas penisku dengan gerakan yang berirama. Luar
biasa nikmat rasanya…. Perlahan kugerakkan pinggulku turun naik, Tante
Dessy juga tidak mau kalah, pinggulnya bergerak turun naik mengimbangi
gerakanku. Tangannya mencengkeram erat punggungku dan tanganku membelai
rambutnya sambil meremas-remas payudaranya yang empuk. Sementara itu
bibir kami berpagutan dengan liar….
Baru beberapa menit saja aku sudah mulai merasa seluruh tubuhku bergetar
dijalari sensasi nikmat yang luar biasa… maklumlah ini pengalaman
pertamaku… kelihatannya tidak lama lagi aku akan mencapai puncak
orgasme.
“Tante…Bagas sudah hampir keluar…. aaah…uuh…” kataku berusaha keras menahan diri.
“Terusin aja Gas… kita barengan yaa…. tante juga udah mau keluar… aahh…
Bagas… tusuk yang kuat Gas… tusuk sampai ujung sayang… mmhh….”
Kata-kata Tante Dessy membuatku makin bernafsu dan aku menghujamkan
penisku berkali-kali dengan kuat dan cepat ke dalam vaginanya.
“Aduuh…Bagas udah nggak tahan lagi…” aku benar-benar sudah tidak dapat
mengendalikan diri lagi, pantatku bergerak turun naik makin cepat dan
penisku terasa membesar dan berdenyut-denyut bersiap mencapai puncak di
dalam vagina Tante Dessy. Sementara itu Tante Dessy juga hampir mencapai
orgasmenya yang kedua.
“Ayoo Gas… tante juga mau…ahhhh…ahhh kamu ganas sekali……. aaaahhh….
Bagasii…. sekarang Gas…. keluarin sekarang Gas… tante udah nggak
tahan…mmmhhh”.
Tante Dessy juga mulai kehilangan kontrol, kedua kakinya dijepitkan
melingkari pinggulku dan tangannya mencengkeram keras punggungku.
Dan kemudian aku melancarkan sebuah tusukan akhir yang maha dahsyat…
“Tante…aaaa…aaaagh….Bagas keluaaaar…..aagh..” aku mendesah sambil
memuncratkan seluruh spermaku ke dalam liang kenikmatan Tante Dessy.
Bersamaan dengan itu Tante Dessypun mengalami puncak orgasmenya,
“Bagasii…. aduuuh……tante jugaa….aaaah… I’m cumming honey… aaaahh…..aah….”
Kami berpelukan lama sekali sementara penisku masih tertanam dengan kuat
di dalam vagina Tante Dessy. Ini sungguh pengalaman pertamaku yang luar
biasa…. aku betul-betul ingin meresapi sisa-sisa kenikmatan
persetubuhan yang indah ini. Akhirnya aku mulai merasakan kelelahan yang
luar biasa, seluruh persendianku terasa lepas dari tempatnya.
Kulepaskan pelukanku dan perlahan-lahan kutarik penisku yang mulai
sedikit melemah karena kehabisan energi. Lalu aku terbaring lemas di
sebelah Tante Dessy yang juga tergolek lemas dengan mata masih terpejam
dan bibir bawahnya sedikit digigit. Kulihat dari celah vaginanya cairan
spermaku meleleh melewati sela-sela pahanya. Rupanya cukup banyak juga
spermaku muntah di dalam Tante Dessy.
Tak lama kemudian Tante Dessy membuka matanya dan tersenyum padaku,
“Gimana sayang…enak?” katanya sambil menyeka sisa spermaku dengan handuk. Aku hanya mengangguk sambil mengecup bibirnya.
“Tante nggak nyangka kalau kamu ternyata baru pertama kali
“making-love”. Soalnya waktu “fore-play” tadi nggak kelihatan, baru
waktu mau masukin penis tante tahu kalau kamu belum pengalaman. By the
way, Tante senang sekali bisa dapat perjaka ting-ting seperti kamu.
Tante betul-betul menikmati permainan ini. Kapan-kapan kalau ada
kesempatan kita main lagi mau Gas…?”
Aku hanya diam tersenyum, betapa tololnya kalau aku jawab tidak. Tante
Dessy membaringkan kepalanya di dadaku, kami terdiam menikmati perasaan
kami masing-masing selama beberapa saat. Tapi tidak sampai 5 menit,
energiku mulai kembali. Tubuh wanita matang yang bugil dan tergolek
dipelukanku membuat aku kembali terangsang, perlahan-lahan penisku mulai
membesar. Tangan kananku kembali meraba payudara Tante Dessy dan
membelainya perlahan. Dia memandangku dan tersenyum, tangannya meraih
penisku yang sudah kembali membesar sempurna dan digenggamnya erat-erat.
“Sudah siap lagi sayang…? Sekarang tante mau di atas ya…?” katanya
sambil mengangkangi aku. Dibimbingnya penisku ke arah lubang vaginanya
yang masih basah oleh spermaku. Kali ini dengan lancar penisku langsung
meluncur masuk ke dalam vagina Tante Dessy yang sudah sangat basah dan
licin. Kini Tante Dessy duduk diatas badanku dengan penisku terbenam
dalam-dalam di vaginanya. Tangannya mencengkeram lenganku dan kepalanya
menengadah ke atas dengan mata terpejam menahan nikmat.
“Aahh…Bagas… penismu sampai ke ujung… uuh…. mmhh… aahhh” katanya
mendesah-desah. Gerakan Tante Dessy perlahan tapi penuh energi, setiap
dorongannya selalu dilakukan dengan penuh energi sehingga membuat
penisku terasa masuk begitu dalam di liang vaginanya. Pantat Tante Dessy
terus bergerak naik turun dan berputar-putar, kadang-kadang diangkatnya
cukup tinggi sehingga penisku hampir terlepas lalu dibenamkan lagi
dengan kuat. Sementara itu aku menikmati goyangan payudaranya yang
terombang-ambing naik-turun mengikuti irama gerakan binal Tante Dessy.
Kuremas-remas payudaranya dan kupermainkan pentilnya sehingga membuat
Tante Dessy makin bergairah. Gerakan Tante Dessy makin lama makin kuat
dan dia betul-betul melupakan statusnya sebagai seorang istri dosen yang
terhormat. Saat itu dia menampilkan dirinya yang sesungguhnya dan apa
adanya… seorang wanita yang sedang dalam puncak birahi dan haus akan
kenikmatan. Akhirnya gerakan kami mulai makin liar dan tak terkontrol…
“Bagas… tante sudah mau keluar lagi…. aaah… mmmhh.. uuuughhh…”
“Ayoo tante… Bagas juga udah nggak tahan…”
Akhirnya dengan sebuah sentakan yang kuat Tante Dessy menekan seluruh
berat badannya ke bawah dan penisku tertancap jauh ke dalam liang
vaginanya sambil memuncratkan seluruh muatan… Tangan Tante Dessy
mencengkeram keras dadaku, badannya melengkung kaku dan mulutnya terbuka
dengan gigi yang terkatup rapat serta matanya terpejam menahan nikmat.
Setelah beberapa saat akhirnya Tante Dessy merebahkan tubuhnya di
atasku, kami berdua terkulai lemas kelelahan. Malam itu untuk pertama
kalinya aku tidur di dalam kamar Tante Dessy karena dia tidak
mengijinkan aku kembali ke kamar. Kami tidur berdekapan tanpa sehelai
busanapun. Pagi harinya kami kembali melakukan persetubuhan dengan liar…
Tante Dessy seolah-olah ingin memuaskan seluruh kerinduannya akan
kenikmatan yang jarang didapat dari suaminya.
Semenjak saat itu kami sering sekali melakukannya dalam berbagai
kesempatan. Kadang di kamarku, kadang di kamar Tante Dessy, atau
sesekali kami ganti suasana dengan menyewa kamar hotel di daerah Lembang
untuk kencan short-time. Kalau aku sedang “horny” dan ada kesempatan,
aku mendatangi Tante Dessy dan mengelus pantatnya atau mencium lehernya.
Kalau OK Tante Dessy pasti langsung menggandeng tanganku dan mengajakku
masuk ke kamar. Sebaliknya kalau Tante Dessy yang “horny”, dia tidak
sungkan-sungkan datang ke kamarku dan langsung menciumi aku untuk
mengajakku bercinta.
Semenjak berhasil merenggut keperjakaanku Tante Dessy tidak lagi
cemberut dan uring-uringan kalau Om Bambang pergi tugas mengajar ke luar
kota. Malah kelihatannya Tante Dessy justru mengharapkan Om Bambang
sering-sering tugas di luar kota karena dengan demikian dia bisa bebas
bersamaku. Dan akupun juga semakin betah tinggal di rumah Tante Dessy.
Pernah suatu malam setelah Om Bambang berangkat keluar kota, Tante Dessy
masuk ke kamarku dengan mengenakan daster. Dipeluknya aku dari belakang
dan tangannya langsung menggerayangi selangkanganku. Aku menyambut
dengan mencumbu bibirnya dan membaringkannya di tempat tidur. Saat
kuraba payudaranya ternyata Tante Dessy sudah tidak memakai BH, dan
ketika kuangkat dasternya ternyata dia juga tidak memakai celana dalam
lagi. Bibir vaginanya tampak merah dan bulu-bulunya basah oleh lendir.
Samar-samar kulihat sisa-sisa lelehan sperma dengan baunya yang khas
masih tampak disana, rupanya Tante Dessy baru saja bertempur dengan
suaminya dan Tante Dessy belum merasa puas. Langsung saja kubuka
celanaku dan penis yang sudah mengeras langsung menyembul menantang
minta dimasukkan ke dalam liang kenikmatan. Tante Dessy menanggapi
tantangan penisku dengan mengangkangkan kakinya. Ia langsung membuka
bibir vaginanya dengan kedua tangannya sehingga tampaklah belahan lubang
vaginanya yang merekah merah.
“Masukin punyamu sekarang ke lubang tante sayang…..” katanya dengan nafas yang berat dan mata sayu.
Karena aku rasa Tante Dessy sudah sangat “horny”, tanpa banyak basa-basi
dan “foreplay” lagi aku langsung menancapkan batang penisku ke dalam
vagina Tante Dessy dan kami bergumul dengan liar selama hampir 5 jam!
Kami bersetubuh dengan berbagai macam gaya, aku diatas, Tante Dessy
diatas, doggy-style, gaya 69, kadang sambil berdiri dengan satu kaki di
atas tempat tidur, lalu duduk berhadapan di pinggir ranjang, atau
berganti posisi dengan Tante Dessy membelakangi aku, sesekali kami
melakukan di atas meja belajarku dengan kedua kaki Tante Dessy diangkat
dan dibuka lebar-lebar, dan masih banyak lagi. Aku tidak ingat apa masih
ada gaya persetubuhan yang belum kami lakukan malam itu. Dinginnya hawa
Dago Utara di waktu malam tidak lagi kami rasakan, yang ada hanya
kehangatan yang menggetarkan dua insan dan membuat kami basah oleh
keringat yang mengucur deras. Begitu liarnya persetubuhan kami
sampai-sampai aku mengalami empat kali orgasme yang begitu menguras
energi dan Tante Dessy entah berapa kali. Yang jelas setelah selesai,
Tante Dessy hampir tidak bisa bangun dari tempat tidurku karena kakinya
lemas dan gemetaran sementara vaginanya begitu basah oleh lendir dan
sangat merah. Seingatku itulah malam paling liar diantara malam-malam
liar lain yang pernah kulalui bersama Tante Dessy.
Petualanganku dengan Tante Dessy berjalan cukup lama, 2 tahun, sampai
akhirnya kami merasa Om Bambang mulai curiga dengan perselingkuhan kami.
Sebagai jalan terbaik aku memutuskan untuk pindah kos sebelum keadaan
menjadi buruk. Tetapi meskipun demikian, kami masih tetap saling bertemu
paling sedikit sebulan sekali untuk melepas rindu dan nafsu. Hal ini
berjalan terus sampai aku lulus kuliah dan kembali ke Jakarta. Bahkan
sekarang setelah aku beristri, kalau sedang mendapat tugas ke Bandung
aku masih menyempatkan diri menemui Tante Dessy yang nafsu dan gairahnya
seolah tidak pernah berkurang oleh umurnya yang kini sudah kepala
lima.
Sabtu, 18 Mei 2013
Latest Post :
Cerita Sex : Bercinta Dengan Tante Yohana
Jika diantara kalian tertarik atau suka dengan cerita dewasa tante
girang disini telah admin sediakan dimana cerita panas kali ini tentang
cerita panas dengan tante yohana yang merupakan sesosok wanita yang
sangat seksi dan cantik. dan cerita panas kali ini di mulai ketika waktu
Tante Mira mengenalkan salah satu temannya yang kebetulan ketemu
disebuah restoran dimall daerah jakarta pusat.
Dari sinilah cerita sex dewasa ini di mulai ya saya Sebut saja dia Tante
Yohana, dia juga wanita chinese yang berumur hampir 50, sebaya dengan
Tante Mira hanya beda 1 atau 2 tahun saja yang sudah ditinggal suaminya
karena wanita lain. Postur tubuhnya juga tidak jauh dengan Tante Mira,
agak gemuk hanya saja Tante Yohana lebih pendek dari Tante Mira dan
wajahnya juga lebih kelihatan tua karena tampak kerutan-kerutan
diwajahnya mungkin terlalu banyak pikiran.
Waktu itu dia sedang jalan sendirian akan makan dan kebetulan ketemu
dengan kami yang akhirnya dia diajak bergabung oleh Tante Mira, dan aku
dikenalkan oleh Tante Mira kepadanya sebagai keponakan jauhnya. Setelah
makan kami melanjutkan perbincangan sambil jalan melihat-lihat barang di
toko-toko yang ada dimall itu. Entah apa yang dibicarakan oleh mereka
berdua secara bisik-bisik karena aku lihat lirikan Tante Yohana yang
melihat aku sambil senyum-senyum, dan setelah itu dia sering
mencuri-curi pandang melihatku. Setelah lelah jalan-jalan dan hari mulai
sore Tante Yohana akhirnya pulang.
“Oke, Mir. Aku pulang dulu ya, hampir sore nih. Sampai ketemu lagi
Ferry” kata Tante Yohana sambil tersenyum penuh arti kepadaku yang
membuat aku tambah bingung dan dia melenggang menuju carcall untuk
memanggil sopirnya.
Sepeninggal Tante Yohana kami menuju food court untuk membeli minum dan istirahat.
“Fer, menurut kamu Tante Yo gimana?” tanye Tante Mira padaku setelah
membeli minum dan duduk ditempat yang agak memojok dan meminum
minumannya.
“Mmm.. gimana apanya Tante?” jawabku bingung mendengar pertanyaan Tante Mira sambil menyedot minuman ringan yang aku pesan.
“Ah kamu ini, pura-pura nggak ngerti apa emang nggak ngerti? Ya sifat
orangnyalah, bodynyalah, facenyalah dan lain-lainnyalah” jawab Tante
Mira agak sewot.
“Oo, kalo sifatnya sih saya belum tau bener, kan baru sekali ketemu,
tapi keliatannya orangnya baik dan ramah, terus kalo face dan bodinya
mm.. biasa-biasa aja tuh” jawabku sambil tersenyum.
“Emang kenapa Tante, kok Tante tanya gitu? Bikin aku bingung aja. Terus
tadi ngomongin apa sih? Kok pake bisik-bisik terus Tante Yohana jadi
aneh sikapnya” tanyaku pada Tante Mira.
“Fer, kamu tahukan kalo Tante Yo itu sudah lama hidup sendiri sejak
pisah sama suaminya. Nah tadi waktu Tante Yo lihat kamu dia langsung
tertarik sama kamu, dan dia nanyain tentang kamu terus ke Tante sebab
dia nggak percaya kalo kamu itu keponakan jauh Tante, jadi Tante
terpaksa cerita dech kedia siapa kamu sebenernya. Kamu jangan marah ya,
abis Tante Yo itu suka maksa kalo keinginannya belum kesampaian” jawab
Tante Mira.
“Terus.. mm.. dia pengen sama kamu Fer.. gimana? Kamu mau nggak?” tanya Tante Mira dengan wajah serius.
“Wah gimana ya, repot juga nich kalo sampai dia ngomong-ngomong ke orang
lain, bisa tercemar nama Tante. Kalo menurut Tante dia bisa jaga
rahasia kita dengan cara gitu ya sudah, saya akan layani dia” jawabku
serius juga.
“Tapi nanti kamu jangan lupain Tante ya kalo sudah dekat sama dia” kata Tante Mira was-was.
“Ah Tante ini ada-ada saja, nggak mungkinlah saya lupa sama Tante,
sayakan kenal Tante dulu baru Tante Yo” jawabku menghibur Tante Mira
yang terlihat agak sedih dari ekspresi mukanya.
“Yah.. sapa tahu kamu bisa dapet lebih dari Tante Yo dan lupain Tante deh” katanya lagi sambil menghembuskan nafas.
“Jangan kuatir Tante, saya bukan tipe orang yang gampang ngelupain jasa
baik orang kepada saya, jadi Tante tenang saja” jawabku kemudian.
“Okelah kalo gitu nanti Tante hubungi Tante Yo, biar dia nanti hubungi kamu” kata Tante Mira kemudian.
Setelah itu Tante Mira lebih banyak diam entah apa yang ada dalam pikirannya dan tak lama kemudian kamipun pulang.
Malamnya Tante Yo menghubungi aku lewat telepon.
“Hallo Ferry, ini Tante Yo masih ingatkan?” tanya Tante Yo dari seberang.
“O iya masih, kan baru tadi siang ketemu, ada apa Tante?” jawabku sambil bertanya.
“Tadi Tante Mira sudah cerita belum sama kamu tentang Tante?” tanyanya lagi.
“Sudah sih, mm.. memang Tante serius?” tanyaku lagi pada Tante Yo.
“Serius dong, gimana kamu okekan?” tanya Tante Yo lagi.
“Kalo gitu oke dech” jawabku singkat.
Lalu kami bercakap-cakap sebentar dan kami akhirnya kami janjian besok
pagi dilobby hotel “XX” didaerah jakarta barat dan dia akan datang lebih
awal karena akan check-in dulu, setelah itu teleponpun ditutup.
Keesokannya seperti biasa aku memakai baju rapi seperti orang kerja
supaya tidak terlalu menyolok dan aku menunggu di lobby hotel tersebut
karena aku juga datang lebih awal, tak lama aku menunggu teleponku
berdering.
“Hallo Ferry, ini Tante Yo. Tante sudah ada diatas, kamu langsung naik
aja di kamar 888 oke? Tante tunggu ya” kata Tante Yomemberitahukan
kamarnya.
“Oke Tante saya segera kesana, saya juga sudah di lobby” jawabku singkat dan menutup pembicaraan.
Setelah mematikan teleponku agar tidak diganggu, aku naik lift menuju
kamar Tante Yo. Sampai didepan pintu kutekan bel dan Tante Yo membukakan
pintu.
“Ayo masuk, udah daritadi Tante sampai dan langsung check-in. O ya, kamu
mau minum atau mau pesan makan apa? tadi sih Tante sudah pesan makan
dan minum untuk dua orang, tapi kalau kamu mau pesan yang lain pesan
saja, jadi sekalian nanti diantarnya” kata Tante Yo sambil
mempersilahkan aku masuk dan menutup pintu.
“Yah sudah kalau Tante sudah pesan, nggak usah pesan lagi, nanti kebanyakan makanan malah bingung” jawabku.
“Kok bingung kan buat gantiin tenaga kamu he he he” jawab Tante Yo bercanda.
Kemudian Tante Yo duduk di sofa besar yang ada didalam kamar itu dan aku
duduk di sebelahnya, kami berbincang-bincang sambil menonton TV lalu
aku mendekati Tante Yo dan memeluk pundaknya, kemudian Tante Yo
merebahkan kepalanya kepundakku, kubelai rambutnya dan kukecup kening
Tante Yo.
“Mmm.. kamu romantis ya Fer, pantes Mira suka sama kamu. hh.. sudah lama
Tante nggak merasakan suasana romantis seperti ini” kata Tante Yo
sambil menghembuskan nafas.
“Ya sudahlah Tante, yang penting hari ini Tante akan merasakan hangat
dan romantisnya cinta, karena hari ini aku milik Tante sepenuhnya”
jawabku menghibur dia sambil kukecup lagi keningnya.
Tante Yo menatapku sendu sambil tersenyum.
“Terima kasih sayang” kata Tante Yo.
Dan kutatap matanya yang sendu dalam-dalam lalu kukecup bibirnya.
Kecupanku dibibirnya perlahan berubah menjadi ciuman lembut yang dibalas
Tante Yo dengan lembut juga, sepertinya Tante Yo benar-benar ingin
merasakan nikmatnya berciuman yang sudah lama tidak dirasakannya. Kami
saling cium, saling kulum, dan saling memainkan lidah kemulut pasangan
kami. Kugelitik lidah Tante Yo dengan lidahku dan kusapu langit-langit
mulutnya sambil kupeluk tubuhnya dan kuraba wajah dan tengkuk serta
lehernya dengan tanganku yang lainnya.
“Ahh sayang, aku suka sekali ciuman kamu, mm.. ciuman kamu lebut dan
merangsang, mm.. kamu memang pintar berciuman, ahh.. ayo sayang beri
Tante yang lebih dari ini” kata Tante Yo disela-sela ciuman kami dan
berciuman lagi.
Tanganku mulai bergerak meremas kedua payudara milik Tante Yo
bergantian. Tapi aksi kami terganggu oleh pelayan yang mengantar makanan
yang dipesan oleh Tante Yo. Setelah pelayan keluar dan Tante Yo
memberikan tip, tiba-tiba Tante Yo menabrak aku dan mendorong aku hingga
terjatuh diatas tempat tidur dan dengan buas dia langsung memelorotkan
celana dan celana dalamku, hingga penisku yang masih tidur terbebas dari
sarangnya dan langsung diterkam olehnya. Disedot, dikulum dan
digigitnya penisku yang mulai bangkit dengan napsu dan buas, dan kedua
tangannya tak henti-henti mengocok dan memainkan kedua bolaku.
“Ahh Tante.. pelan-pelan Tante.. ahh.. enak sekali Tante.. ohh” desahku menahan nikmat yang diberikan oleh Tante Yo padaku.
Tanganku hanya bisa meremas rambut Tante Yo dan seprei kasur yang sudah
mulai berantakan, tak lama kemudian kulepaskan kepala Tante Yo dari
penisku, kuangkat Tante Yo dan kurebahkan dikasur.
“Sekarang giliranku, Tante diam saja dan nikmati permainan ini ya”
kataku sambil mengecup bibir Tante Yo dan mulai mencumbu Tante Yo
sementara Tante Yo hanya diam saja sambil menatapku dengan sendu.
Kumulai cumbuanku dengan menciumi bibirnya dan perlahan turun kelehernya
sambil kubuka kancing baju Tante Yo satu persatu sambil terus turun
kedadanya. Setelah kancing bajunya terbukan semua, kuraih pengait BH
yang ada dibelakang dan kubuka sehingga ikatan BHnya terbuka dan ku
lepaskan BH Tante Yo lewat kedua tangannya tanpa melepas baju Tante Yo,
setelah lepas langsung kuciumi kedua payudara Tante Yo, kuciumi
seluruhnya kecuali putingnya yang sudah berdiri mengacung minta dikulum
tapi tidak pernah kukulum, setiap kali ciuman dan jilatanku sudah dekat
dengan putingnya ciuman dan jilatanku turun lagi kepangkal payudaranya
dan terus turun sampai ke perut dan bermain-main dipusar sambil kujilati
lubang pusar Tante Yo lalu naik lagi terus berulangkali, kusingkap rok
yang dipakai oleh Tante Yo kemudian tanganku mulai bekerja meraba-raba
paha dan lutut Tante Yo lalu mulai melepaskan celana dalam yang dipakai
oleh Tante Yo.
Ketika permainan mulutku mencapai perutnya kutarik celana dalam Tante
Yo, dan Tante Yo mengangkat pantatnya sehingga celana dalamnya dengan
mudah lepas dari tempatnya. Kupelorotkan celana dalam Tante Yo sampai
sebatas lutut lalu ciumanku naik lagi kearah payudaranya, dan ketika
jilatanku mendekati puting Tante Yo tangankupun mendekati vagina Tante
Yo dan ketika bibir dan lidahku mulai memainkan puting Tante Yo tangan
dan jari-jariku juga mulai bermain dibibir vagina Tante Yo yang ternyata
sudah basah. Ketika kukulum puting Tante Yo yang sudah berdiri dari
tadi kumainkan juga kelentitnya dengan jari-jari tanganku yang seketika
itu juga membuat tubuh Tante Yo melengkung keatas.
“Akhh.. Ferry.. kamu benar-benar gila sayang, kamu kejam sekali
mempermainkan Tante.. akhh.. ferry enak sekali sayang.. akhh.. gila..
kamu bener-bener gila sayang” teriak Tante Yo histeris sambil tangannya
meremas seprei dan rambut kepalaku bergantian.
Tak kuhiraukan teriakan Tante Yo dan aku terus mengulum kedua puting dan
menjilati kedua payudara Tante Yo bergantian. Tak lama kemudian
kurasakan vagina Tante Yo bertambah basah dan tubuhnya mulai bergetar
keras yang disertai erangan-erangan, akhirnya Tante Yo mendapatkan
orgasme pertamanya.
Pada saat tubuhnya mulai tenang, kulepaskan cumbuanku di payudaranya dan
langsung kuangkat kedua kakinya sehingga kepalaku dengan mudah menuju
kevaginanya dan langsung kujilat dan kukulum serta kusedot-sedot vagina
dan kelentit Tante Yo.
“Akhh.. ahh.. gila.. ini namanya penyiksaan kenikmatan.. ahh.. kamu
memang gila sayang.. ahh.. aku nggak kuat lagi sayang.. ahh.. terus
sedot yang kuat sayang.. ahh.. tusuk dengan jarimu sayang.. ahh.. tusuk
yang kuat.. ahh sayang.. Tante mau.. ahh.. mau dapet lagi sayang.. ahh..
kamu benar-benar gila” teriak Tante Yo histeris memohon, lalu tubuhnya
mulai bergetar lagi merasakan orgasme kedua yang datang menghampirinya.
Kuturuti permintaanya dengan menusukan jariku dan kumainkan jariku
dengan menyentuhkan jariku kedinding vaginanya yang berkedut-kedut
sambil terus bibir dan lidahku memainkan perannya dikelentit Tante Yo.
Tubuh Tante Yo bergetar keras dan pinggulnya bergoyang-goyang mengikuti
irama tusukan jariku sambil tak henti-hentinya menjerit-jerit histeris
sambil kedua tangannya meremas dan menjambak-jambak rambutku.
“Ahh.. Ferryy.. sayang.. ahh.. enak sayang.. ahh.. sodok yang keras
sayang.. ahh.. sedot itilku yang kuat.. ahh.. yang kuatt.. ” jerit
histeris Tante Yo mengantar orgasmenya yang kedua itu.
Dan ketika tubuh Tante Yo sudah hampir tenang lagi, kuhentikan juga
semua aktivitasku dan kulepas celana dalam Tante Yo yang masih sebatas
lulut sehingga lepas semua, lalu kuatur posisiku dan kutusukkan penisku
kedalam lubang vagina Tante Yo.
“Okhh.. jangan dulu sayang.. jangan.. ahh.. stop sayang.. stop.. biar
Tante istirahat dulu” pinta Tante Yo padaku, tapi aku tidak menghiraukan
permintaanya sambil terus kutusukan penisku sampai masuk seluruhnya dan
mulai kugoyang, kuputar dan kukocok penisku dalam vagina Tante Yo.
Tak lama kemudian kuangkat tubuh Tante Yo hingga posisi Tante Yo kini
dalam pangkuanku, dan dalam posisi Tante Yo sedang menaik turunkan
pantat dan menggoyangkan pinggulnya kulepas baju Tante Yo yang masih
melekat dan kulemparkan entah kemana lalu kubuka pengait dan resleting
rok Tante Yo dan kulepas rok Tante Yo dari atas dan kulemparkan juga
entah kemana hingga kini tidak ada selembar benangpun yang menempel
ditubuh Tante Yo lalu akupun melepaskan bajuku sendiri dan kulemparkan
sembarangan. Setelah melepaskan baju mulai kuputar-putar pantatku hingga
penisku lebih menggesek dinding vagina Tante Yo.
“Akhh.. sayang.. ahh.. kamu memang gila sayang.. ahh.. kamu.. ahh.. kamu
memang gila.. ohh.. penis kamu benar-benar.. ahh.. kamu pintar sekali
sayang.. pintar dan gila.. ahh.. Tante mau.. ahh.. mau keluar lagi..
ahh.. Tante nggak kuat lagi sayang.. ahh” jerit Tante Yo histeris dan
tubuhnya mulai bergetar mendapat orgasmenya yang ketiga, kurasakan
cairan diliang vagina Tante Yo bertambah banyak dan kurasakan juga
kedutan-kedutan dari dinding vagina Tante Yo.
Lalu kurebahkan tubuh Tante Yo dan terus kugenjot penisku didalamnya
yang sekali-kali kuputar-putar pinggulku, tubuh Tante Yo tambah bergetar
dengan kencang, goyangan dan kocokan penisku juga tambah kencang, lalu
kumainkan tanganku dikelentitnya sambil kurebahkan kepalaku kedadanya
dan kusedot dan kukulum dengan kuat juga kedua puting Tante Yo
bergantian dan kedutan-kedutan dinding vagina Tante Yo juga bertambah
kuat sehingga penisku merasakan sensasi yang membuat aku merasakan
sesuatu yang akan segera meledak keluar.
“Akh.. Tante aku mau keluar Tante.. akhh.. aku keluar Tante” kataku
disela-sela kuluman mulutku diputingnya sambil terus mengocok penisku
dengan cepat dan kuat dalam liang vagina Tante Yo.
“Ahh.. iya sayang.. ahh.. keluarkan saja.. ahh.. Tante juga.. ahh..
sudah nggak kuat lagi.. ahh” teriak Tante Yo dan memelukku dengan erat
sambil tubuhnya terus bergetar, kurasakan kuku-kukunya mencakar
punggungku.
Lalu meledaklah cairan kenikmatan yang kukeluarkan dalam vagina Tante Yo
yang sudah basah sehingga bertambah basah lagi, ketika kenikmatanku
meledak dan tubuhku bergetar kenikmatan kukocok dengan keras dan kuat
penisku dalam vagina Tante Yo sehingga ada cairan yang keluar dari dalam
vagina Tante Yo yang kurasakan dari tanganku yang basah karena masih
memainkan kelentit Tante Yo. Tubuh kami sama-sama bergetar dengan
kencang, keringat kami bersatu dan seluruh ruangan dipenuhi oleh suara
erangan dan jeritan kenikmatan yang kami dapatkan pada saat bersamaan.
Setelah tubuhku dan Tante Yo mulai tenang kembali, kulepaskan penisku
dari vaginanya yang sudah sangat basah, lalu kubersihkan vagina yang
penuh dengan cairan kenikmatan kami berdua dengan sedotan dan jilatanku,
kujilati sampai bersih dan sayup-sayup kudengan erangan pelan Tante Yo
yang memejamkan matanya merasakan kenikmatan yang baru saja dia
dapatkan. Setelah bersih kurebahkan tubuhku disamping Tante Yo, lalu
kupeluk dia dan kukecup pipi Tante Yo.
“Ahh.. terima kasih sayang.. terima kasih daun mudaku.. uhh.. rasanya
tubuhku ringan sekali bagaikan kapas yang masih terbang diawang-awang,
ahh.. nikmat sekali tadi kurasakan, kamu memang pintar sayang, baru
sekali ini kurasakan orgasme beruntun seperti tadi, sampai lemas tubuh
Tante” kata Tante Yo sambil membuka matanya dan tersenyum padaku.
“Ah Tante Yo bisa aja.. aku juga tadi nikmat sekali, kedutan dinding
vagina Tante Yo membuat penisku merasakan seperti diremas-remas, nikmat
sekali” balasku sambil kuusap keringat yang ada di keningnya dan kukecup
kening Tante Yo, lalu aku bangkit dan menuju kamar mandi untuk
membersihkan tubuh yang penuh dengan keringat dan disusul oleh Tante Yo
dan kamipun saling membersihkan tubuh.
Selesai membersihkan tubuh dan dalam keadaan masih bugil kami lalu
menyantap makanan yang tadi dipesan oleh Tante Yo sambil bercakap-cakap
dan bercanda, sedangkan tangan Tante Yo tidak pernah lepas dari
selangkanganku. Selesai makan kami melanjutkan percakapan kami diatas
tempat tidur sambil saling memeluk hingga akhirnya kamipun tertidur
untuk memulihkan tenaga yang akan membuat pertarungan berikutnya lebih
seru lagi. Dan mulai sejak itu jadilah aku daun muda kesayangan Tante
Yohana dan Tante mira.
Informasi pemasangan iklan
Hubungi : 085711416896
Kirim Sms dengan format
Anenoy#Pasang#UkuranBanner#JumlahPasang#JangkaWaktu
Contoh : Anenoy#Pasang#700x100#1slot#2bulan
Share this article :
Related post you might like to see :
Cerita Sex Tante Hot : Pengalaman S...
Cerita Sex Hot : Brondongku yang Ho...
Cerita Sex Hot : Ngentot Nikmat Den...
Cerita Sex Tante Hot : Nafsu Birahi...
Cerita Sex Hot : Ngewe Puas Anak Ga...
Cerita Sex Hot : Memek Perawanku Un...
Cerita Sex Tante Hot : Aku Hamili T...
Cerita Sex Hot : Enaknya Ngentot An...
Label:
Cerita Dewasa
Labels
- Aneh dan Lucu (2)
- Berita Terbaru (7)
- Cerita Dewasa (22)
- Cewe Bokep Bugil Sex (21)
- Gaya Hidup (5)
- Internet (1)
- Love and Sex (21)
- Musik (1)
- Pasang Iklan (1)
- Sejarah (2)
Popular Posts
- Cerita Sex : Ml Gara-gara Salah Kamar
- Cerita Sex : Nikmatnya Tubuh Putri Ibu Kost
- Tips Cara Memuaskan Suami Saat Berhubungan Sex Dijamin Hot
- Tips dan Cara Agar Malam Pertama Mrs V Tidak Sakit
- Cerita Sex : Bercinta Dengan Tante Yohana
- Cerita Sex : Persetubuhan Terlarang
- Tips Bercinta (ngeSex) Hubungan Jarak Jauh
- Ciri-ciri Wanita yang Ingin Bercinta dari Gerak Tubuh
Baca Juga
- Kumpulan Teka Teki MOS/OSPEK SMP SMA KAMPUS
- Resep Bubur Bayi Dan Cara Membuat Aneka Makanan Bayi
- Ini Alasan Sir Alex Ferguson Memutuskan Pensiun
- Bagaimana Rasanya Ditelan Kuda Nil? Lelaki Amerika Ini Pernah Hampir ditelan Kuda Nil
- Download Naruto Shippuden Episode 312 Subtitle Indonesia
- Jadwal Race Moto GP Musim 2013
- Order Sepatu and Wedges Lucu GNS Shop
- Blackberry Tantang 100 Siswa Dari Berbagai Sekolah di Dunia Untuk Beradu Inovasi
- Empat Cerita Kematian Uje Mulai Dikeramatkan
- Gedung Baru di Cina yang Mirip Dengan Kelamin Pria
Support :
Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Anenoy : Cerita Sex Terbaru - Cewek Seks Bugil - Video Bokep - All Rights Reserved
Copyright © 2011. Anenoy : Cerita Sex Terbaru - Cewek Seks Bugil - Video Bokep - All Rights Reserved
Jumat, 17 Mei 2013
Malam berikutnya aku sudah mulai berani mencium bibirnya yang seksi
mungil, tanganku mulai meremas-remas buah dadanya yang padat berisi lalu
memijat-mijat vaginanya yang, oh ternyata empuk bagai kue basah
yang……oh…oh.., aku melihat matanya masih terpejam pertanda ia masih
tertidur tapi dari mulutnya mendesah dengan suara yang tak karuan.
“Ah…..ught…..hhhhhh….hmmmm” desahan Mbak Wina mulai terdengar.
Tanganku terus bergerilya menjamah seluruh tubuhnya.saat aku menciumi vaginanya yang masih tertutup calana, ia mulai terbangun aku takut sekali jangan-jangan ia akan berteriak atau marah-marah tapi dugaan ku meleset.
Ia malah berkata, ”Dik teruskan….. aku sudah lama mendambakan saat-saat seperti ini ayo teruskan saja……..”
Bagai mendapat angin segar aku mulai membuka t-shirt yang ia gunakan kini terpampang buah dada yang seksi masih terbungkus BH. BH-nya lalu kubuka dan aku mulai mengulum putingnya yang sudah mengeras gantian aku emut yang kiri dan kanan bergantian.
“Mbak, maafkan aku tak sanggup menahan nafsu birahiku!”
“Nggak apa-apa kok dik aku suka kok adik mau melekukan ini pada mbak karena aku belum pernah merasakan yang seperti ini” jawab Mbak Wina.
Setelah puas kupermainkan payudarnya lalu aku mulai membuka rok bawahannya.biarpun kedaan gelap gulita aku tahu tempat vagina yang menggiurkan, terus kubuka CD nya, lalu kuciumi dengan lembut.
“Cup…cup…sret…. srettttttttttt”, suara jilatan lidahku.
“Ought……ought….terus dik enak…..!!!”
Karena takut ketahuan penghuni rumah yang lain aku dengan segera mengangkan kedua kakinya lalu kumasukkan penisku yang mulai tegang kedalam vaginanya yang basah.
“Ehmm…oh…ehhhhh…. mmmmhhh”, rintih kakakku keenakan.
Setelah kira-kira setengah jam aku mulai merasakan kenikmatan yang akan segera memuncak demikian juga dengan dia.
“Crot..cret…crettttttt…. crettttttttttt”, akhirnya spermaku kukeluarkan di dalam vaginanya.
“Oh……”
Rupanya ia masih perawan itu kuketahui karena mencium bau darah segar.
“Terima kasih dik kamu telah memuaskan Mbak, Mbak sayang padamu lain kali kita sambung lagi yach?”
“Ok deh mbak”, sahutku.
Setelah selesai memakai pakaian kembali aku dan dia tidur berpelukan sampai pagi. Sebenarnya kejadian malam itu kurang leluasa karena takut penghuni rumah yang lain pada tahu,sehingga suatu ketika kejadian itu aku ulang lagi.
Masih ingat dalam ingatan hari itu minggu pagi,saat mbak Fitri dan adiknya Asih bersama keuarga yang lain pergi ke supermarket yang tidak terlalu jauh dari rumah kami.Karena keadaan rumah yang sepi yang ada hanya aku dan Mbak Wina, aku mulai menutup seluruh pintu dan jendela. Kulihat Mbak Wina sedang menyeterika dengan diam-diam aku memeluknya dengan erat dari balakang.
“Dik jangan sekarang aku lagi nyetrika tunggu sebentar lagi yach…… sayang….!” pinta Kak Wina.
Tapi aku yang sudah bernafsu nggak memperdulikan ocehannya, segera kumatikan setrika, kuciumi bibirnya dengan ganas.
“Hm…eght…. hmmmmm……. eght…!”
Karena masih dalam posisi berdiri sehingga tak leluasa melakukan cumbuan, aku bopong ia menuju ranjang kamar.
Kubaringkan ia di ranjang yang bersih itu lalu segera kulucuti semua pakaiannya dan pakaian ku hinggas kami berdua telanjang bulat tanpa sehelai benang pun yang menempel. Wow……tubuh kakakku ini memang benar sempurna tinggi 165 cm berat sekitar 50 kg sungguh sangat ideal, payudaranya membusung putih bagaikan salju dengan puting merah jambu dan yang bikin dada ini bergetar dibawah pusarnya itu lho……. bukit kecil kembar ditengahnya mengalir sungai di hiasai semak-semak yang rimbun.
Kami berdua tertawa kecil karena melihat tubuh lawan jenis masing-masing itu terjadi sebab saat kami melakukan yang pertama keadaan sangat gelap gulita tanpa cahaya. Sehingga tidak bias melihat tubuh masing-masing.
Aku mulai menciumi muka tanpa ada yang terlewatkan, turun ke lehernya yang jenjang kukecupi sampai memerah lalu turun lagi ke payudaranya yang mulai mengeras, kujilati payudara gantian kanan kiri dan kugigit kecil bagian putingnya hingga ia menggelinjang tak karuan.
Setelah puas bermain di bukit kembar tersebut aku mulai turun ke bawah pusar, ku lipat kakinya hingga terpampang jelas seonggok daging yang kenyal di tumbuhi bulu yang lebat. Lidahku mulai menyapu bagian luar lanjut ke bagian dinding dalam vagina itu, biji klitorisnya ku gigit pelan sampai ia keenakan menjambak rambutku.
“Ught..ugh…hah oh….oh…..”desahan nikmat keluar dari mulut Kak Wina.
Setelah kira-kira 15 menit aku permainkan vaginanya rasanya ada yang membanjir di vaginanya rasanya manis asin campur aduk tak karuan kusedot semua cairan itu sampai bersih, rupanya ia mulai orgasme. Mungkin saking asyiknya kami bercumbu tanpa kami sadari rupanya dari tadi ada yang memperhatikan pergumulan kami berdua, Mbak Fitri dan adik suaminya, Asih sudah berdiri di pinggir pintu. Mungkin mereka pulang berdua tanpa suaminya dan kedua anaknya yang masih mampir ke rumah Pakdhenya mereka ketuk pintu tapi nggak ada sahutan lalu mereka menuju pintu daur yang lupa tak aku kunci. Aku dan Mbak Wina kaget setengah mati, malu takut bercampur menjadi satu jangan-jangan mereka marah dan menceritakan kejadian ini pada orang lain. Tapi yang terjadi sungguh diluar dugaan kami berdua, mereka bahkan ikut nimbrung sehingga kami menjadi berempat.
“Dik main gituan kok kakak nggak di ajak sich kan kakak juga mau, sudah seminggu ini suami kakak nggak ngajak gituan”, ucap Mbak Fitri.
“Ini juga baru mulai kak!” sahutku.
“Mas aku boleh nyoba seks sama Mas?” tanya Asih.
“Boleh”.
Aku dan Kak Wina selanjutnya menyuruh mereka berdua melepas seluruh pakaiannya.
“Ck.. ck…ck……ck……”, guman ku.
Sekarang aku dikerubung 3 bidadari cantik sungguh beruntung aku ini.
Mbak Fitri tubuhnya masih sangat kencang payudaranya putih agak besar kira-kira 36 B vaginanya indah sekali. Sedangkan Asih tubuhnya agak kecil tapi mulus, dadanya sudah sebesar buah apel ukuranya 34 A vaginanya kelihatan sempit baru ditumbuhi bulu yang belum begitu lebat. Pertama yang kuserang adalah Mbak Fitri karena sudah lama aku membayangkan bersetubuh dengannya aku menciumi dengan rakus pentilnya kuhisap dalam-dalam agar air susunya keluar, setelah keluar kuminum sepuasnya rupanya Mbak Wina dan Asih juga kepingin merasakan air susu itu sehingga kami bertiga berebut untuk mendapatkan air susu tersebut, sambil tangan kami berempat saling remas, pegang dan memasukam ke dalam vagina satu sama lain.
Setelah puas dengan permainan itu, aku meminta agar mereka berbaring baris sehingga kini ada 6 gunung kembar yang montok berada di depanku. Aku mulai mengulum susu mereka satu per satu bergantian sampai 6, aku semakin beringas saat kusuruh mereka menungging semua, dari belakang aku menjilati vagina satu persatu rasanya bagai makan biscuit Oreo di jilat terus lidahku kumasukkan ke dalam vagina mereka.
Giliran mereka mengulum penisku bergantian.
“Hoh…. hoooooooooo…… hhhhhhhhhh…… ehmmmmmmmmm”, desah mereka bertiga.
Aku yang dari tadi belum orgasme semakin buas memepermainkan payudara dan vagina mereka, posisi kami sekarang sudah tak beraturan. Saling peluk cium jilat dan sebagainya pokok nya yang bikin puas, hingga mereka memberi isyarat bahwa akan sampai puncak.
“Dik aku mau keluar”
“Mas aku juga”
“Aku hampir sampai”, kata mereka bergantian.
“Jangan di buang percuma, biar aku minum!”, pintaku
“Boleh”, kata Mbak Fitri.
Aku mulai memasang posisi kutempelkan mulutku ke vagina mereka satu persatu lalu kuhisap dalam-dalam sampai tak tersisa, segarnya bukan main.
“Srep.., srep”.
Heran, itulah yang ada di benakku, aku belum pernah nge-sex sama mereka kok udah pada keluar, memang mungkin aku yang terlalu kuat.
Karena sudah tidak sabar aku mulai memasukkan penisku de dalam vagina Mbak Wina kugenjot naik turun pinggulku agar nikmat, sekitar 5 menit kemudian aku gantian ke Kak Fitri, biarpun sudah beranak 2 tapi vaginanya masih sempit seperti perawan saja.
“Dik enak……. Uh…… oh…..terussssssss!”, desahnya.
“Emang kok Kak…….. hhhhhhh ehmm…..”
“Mas giliranku kapan..?”, rupanya Asih juga sudah tak tahan.
“Tunggu sebentar sayang.“
Sekitar 10 menit aku main sama kak Fitri sekarang giliran Asih, dengan pelan aku masukkin penisku, tapi yang masuk hanya kepalanya. Mungkin ia masih perawan, baru pada tusukan yang ke 15 seluruh penisku bisa masuk ke liang vaginanya.
“Mas....... sakit..... mas...... oght........ hhohhhhhh.......”, jerit kecil Asih.
“Nggak apa-apa nanti juga enak, Sih!”, ucapku memberi semangat agar ia senang.
“Benar Mas sekarang nikmat sekali... oh.. ought..”
Rupanya bila kutinggal ngeseks dengan Asih, kak Fitri dan Kak Wina tak ketinggalan mereka saling kulum, jilat dan saling memasukkan jari ke vaginanya masing-masing. Posisiku di bawah Asih, di atas ia memutar-mutar pinggulnya memompa naik turun sehingga buah dadanya yang masih kecil terlihat bergoyang lucu, tanganku juga tidak tinggal diam kuremas-remas putingnya dan kusedot, kugigit sampai merah.
Karena sudah berlangsung sangat lama maka aku ingin segera mencapai puncak, dalam posisi masih seperti semula Asih berjongkok di atas penisku, kusuruh Mbak Fitri naik keatas perutku sambil membungkuk agar aku bisa menetek, eh..., bener juga lama-lama air susunya keluar lagi, kuminum manis sekali sampai terasa mual. Mbak Wina yang belum dapat posisi segera kusuruh jongkok di atas mulutku sehingga vaginanya tepat di depan mulutku, dan kumainkan klitorisnya.
Ia mendesah seperti kepedasan.
“Ah......... huah........ hm.......!”
Tanganku yang satunya kumasukkan ke vagina Mbak Fitri, kontolku digarap Asih, mulutku disumpal kemaluan Mbak Wina, lengkap sudah.
Kami bermain gaya itu sekitar 30 menit sampai akhirnya aku mencapai puncak kenikmatan.
“Ought......... hmmmmmm...... cret... crot.....”
“Enak Mas.......!” desah Asih.
Spermaku ku semprotkan kedalam vagina Asih dan keluarlah cipratan spermaku bercampur darah menandakan bahwa ia masih perawan. Kami berempat sekarang telah mencapai puncak hampir bersamaan, lelah dan letih yang kami rasakan.
Sebelum kami berpakaian kembali sisa-sisa sperma di penisku di jilati sampai habis oleh mereka bertiga. Setelah kejadian itu kami selalu mengulanginya lagi bila ada kesempatan baik berdua bertiga maupun berempat.
“Ah…..ught…..hhhhhh….hmmmm” desahan Mbak Wina mulai terdengar.
Tanganku terus bergerilya menjamah seluruh tubuhnya.saat aku menciumi vaginanya yang masih tertutup calana, ia mulai terbangun aku takut sekali jangan-jangan ia akan berteriak atau marah-marah tapi dugaan ku meleset.
Ia malah berkata, ”Dik teruskan….. aku sudah lama mendambakan saat-saat seperti ini ayo teruskan saja……..”
Bagai mendapat angin segar aku mulai membuka t-shirt yang ia gunakan kini terpampang buah dada yang seksi masih terbungkus BH. BH-nya lalu kubuka dan aku mulai mengulum putingnya yang sudah mengeras gantian aku emut yang kiri dan kanan bergantian.
“Mbak, maafkan aku tak sanggup menahan nafsu birahiku!”
“Nggak apa-apa kok dik aku suka kok adik mau melekukan ini pada mbak karena aku belum pernah merasakan yang seperti ini” jawab Mbak Wina.
Setelah puas kupermainkan payudarnya lalu aku mulai membuka rok bawahannya.biarpun kedaan gelap gulita aku tahu tempat vagina yang menggiurkan, terus kubuka CD nya, lalu kuciumi dengan lembut.
“Cup…cup…sret…. srettttttttttt”, suara jilatan lidahku.
“Ought……ought….terus dik enak…..!!!”
Karena takut ketahuan penghuni rumah yang lain aku dengan segera mengangkan kedua kakinya lalu kumasukkan penisku yang mulai tegang kedalam vaginanya yang basah.
“Ehmm…oh…ehhhhh…. mmmmhhh”, rintih kakakku keenakan.
Setelah kira-kira setengah jam aku mulai merasakan kenikmatan yang akan segera memuncak demikian juga dengan dia.
“Crot..cret…crettttttt…. crettttttttttt”, akhirnya spermaku kukeluarkan di dalam vaginanya.
“Oh……”
Rupanya ia masih perawan itu kuketahui karena mencium bau darah segar.
“Terima kasih dik kamu telah memuaskan Mbak, Mbak sayang padamu lain kali kita sambung lagi yach?”
“Ok deh mbak”, sahutku.
Setelah selesai memakai pakaian kembali aku dan dia tidur berpelukan sampai pagi. Sebenarnya kejadian malam itu kurang leluasa karena takut penghuni rumah yang lain pada tahu,sehingga suatu ketika kejadian itu aku ulang lagi.
Masih ingat dalam ingatan hari itu minggu pagi,saat mbak Fitri dan adiknya Asih bersama keuarga yang lain pergi ke supermarket yang tidak terlalu jauh dari rumah kami.Karena keadaan rumah yang sepi yang ada hanya aku dan Mbak Wina, aku mulai menutup seluruh pintu dan jendela. Kulihat Mbak Wina sedang menyeterika dengan diam-diam aku memeluknya dengan erat dari balakang.
“Dik jangan sekarang aku lagi nyetrika tunggu sebentar lagi yach…… sayang….!” pinta Kak Wina.
Tapi aku yang sudah bernafsu nggak memperdulikan ocehannya, segera kumatikan setrika, kuciumi bibirnya dengan ganas.
“Hm…eght…. hmmmmm……. eght…!”
Karena masih dalam posisi berdiri sehingga tak leluasa melakukan cumbuan, aku bopong ia menuju ranjang kamar.
Kubaringkan ia di ranjang yang bersih itu lalu segera kulucuti semua pakaiannya dan pakaian ku hinggas kami berdua telanjang bulat tanpa sehelai benang pun yang menempel. Wow……tubuh kakakku ini memang benar sempurna tinggi 165 cm berat sekitar 50 kg sungguh sangat ideal, payudaranya membusung putih bagaikan salju dengan puting merah jambu dan yang bikin dada ini bergetar dibawah pusarnya itu lho……. bukit kecil kembar ditengahnya mengalir sungai di hiasai semak-semak yang rimbun.
Kami berdua tertawa kecil karena melihat tubuh lawan jenis masing-masing itu terjadi sebab saat kami melakukan yang pertama keadaan sangat gelap gulita tanpa cahaya. Sehingga tidak bias melihat tubuh masing-masing.
Aku mulai menciumi muka tanpa ada yang terlewatkan, turun ke lehernya yang jenjang kukecupi sampai memerah lalu turun lagi ke payudaranya yang mulai mengeras, kujilati payudara gantian kanan kiri dan kugigit kecil bagian putingnya hingga ia menggelinjang tak karuan.
Setelah puas bermain di bukit kembar tersebut aku mulai turun ke bawah pusar, ku lipat kakinya hingga terpampang jelas seonggok daging yang kenyal di tumbuhi bulu yang lebat. Lidahku mulai menyapu bagian luar lanjut ke bagian dinding dalam vagina itu, biji klitorisnya ku gigit pelan sampai ia keenakan menjambak rambutku.
“Ught..ugh…hah oh….oh…..”desahan nikmat keluar dari mulut Kak Wina.
Setelah kira-kira 15 menit aku permainkan vaginanya rasanya ada yang membanjir di vaginanya rasanya manis asin campur aduk tak karuan kusedot semua cairan itu sampai bersih, rupanya ia mulai orgasme. Mungkin saking asyiknya kami bercumbu tanpa kami sadari rupanya dari tadi ada yang memperhatikan pergumulan kami berdua, Mbak Fitri dan adik suaminya, Asih sudah berdiri di pinggir pintu. Mungkin mereka pulang berdua tanpa suaminya dan kedua anaknya yang masih mampir ke rumah Pakdhenya mereka ketuk pintu tapi nggak ada sahutan lalu mereka menuju pintu daur yang lupa tak aku kunci. Aku dan Mbak Wina kaget setengah mati, malu takut bercampur menjadi satu jangan-jangan mereka marah dan menceritakan kejadian ini pada orang lain. Tapi yang terjadi sungguh diluar dugaan kami berdua, mereka bahkan ikut nimbrung sehingga kami menjadi berempat.
“Dik main gituan kok kakak nggak di ajak sich kan kakak juga mau, sudah seminggu ini suami kakak nggak ngajak gituan”, ucap Mbak Fitri.
“Ini juga baru mulai kak!” sahutku.
“Mas aku boleh nyoba seks sama Mas?” tanya Asih.
“Boleh”.
Aku dan Kak Wina selanjutnya menyuruh mereka berdua melepas seluruh pakaiannya.
“Ck.. ck…ck……ck……”, guman ku.
Sekarang aku dikerubung 3 bidadari cantik sungguh beruntung aku ini.
Mbak Fitri tubuhnya masih sangat kencang payudaranya putih agak besar kira-kira 36 B vaginanya indah sekali. Sedangkan Asih tubuhnya agak kecil tapi mulus, dadanya sudah sebesar buah apel ukuranya 34 A vaginanya kelihatan sempit baru ditumbuhi bulu yang belum begitu lebat. Pertama yang kuserang adalah Mbak Fitri karena sudah lama aku membayangkan bersetubuh dengannya aku menciumi dengan rakus pentilnya kuhisap dalam-dalam agar air susunya keluar, setelah keluar kuminum sepuasnya rupanya Mbak Wina dan Asih juga kepingin merasakan air susu itu sehingga kami bertiga berebut untuk mendapatkan air susu tersebut, sambil tangan kami berempat saling remas, pegang dan memasukam ke dalam vagina satu sama lain.
Setelah puas dengan permainan itu, aku meminta agar mereka berbaring baris sehingga kini ada 6 gunung kembar yang montok berada di depanku. Aku mulai mengulum susu mereka satu per satu bergantian sampai 6, aku semakin beringas saat kusuruh mereka menungging semua, dari belakang aku menjilati vagina satu persatu rasanya bagai makan biscuit Oreo di jilat terus lidahku kumasukkan ke dalam vagina mereka.
Giliran mereka mengulum penisku bergantian.
“Hoh…. hoooooooooo…… hhhhhhhhhh…… ehmmmmmmmmm”, desah mereka bertiga.
Aku yang dari tadi belum orgasme semakin buas memepermainkan payudara dan vagina mereka, posisi kami sekarang sudah tak beraturan. Saling peluk cium jilat dan sebagainya pokok nya yang bikin puas, hingga mereka memberi isyarat bahwa akan sampai puncak.
“Dik aku mau keluar”
“Mas aku juga”
“Aku hampir sampai”, kata mereka bergantian.
“Jangan di buang percuma, biar aku minum!”, pintaku
“Boleh”, kata Mbak Fitri.
Aku mulai memasang posisi kutempelkan mulutku ke vagina mereka satu persatu lalu kuhisap dalam-dalam sampai tak tersisa, segarnya bukan main.
“Srep.., srep”.
Heran, itulah yang ada di benakku, aku belum pernah nge-sex sama mereka kok udah pada keluar, memang mungkin aku yang terlalu kuat.
Karena sudah tidak sabar aku mulai memasukkan penisku de dalam vagina Mbak Wina kugenjot naik turun pinggulku agar nikmat, sekitar 5 menit kemudian aku gantian ke Kak Fitri, biarpun sudah beranak 2 tapi vaginanya masih sempit seperti perawan saja.
“Dik enak……. Uh…… oh…..terussssssss!”, desahnya.
“Emang kok Kak…….. hhhhhhh ehmm…..”
“Mas giliranku kapan..?”, rupanya Asih juga sudah tak tahan.
“Tunggu sebentar sayang.“
Sekitar 10 menit aku main sama kak Fitri sekarang giliran Asih, dengan pelan aku masukkin penisku, tapi yang masuk hanya kepalanya. Mungkin ia masih perawan, baru pada tusukan yang ke 15 seluruh penisku bisa masuk ke liang vaginanya.
“Mas....... sakit..... mas...... oght........ hhohhhhhh.......”, jerit kecil Asih.
“Nggak apa-apa nanti juga enak, Sih!”, ucapku memberi semangat agar ia senang.
“Benar Mas sekarang nikmat sekali... oh.. ought..”
Rupanya bila kutinggal ngeseks dengan Asih, kak Fitri dan Kak Wina tak ketinggalan mereka saling kulum, jilat dan saling memasukkan jari ke vaginanya masing-masing. Posisiku di bawah Asih, di atas ia memutar-mutar pinggulnya memompa naik turun sehingga buah dadanya yang masih kecil terlihat bergoyang lucu, tanganku juga tidak tinggal diam kuremas-remas putingnya dan kusedot, kugigit sampai merah.
Karena sudah berlangsung sangat lama maka aku ingin segera mencapai puncak, dalam posisi masih seperti semula Asih berjongkok di atas penisku, kusuruh Mbak Fitri naik keatas perutku sambil membungkuk agar aku bisa menetek, eh..., bener juga lama-lama air susunya keluar lagi, kuminum manis sekali sampai terasa mual. Mbak Wina yang belum dapat posisi segera kusuruh jongkok di atas mulutku sehingga vaginanya tepat di depan mulutku, dan kumainkan klitorisnya.
Ia mendesah seperti kepedasan.
“Ah......... huah........ hm.......!”
Tanganku yang satunya kumasukkan ke vagina Mbak Fitri, kontolku digarap Asih, mulutku disumpal kemaluan Mbak Wina, lengkap sudah.
Kami bermain gaya itu sekitar 30 menit sampai akhirnya aku mencapai puncak kenikmatan.
“Ought......... hmmmmmm...... cret... crot.....”
“Enak Mas.......!” desah Asih.
Spermaku ku semprotkan kedalam vagina Asih dan keluarlah cipratan spermaku bercampur darah menandakan bahwa ia masih perawan. Kami berempat sekarang telah mencapai puncak hampir bersamaan, lelah dan letih yang kami rasakan.
Sebelum kami berpakaian kembali sisa-sisa sperma di penisku di jilati sampai habis oleh mereka bertiga. Setelah kejadian itu kami selalu mengulanginya lagi bila ada kesempatan baik berdua bertiga maupun berempat.
Rabu, 01 Mei 2013
aku lingkarkan kedua tanganku di perutnya dan dengan perlahan
mendekapkan punggungnya pada dadaku, pantatnya yang sangat sintal
terdekap sangat rapat ke bagian bawah tubuhku, dan dengan perlahan aku
mulai menciumi belakang leher Ibuku dan dengan sedikit menjilat kulitnya
dengan lidahku. Secara perlahan aku mulai membelai halus payudaranya.
Penisku mulai menegang dan berdiri dengan tegak dan keras menekan erat
kearah pantat Ibuku dari dalam celanaku. Lau secara perlahan pula
kuturunkan salah satu tangan ku dan mulai meraba perutnya, semakin
kebawah dan jari2 ku mulai menelusuri bulu2 halus yang berada diatas
garis vaginanya yang terawatt dengan sangat rapih. Akhirnya Ibu ku
membalikan badanya kearahku dan menggapai belakang kepalaku dean
mrangkul leherku dengan posisi berhadapan kami akhirnya bibir kami
bertemu, dia merapatkan dan agak menekan kan pinggulnya keapada
pinggulku sehingga penisku yang tegang ini terhimpit oleh tekanan
tubuhnya, dan bibir kami pun berpautan bergumul menikmati aroma birahi,
dan lidah kami pun juga ikut bergumul berbalasan menikmati laju nafsu
yang sednag terjadi diatara aku dan Ibu Kandungku. Kutarik dan kudekap
tubuhnya semakin erat kepada tubuhku. Payuda Ibuku terasa sangat lembut
menmpel di dadaku yang masih terlapisi oleh bajuku. Aku mulai merasakan
tangan Ibu-ku mulai bergerilya menelusuri penisku dari luar celanaku,
tangannya meraba penisku serta meraih buah zakarku secara lembut dan
sangat menggairahkan, bibir kami tetap berpautan satu sama lain, lidah
kami seperti terkunci di dalam permainan gairah yang sangat panas.
Kurasakan jemeri ibuku mencari retseleting celanaku dan mulai
membukanya, lalu aku dapat merasakan tangannya sudah menggenggam batang
penisku yang semkin keras dan berdiri dengan tegaknya dan perlahan mulai
mengocok penisku aku bisa merasakan buah zakarku kadang dicengkramnya
dengan jemarinya sambil dia mencakar harlus lalu dia mulai mengocok
kembali panisku. Aku merasakan sebuah kenikmatan yang sangat indah,
sebuah nafsu birahi yang telah membakar emosiku membawaku terbang ke
surge kenikmatan seks. Akhirnya aku tidak bisa lagi menahan kocokan Ibu
ku, lengannya terlalu hebat dan berpenglaman dalam menghadapi Penis
remaja yang sedang ranum2nya, dikocoknya semkin kuat dan cepat aku tidak
bisa bertahan lagi, aku akan mengeluarkan cairan kenikmatan ini.
C : “Aaaakkhhh...oowww,,,ssshhhh....Mmmaammmm...Ya, ampun...TUhaann...aku keluar...aakhhhhhhh”. Aku menarik bibirku dari pergumulan ciuman kami, sambil berkata demikian.
Aku sudah tidak kuat untuk menahan orgasme ku, akhirnya kusemprotkan air maniku semua kusemprotkan cairan spermaku yang sangat puti pekat dan kental ke baju Ibuku yang berwarna merah muda berbahan satin itu, sewaktu kusemprotkan spermaku Ibuku malah mengocok penisku makin cepat dan cepat...dan penisku mulai terasa ngilu..tetapi aku menikmatinya, setelah tetes terakhir dari spermu keluar, ibuku mulai memeperlambat kocokannya terhadap penisku.
C : “Oohh...Mam...aku sayang bgt sama Mama”.
M : “Mama juga sayang sm kamu Cody”. Serunya secara berbisik, sambil menuntunku ke kamar mandi.
M : “Ayo..lepas semua pakaianmu sayang, Mama...akan membersihkan Tubuhmu!! Ternyata kamu telah belajar dari buku yang Mama kasih ke kamu dankamu sangat memahaminya....tadi pas Mama suruh kamu merayu Mama, kamu lakukan hal itu dengan benar...dan hot bgt lhooo....,sempurna banget, sayang. Tadi itu baru pelajaran praktek yang pertama lhoooo...sayang....hahahaha”. Ibu ku sedikit berpidato kepadaku sambil berjongkok didepan penisku tertawa seiring tangannya yang sangat halus membersihkan Penisku.
Kuangkat tubuh Ibuku dan kudekatkan wajanya kepada wajahku dan kami berciuman. sensai yang sangat menggairahkan dan menggetarkan dada adalah saat2 ini berdua bersama Ibu Kandung ku sendiri di dalam kamar mandi, Ibuku secara perlahan melepas pakaiannya satu persatu, dan hatiku makin berdebar melihat situasi itu, baru kali ini kulihat tubuh wanita yang tanpa cacat cela sangat mulus sintal dan membuat nafsu lelaki manapun tergoda, kami sudah dalam keadaan telanjang dan hasrat birahiku selama ini telah menuju puncak dari kenikmatan sorgawi yang akan tertumpah kepadaku.
M : “Melihat ukuran dan bentuk penismu yang sebesar ini, sepertinya qta masih ada urusan yang belum terselesaikan deh....ya...Mmmmm.....kayanya kamu, harus tidur ditempat tidurku deh malam ini...sayang...hehe”. Dalam situasi seperti ini Ibu ku masih saja bisa mengeluarkan canda tawanya.
Kami berjalan bergandengan menuju kamar tidur Ibuku, sesampainya disana...dia langsung membuka bedcover dan melipatnya, lalu dia menyalakan lampu kecil dan mematikan lampu utama yang menerangi kamar tidurnya dan mulai terasa hawa nafsu kemabali menyrang birahi ku atas keremang remangan kamar tidurnya.
M : “Apalagi sayang...yang sdh kamu peljari dari buku itu..?”
C : “aku akan memberikan kejutan buat Mama, tentang pemahamanku dari buku itu...”.
M : “Okelah..klo begitu”. Sambil menjawab pertanyaanku, kami berdua beranjak naik ke tempat tidur.
Ibuku tidur terlentang pasrah menyerahkan sepenuhnya dirnya tubuhnya kepada diriku, aku kangkangi dia tubuhnya berada diatara kedua kakiku dimana tubuh ku berada diatasnya dan bibirku mulai menciumi lehernya sambil memberikan sedikit jilatan2 penuh nafsu..sampai jilatanku naik sebatas dagunya, dan mulai dengan perlahan lahan tanganku dengan jemariku memijat mijat halus putting susu Ibuku....dan kuturunkan jilatanku denagn hanya melewati putting susunya...aku mulai mendengar rintihan2 halus dan suara desahan kenikmatan yang keluar dari mulut ibuku, lalu jilatan dan cumbuan itu kulanjutkan kerah perut ibuku, dan dengan perlahan seiring dengan jilatan lidahku di perutnya kucumpu juga pusarnya..dan tidak lupa sedikit kujilat pusarnya dengan lidahku....dan rintihannya pun terdengar semakin parau, serta berbisik kepadaku bahwa dia sangat menikmati nya. Secara perlahan kumasukan satu jariku kedalam vaginanya yang sudah sangat basah, dengan tetap lidahku bergerilya di perut dan disekitar pusarnya, dimana kubaca dari buku tersebut wanita juga mempunyai titik rangsang pada bagian itu jika diberikan rasangan yang tepat makam wanita akan mendapatkan suatu oragasme surgawi yang sensainya sangat indah, dan aku terus mencoba agar ibuku bisa mencapai oragasme tersebut, sambil memasukan jariku kedalam vaginya diringi dengan eksplorsiku di dalam celah kenikmatan yang tetap sempit dan terawatt itu. Ibuku sedikit mengangkat pinggulnya agar agak menekan jariku supaya cepat masuk semakin dalam ke vaginanya, dan ketika kurasan jariku mulai menyeruak masuk, maka megalirlah cairan kenikmatan dari liang sanggama, liang surgawi impian para lelaki itu...begitu bening lengket dan agak pekat, dan Ibuku makin meracau keenakan dalam menikmati oragasme awalnya.
M : “Oooohhh...codyyy...sayaaaanggkuwwww....Ooh Tuhan...!!! Sayang aku keluar nniihhhhhsssshhhh aakkkhhhhhh....”
Oragasme awal yang dia rasakan membuat tubuhnya agak sedikit mengejang menahan kenikmatan yang kuberikan. Melihat situasi ini, aku langsung beranjak dan mendekatkan mulutku pada vaginanya dan mulai menghisap semua cairan kewanitaan yang dia keluarkan dengan derasnya yang mengalir dari dalam vaginnya membasahi klitroisnya, sambil ku hisap sambil kujilatkan lidahku mengelilingi klitrorisnya yang sudah membengkak seperti kacang, kuhisap vaginanya sambil terkadang kulihat kearah wajah dan tubuhnya, tubuh cantik yang tergolek pasrah menggeliat nikmat di atas tempat tidur tanganya mengacak acak seprai dan mencakan kasur, melihat keadaannya seperti itu malah membuatku semakin bernafsu untuk mengerjai Ibuku, kuhisap lebih kuat lagi vaginanya lidaku kutusuk kedalam vaginanya beserta jariku yang tetap keluar masuk di vaginanya, kuanaik turunkan lidahku di klitorisnya, paha Ibuku makin terbuka dengan lebar dan sangat memudahkan diriku untuk menggapai perbatasan antara liang vaginannya dengan lubang anusnya, kujilat semakin kebawah sampai sedikit terkena lubang anusnya...yang merekah kembang kempis seperti bunga mawar, Ibuku semakin tersika dengan kenikmatan surgawi yang kuberikan. Dia benar2 berada dalam oragsme.
M : “Ooh sayang...udah...plis...stop stop...Mama gak tahan lagi....oragasme ini gak berenti2 tau....plis sayang..plis....” Mendengar Ibu-ku mengemis seperti itu, aku melepas kan hisapanku dan bergerak pindah dan berbaring disebelahnya.
M : “Aahhh...itu tadi enak bgt lho sayang..., tapi Mama mau supaya kamu juga menyetubuhi Mama..., Mama juga tau koq klo kamu sebenernya udah pengen banget dari dulu kan..untuk menyetubuhi Mama mu ini..??” Dia berbisik mesra kepadaku.
M : “Dan Mama juga sebenernya sadar bahwa selama ini Mama sudah menjadi penggoda, yang memang sangat sering menggoda Anak kandungnya sendiri....Hahahaha...”Ibuku, mengakui perbuatannya selama ini sambil tertawa.
C : “Mam..seingat aku pernah sewaktu malam aku juga pernah bermimpi tentang malam ini, kejadian yang sekarang kita saat ini lakukan bersama”.
M : “Ayo...donk sayang...masukan dan benamkan penismu sedalam dalamnya kedalam vagina Mama...Oohhhh...setubuhilah..Ibu kandungmu yang sangat kamu sayangi ini...jujur ya sebenearnya Mama sangat ingin bersetubuh denganmu sudah sejak lama...Mama sanagt ingin merasakan penismu...sayang...!!!” Dia berkata jujur sekali lagi, dalam keadaan terlentang dan membuka pahanya lebar2.
Mendengar perkataannya aku mulai bergerak dan merangkak untuk bertindak sesuai permohonannya kepadaku, aku merangkak dianata sepasang paha yang terdapat sebuah liang kenikmatan surge yang sudah sangat basah dan sangat lembab...dan aku berbaring ditas tubuh Ibuku dan aku langusng menyambar bibir dan lidah kami saling bersambutan dan berpautan satu sama lain, dan aku dapat merasakan jemari Ibuku yang mulai meraih batang penisku yang keras menegang untuk memnuntun memasuki liang persangamaan sebuah liang yang dapat memberikan kenikmatan birahi yang sempurna, pelahan kepala penisku mulai menyentuh bibir Vaginanya, terasa sanagt basah dan licin pada bibir vaginanya, burung yang selama ini pergi diluar rumah akhirnya masuk kedalam sarangnya sendiri, kepala penisku mulai menyeruak masuk kedalam Vagina ibuku dan kubantu dengan tekanan sekali dorong oleh pinggulku, secara perlahan penisku masuk semakin dalam kedalam Vagina Ibu ku.
Benar2 kami nikmati malam yang manis semanis mengecap madu yang menetes, kami lakukan lagi danl lagi pada malam itu secara perlahan tidak terburu buru. Penetrasi yang kulakukan terhadap Ibuku sangatlah lembut penuh dengan kasih sayang yang di bumbui oleh hawa nafsu dosa sebuah hal yang sangat tabu...tapi terasa sangat indah dan cantik, dilumuri dengan kenikmatan sensasi persetubuhan sedarah yang menciptakan sensasi yang sulit diungkapkan oleh kata2, penisku secara plean dan perlahan keluar masuk di Vagina Ibuku sendiri, terasa sangat hangat lemabab dan basah, merasakan sepenuhnya kasih sayang seroang Ibu kandung kepada anak kandung nya seorang remaja pria, seperti benar2 merasakan bahwa diriku berada di dalam dirinya.
M : “...Ooohhh sayang....rasanya enakkkk baget...ssshhh...., dan kamu jangan lupa..qta harus menjaga rahasia ini, persetubuhan sedarah ini..hanya diantara qta saja...!!”
C : “Ya mmmaaam....aku tau”. Balas ku.
Ibuku mulai mengikuti irama grakan pinggulku dengan membuat penetrasi keatas dan aku ke bawah, dia mulai mengangkat pinggulnya dan menaikan tempo penetrasinya kepadaku. Pahanya mulai terbuka dengan lebar dan dia mengangkat kakinya tinggi2 dan kakinya mengelilingi merangkul pinggangku dan menguncinya...sebagai topangan seakan akan dia tidak mau aku mencabut penisku dari vaginanya.
M : “oh sayang....ssseperttinya....Mama sebentar lagi nih...sshhhhggrrrrr....”.
Aku hanya diam dan sedikit juga mempercepat tempo gerakanku, kutatap wajahnya yang cantik dan manis, kutatap dalam kearah matanya begitupula ibuku..menatap tajam dalam kedalam mataku. Aku bisa melihat cinta yang tertuang sepenuhnya dari dalam jiwanya hanya untuku seorang. Dengan tempo yang kupercepat dan hentakan yang kadang ku lakukan ke Vaginanya, sambil kugesekan klitorisnya dengan batang penisku sesekali, lengan Ibuku merangkul dan mengunci di leherku Ibuku agak sedikit terangkat dari tempat tidur, dan aku menahan punggunya dengan lenganku...kami tidak mau terlepas satu sama lain, aku katakan kepada Ibuku bahwa aku juga sudah mau keluar, sambil kusarankan kepada ibuku agar qta bisa meraih puncak kenikmatan ini secara bersamaan.
M : “Ooohh sayang....aku mulaiiii nih...aaaakhhhhh...” Dia mulai berbisik mendesah, menahan nikmatnya orgasme yang sudah mulai merongrongnya.
C : “Aaaaku...juga nih Mmmammm...” balasku.
Dan akhirnya kenikmatan surga yang selama ini kami impi-impikan terwujud...suatu sensasi kenikmatan hubungan sedarah yang rasanya berbeda dengan yang lain....terasa nikmat karena dibalut oleh dosa nafsu birahi.
M : “Oooohhh Tuhhaannnn...Aaakkkhhhh..yesss.....fuck meeee Codyyy...., aku keluar sayanggg.....yeahhhhhh...ssshhhhh”.
Ibuku akhirnya melepaskan cairan kewanitaannya dan berteriak sangat puas menikmati orgasme yang tiada tara nikmatnya, kurasakan Vaginanya seperti mengejang tubuhnya mengejang seperti terkena setruman ribuan volt, dan Pinggunya terangkat 10 derajat dari tempat tidur...samapai benar aku bisa merasakan akhir dari vaginanya yaitu didinding rahimnya....dan pada saat itu pula akhirnya aku juga merasakan suatu kenikmatan dari sebuah keintiman yang aku khayalkan selamaini, air maniku, sperma ku yang sangat pekat putih tersembur kedalam Vaginanya, kedalam rahim Ibu Kandungku sendiri yang mengandung diriku dulu..dan spermaku keluar lagi bersamaan dengan cairan kewanitaan Ibu melalui celah antara bibir vagina dan batang peniskumengalir terus ke belahan pantat Ibuku membasahi buah zakarku dan lubang anus ibuku .
C : “Ya Tuhan, Mam...aku meniduri,menyetubuhi Ibu Kandung ku sendiri”. Aku menyadari akan dosa yang telah ku perbuat, yang telah kami perbuat...tapi dosa itu terasa sangat indah dan sangt nikmat.
Kami telah bersetubuh, dalam sebuah gairah yang penuh dengan sensasai kenikmatan yang abadi, sebuah, percintaan sedarah. Setelah kukatakan hal yang membuatku merasa bersalah itu, ibuku menarik turun kepalaku mendekatkan wajanya kepada wajahku dan kami saling bercumbu lidah kami berpautan satu sama lain ciuman kepuasan yang sagat buas...liur kami mengalir keleher dan muka kami..akibat cumbuan2 buas yang kami lakukan. Aku tetap membenamkan dalam2 penisku di dalam Vagina ibuku, begitu pula ibuku yang belum melepaskan kucian kakinya di pinggangku.
M : “Cody..aku sayang bgt sama kamu sayang....Mama sayang banget sm kamu..”. Bisikan dari perkataannya itu..terdengar sangat mendesah ditelingaku, juga terdenga nafasnya yang masih memburu dan detak jantungnya yang cepat, sisa2 dari kepuasan permainan terlarang yang baru saja selesai kami lakukan.
C : “Aku juga sayang sama kamu Glenda..., aku sayang sama Mama, aku ingin seperti ini terus sama Mama...selamanya!!”. Kukatakan dengan mempererat pelukanku terhadapnya.
M : “Pasti sayang, gak aka nada yang pisahin qta..” dia meyakinkan diriku, sambil sekali lagi mengecup bibirku.
Setelah percakapan pacsa bercinta dan persetubuhan itu, kami beruda tertidur sangat pulas karena puas atas kenikmatan yang telah terjadi dianatara kami. Kami tertidur bersama dengan berpelukan dan masih tetap terselimuti oleh nafsu dan gairah bercinta, persetubuhan sedara antara aku dan Ibu Kandungku.
C : “Aaaakkhhh...oowww,,,ssshhhh....Mmmaammmm...Ya, ampun...TUhaann...aku keluar...aakhhhhhhh”. Aku menarik bibirku dari pergumulan ciuman kami, sambil berkata demikian.
Aku sudah tidak kuat untuk menahan orgasme ku, akhirnya kusemprotkan air maniku semua kusemprotkan cairan spermaku yang sangat puti pekat dan kental ke baju Ibuku yang berwarna merah muda berbahan satin itu, sewaktu kusemprotkan spermaku Ibuku malah mengocok penisku makin cepat dan cepat...dan penisku mulai terasa ngilu..tetapi aku menikmatinya, setelah tetes terakhir dari spermu keluar, ibuku mulai memeperlambat kocokannya terhadap penisku.
C : “Oohh...Mam...aku sayang bgt sama Mama”.
M : “Mama juga sayang sm kamu Cody”. Serunya secara berbisik, sambil menuntunku ke kamar mandi.
M : “Ayo..lepas semua pakaianmu sayang, Mama...akan membersihkan Tubuhmu!! Ternyata kamu telah belajar dari buku yang Mama kasih ke kamu dankamu sangat memahaminya....tadi pas Mama suruh kamu merayu Mama, kamu lakukan hal itu dengan benar...dan hot bgt lhooo....,sempurna banget, sayang. Tadi itu baru pelajaran praktek yang pertama lhoooo...sayang....hahahaha”. Ibu ku sedikit berpidato kepadaku sambil berjongkok didepan penisku tertawa seiring tangannya yang sangat halus membersihkan Penisku.
Kuangkat tubuh Ibuku dan kudekatkan wajanya kepada wajahku dan kami berciuman. sensai yang sangat menggairahkan dan menggetarkan dada adalah saat2 ini berdua bersama Ibu Kandung ku sendiri di dalam kamar mandi, Ibuku secara perlahan melepas pakaiannya satu persatu, dan hatiku makin berdebar melihat situasi itu, baru kali ini kulihat tubuh wanita yang tanpa cacat cela sangat mulus sintal dan membuat nafsu lelaki manapun tergoda, kami sudah dalam keadaan telanjang dan hasrat birahiku selama ini telah menuju puncak dari kenikmatan sorgawi yang akan tertumpah kepadaku.
M : “Melihat ukuran dan bentuk penismu yang sebesar ini, sepertinya qta masih ada urusan yang belum terselesaikan deh....ya...Mmmmm.....kayanya kamu, harus tidur ditempat tidurku deh malam ini...sayang...hehe”. Dalam situasi seperti ini Ibu ku masih saja bisa mengeluarkan canda tawanya.
Kami berjalan bergandengan menuju kamar tidur Ibuku, sesampainya disana...dia langsung membuka bedcover dan melipatnya, lalu dia menyalakan lampu kecil dan mematikan lampu utama yang menerangi kamar tidurnya dan mulai terasa hawa nafsu kemabali menyrang birahi ku atas keremang remangan kamar tidurnya.
M : “Apalagi sayang...yang sdh kamu peljari dari buku itu..?”
C : “aku akan memberikan kejutan buat Mama, tentang pemahamanku dari buku itu...”.
M : “Okelah..klo begitu”. Sambil menjawab pertanyaanku, kami berdua beranjak naik ke tempat tidur.
Ibuku tidur terlentang pasrah menyerahkan sepenuhnya dirnya tubuhnya kepada diriku, aku kangkangi dia tubuhnya berada diatara kedua kakiku dimana tubuh ku berada diatasnya dan bibirku mulai menciumi lehernya sambil memberikan sedikit jilatan2 penuh nafsu..sampai jilatanku naik sebatas dagunya, dan mulai dengan perlahan lahan tanganku dengan jemariku memijat mijat halus putting susu Ibuku....dan kuturunkan jilatanku denagn hanya melewati putting susunya...aku mulai mendengar rintihan2 halus dan suara desahan kenikmatan yang keluar dari mulut ibuku, lalu jilatan dan cumbuan itu kulanjutkan kerah perut ibuku, dan dengan perlahan seiring dengan jilatan lidahku di perutnya kucumpu juga pusarnya..dan tidak lupa sedikit kujilat pusarnya dengan lidahku....dan rintihannya pun terdengar semakin parau, serta berbisik kepadaku bahwa dia sangat menikmati nya. Secara perlahan kumasukan satu jariku kedalam vaginanya yang sudah sangat basah, dengan tetap lidahku bergerilya di perut dan disekitar pusarnya, dimana kubaca dari buku tersebut wanita juga mempunyai titik rangsang pada bagian itu jika diberikan rasangan yang tepat makam wanita akan mendapatkan suatu oragasme surgawi yang sensainya sangat indah, dan aku terus mencoba agar ibuku bisa mencapai oragasme tersebut, sambil memasukan jariku kedalam vaginya diringi dengan eksplorsiku di dalam celah kenikmatan yang tetap sempit dan terawatt itu. Ibuku sedikit mengangkat pinggulnya agar agak menekan jariku supaya cepat masuk semakin dalam ke vaginanya, dan ketika kurasan jariku mulai menyeruak masuk, maka megalirlah cairan kenikmatan dari liang sanggama, liang surgawi impian para lelaki itu...begitu bening lengket dan agak pekat, dan Ibuku makin meracau keenakan dalam menikmati oragasme awalnya.
M : “Oooohhh...codyyy...sayaaaanggkuwwww....Ooh Tuhan...!!! Sayang aku keluar nniihhhhhsssshhhh aakkkhhhhhh....”
Oragasme awal yang dia rasakan membuat tubuhnya agak sedikit mengejang menahan kenikmatan yang kuberikan. Melihat situasi ini, aku langsung beranjak dan mendekatkan mulutku pada vaginanya dan mulai menghisap semua cairan kewanitaan yang dia keluarkan dengan derasnya yang mengalir dari dalam vaginnya membasahi klitroisnya, sambil ku hisap sambil kujilatkan lidahku mengelilingi klitrorisnya yang sudah membengkak seperti kacang, kuhisap vaginanya sambil terkadang kulihat kearah wajah dan tubuhnya, tubuh cantik yang tergolek pasrah menggeliat nikmat di atas tempat tidur tanganya mengacak acak seprai dan mencakan kasur, melihat keadaannya seperti itu malah membuatku semakin bernafsu untuk mengerjai Ibuku, kuhisap lebih kuat lagi vaginanya lidaku kutusuk kedalam vaginanya beserta jariku yang tetap keluar masuk di vaginanya, kuanaik turunkan lidahku di klitorisnya, paha Ibuku makin terbuka dengan lebar dan sangat memudahkan diriku untuk menggapai perbatasan antara liang vaginannya dengan lubang anusnya, kujilat semakin kebawah sampai sedikit terkena lubang anusnya...yang merekah kembang kempis seperti bunga mawar, Ibuku semakin tersika dengan kenikmatan surgawi yang kuberikan. Dia benar2 berada dalam oragsme.
M : “Ooh sayang...udah...plis...stop stop...Mama gak tahan lagi....oragasme ini gak berenti2 tau....plis sayang..plis....” Mendengar Ibu-ku mengemis seperti itu, aku melepas kan hisapanku dan bergerak pindah dan berbaring disebelahnya.
M : “Aahhh...itu tadi enak bgt lho sayang..., tapi Mama mau supaya kamu juga menyetubuhi Mama..., Mama juga tau koq klo kamu sebenernya udah pengen banget dari dulu kan..untuk menyetubuhi Mama mu ini..??” Dia berbisik mesra kepadaku.
M : “Dan Mama juga sebenernya sadar bahwa selama ini Mama sudah menjadi penggoda, yang memang sangat sering menggoda Anak kandungnya sendiri....Hahahaha...”Ibuku, mengakui perbuatannya selama ini sambil tertawa.
C : “Mam..seingat aku pernah sewaktu malam aku juga pernah bermimpi tentang malam ini, kejadian yang sekarang kita saat ini lakukan bersama”.
M : “Ayo...donk sayang...masukan dan benamkan penismu sedalam dalamnya kedalam vagina Mama...Oohhhh...setubuhilah..Ibu kandungmu yang sangat kamu sayangi ini...jujur ya sebenearnya Mama sangat ingin bersetubuh denganmu sudah sejak lama...Mama sanagt ingin merasakan penismu...sayang...!!!” Dia berkata jujur sekali lagi, dalam keadaan terlentang dan membuka pahanya lebar2.
Mendengar perkataannya aku mulai bergerak dan merangkak untuk bertindak sesuai permohonannya kepadaku, aku merangkak dianata sepasang paha yang terdapat sebuah liang kenikmatan surge yang sudah sangat basah dan sangat lembab...dan aku berbaring ditas tubuh Ibuku dan aku langusng menyambar bibir dan lidah kami saling bersambutan dan berpautan satu sama lain, dan aku dapat merasakan jemari Ibuku yang mulai meraih batang penisku yang keras menegang untuk memnuntun memasuki liang persangamaan sebuah liang yang dapat memberikan kenikmatan birahi yang sempurna, pelahan kepala penisku mulai menyentuh bibir Vaginanya, terasa sanagt basah dan licin pada bibir vaginanya, burung yang selama ini pergi diluar rumah akhirnya masuk kedalam sarangnya sendiri, kepala penisku mulai menyeruak masuk kedalam Vagina ibuku dan kubantu dengan tekanan sekali dorong oleh pinggulku, secara perlahan penisku masuk semakin dalam kedalam Vagina Ibu ku.
Benar2 kami nikmati malam yang manis semanis mengecap madu yang menetes, kami lakukan lagi danl lagi pada malam itu secara perlahan tidak terburu buru. Penetrasi yang kulakukan terhadap Ibuku sangatlah lembut penuh dengan kasih sayang yang di bumbui oleh hawa nafsu dosa sebuah hal yang sangat tabu...tapi terasa sangat indah dan cantik, dilumuri dengan kenikmatan sensasi persetubuhan sedarah yang menciptakan sensasi yang sulit diungkapkan oleh kata2, penisku secara plean dan perlahan keluar masuk di Vagina Ibuku sendiri, terasa sangat hangat lemabab dan basah, merasakan sepenuhnya kasih sayang seroang Ibu kandung kepada anak kandung nya seorang remaja pria, seperti benar2 merasakan bahwa diriku berada di dalam dirinya.
M : “...Ooohhh sayang....rasanya enakkkk baget...ssshhh...., dan kamu jangan lupa..qta harus menjaga rahasia ini, persetubuhan sedarah ini..hanya diantara qta saja...!!”
C : “Ya mmmaaam....aku tau”. Balas ku.
Ibuku mulai mengikuti irama grakan pinggulku dengan membuat penetrasi keatas dan aku ke bawah, dia mulai mengangkat pinggulnya dan menaikan tempo penetrasinya kepadaku. Pahanya mulai terbuka dengan lebar dan dia mengangkat kakinya tinggi2 dan kakinya mengelilingi merangkul pinggangku dan menguncinya...sebagai topangan seakan akan dia tidak mau aku mencabut penisku dari vaginanya.
M : “oh sayang....ssseperttinya....Mama sebentar lagi nih...sshhhhggrrrrr....”.
Aku hanya diam dan sedikit juga mempercepat tempo gerakanku, kutatap wajahnya yang cantik dan manis, kutatap dalam kearah matanya begitupula ibuku..menatap tajam dalam kedalam mataku. Aku bisa melihat cinta yang tertuang sepenuhnya dari dalam jiwanya hanya untuku seorang. Dengan tempo yang kupercepat dan hentakan yang kadang ku lakukan ke Vaginanya, sambil kugesekan klitorisnya dengan batang penisku sesekali, lengan Ibuku merangkul dan mengunci di leherku Ibuku agak sedikit terangkat dari tempat tidur, dan aku menahan punggunya dengan lenganku...kami tidak mau terlepas satu sama lain, aku katakan kepada Ibuku bahwa aku juga sudah mau keluar, sambil kusarankan kepada ibuku agar qta bisa meraih puncak kenikmatan ini secara bersamaan.
M : “Ooohh sayang....aku mulaiiii nih...aaaakhhhhh...” Dia mulai berbisik mendesah, menahan nikmatnya orgasme yang sudah mulai merongrongnya.
C : “Aaaaku...juga nih Mmmammm...” balasku.
Dan akhirnya kenikmatan surga yang selama ini kami impi-impikan terwujud...suatu sensasi kenikmatan hubungan sedarah yang rasanya berbeda dengan yang lain....terasa nikmat karena dibalut oleh dosa nafsu birahi.
M : “Oooohhh Tuhhaannnn...Aaakkkhhhh..yesss.....fuck meeee Codyyy...., aku keluar sayanggg.....yeahhhhhh...ssshhhhh”.
Ibuku akhirnya melepaskan cairan kewanitaannya dan berteriak sangat puas menikmati orgasme yang tiada tara nikmatnya, kurasakan Vaginanya seperti mengejang tubuhnya mengejang seperti terkena setruman ribuan volt, dan Pinggunya terangkat 10 derajat dari tempat tidur...samapai benar aku bisa merasakan akhir dari vaginanya yaitu didinding rahimnya....dan pada saat itu pula akhirnya aku juga merasakan suatu kenikmatan dari sebuah keintiman yang aku khayalkan selamaini, air maniku, sperma ku yang sangat pekat putih tersembur kedalam Vaginanya, kedalam rahim Ibu Kandungku sendiri yang mengandung diriku dulu..dan spermaku keluar lagi bersamaan dengan cairan kewanitaan Ibu melalui celah antara bibir vagina dan batang peniskumengalir terus ke belahan pantat Ibuku membasahi buah zakarku dan lubang anus ibuku .
C : “Ya Tuhan, Mam...aku meniduri,menyetubuhi Ibu Kandung ku sendiri”. Aku menyadari akan dosa yang telah ku perbuat, yang telah kami perbuat...tapi dosa itu terasa sangat indah dan sangt nikmat.
Kami telah bersetubuh, dalam sebuah gairah yang penuh dengan sensasai kenikmatan yang abadi, sebuah, percintaan sedarah. Setelah kukatakan hal yang membuatku merasa bersalah itu, ibuku menarik turun kepalaku mendekatkan wajanya kepada wajahku dan kami saling bercumbu lidah kami berpautan satu sama lain ciuman kepuasan yang sagat buas...liur kami mengalir keleher dan muka kami..akibat cumbuan2 buas yang kami lakukan. Aku tetap membenamkan dalam2 penisku di dalam Vagina ibuku, begitu pula ibuku yang belum melepaskan kucian kakinya di pinggangku.
M : “Cody..aku sayang bgt sama kamu sayang....Mama sayang banget sm kamu..”. Bisikan dari perkataannya itu..terdengar sangat mendesah ditelingaku, juga terdenga nafasnya yang masih memburu dan detak jantungnya yang cepat, sisa2 dari kepuasan permainan terlarang yang baru saja selesai kami lakukan.
C : “Aku juga sayang sama kamu Glenda..., aku sayang sama Mama, aku ingin seperti ini terus sama Mama...selamanya!!”. Kukatakan dengan mempererat pelukanku terhadapnya.
M : “Pasti sayang, gak aka nada yang pisahin qta..” dia meyakinkan diriku, sambil sekali lagi mengecup bibirku.
Setelah percakapan pacsa bercinta dan persetubuhan itu, kami beruda tertidur sangat pulas karena puas atas kenikmatan yang telah terjadi dianatara kami. Kami tertidur bersama dengan berpelukan dan masih tetap terselimuti oleh nafsu dan gairah bercinta, persetubuhan sedara antara aku dan Ibu Kandungku.
Langganan:
Postingan (Atom)
+ komentar + 1 komentar
Poskan Komentar